Hari ini sekolah kembali ricuh karena sebuah surat dari Lucifer datang. Ia menulis bahwa perang akan dimulai dan menyuruh mereka semua bersiap
Lucifer memberikan waktu kurang lebih sebulan, dan kini para guru sedang rapat di ruangan rapat yang biasa dipakai
Murid yang lain dibebaskan hari ini
Aleta dan kawan-kawan kini tengah berkumpul di taman sekolah. Mereka membicarakan soal surat itu. "Gimana nih?" Tanya Rachel
Semua tampak berfikir, mereka satu sama lain tengah memikirkan cara bagaimana kita semua berhasil melawan mereka
"Tenang, gue bakal ngejaga kalian dan ngebunuh tu iblis. Ya walaupun nyawa taruhannya." Ucap Aleta
"Ya gak gitu juga! Kita harus menang tanpa ada nyawa yang hilang." Ucap Keano yang diangguki semuanya
"Latihan sekarang aja kuy, daripada gak ngapa-ngapain lo pada." Usul Adena
"Gas."
Mereka semua memutuskan untuk latihan di belakang sekolah karena area yang tidak ramai dan cukup luas untuk latihan
Aleta dan kawan-kawan selalu latihan setiap ada waktu luang, terkadang mereka latihan tidak lengkap dan terkadang juga semua ada
Semua guru juga melatih giat murid-muridnya untuk siap perang nanti, begitupun semua guru
--
Hari ini sudah seminggu semenjak Lucifer mengirimkan surat
Saat ini Aleta sedang berada di belakang sekolah, ia memutuskan untuk istirahat sejenak sedangkan yang lainnya masih berlatih
Ia berfikir bagaimana cara mengalahkan Lucifer. "Milly bisa bantuin gak ya?" Gumam Aleta
Lalu ia mencoba untuk memanggil Milly. Ia mengusap cincinnya dan menyebut-nyebut nama Milly
Tak lama kemudian Milly datang dengan badan sedikit dibungkukkan. "Hormat hamba, My Lady."
Aleta segera bangkit dari duduknya. "Gue mau tanya, boleh?" Tanya Aleta
Milly tersenyum. "Apapun itu, Lady."
"Seminggu yang lalu, Lucifer memberikan sebuah surat menyatakan perang." Ucap Aleta membuat Milly sedikit terkejut tetapi dengan cepat ia menormalkan kembali
"Dia memberikan kita waktu sebulan. Dan gue lagi nyari cara buat ngalahin dia, lo tau?" Tanya Aleta, ia berharap Milly bisa membantunya untuk mengalahkan Lucifer
"Kau harus mencari guardianmu lagi." Ucap Milly, Aleta menatapnya bingung. "Masih ada? Berapa?" Tanya Aleta
"Satu lagi." Jawab Milly
"Tapi–" Ucapan Aleta terpotong karena ada suara yang memanggilnya
Aleta menoleh mendapatkan Fely yang sedang melipatkan tangannya di depan dada. "Siapa?" Tanyanya
Aleta menunjuk Milly dan diangguki Fely. "Waktu itu lo bilang apa, Mil?" Tanya Aleta
"Guardian, Lady." Ucapnya
Fely melototkan matanya mendengar kata Milly. "Serius?! Jenis apa?!" Tanya Fely antusias
"Phoenix." Ucap Aleta santai. "Gila! Phoenix kan hewan langka anjir!" Pekik Fely yang langsung dibekap oleh Aleta
"Berisik tau gak!" Kesal Aleta
"Hehe sorry. Eh btw gue Felysia Asyafa Gianina, lo bisa panggil gue Fely." Ucap Fely memperkenalkan diri. Milly membungkuk sopan
"Putri Gianina. Hormat hamba, Putri." Ucap Milly sopan
Fely mengkerut. "Tau darimana gue Putri dari Kerajaan Gianina?" Tanya Fely bingung
Aleta yang gemas dengan sahabatnya ini langsung menoyor jidatnya. "Nama keluarga lo kan tercantum di nama lengkap lo." Ucap Aleta
Sahabatnya ini memang terkadang suka begitu. Jadi, maklukin aja
--
Saat ini Aleta berada di taman Istana. Ia sedang berlatih sendiri karena mengingat teman-temannya berada di asrama sedangkan dia di Istana
Aleta berfikir. Harus mulai darimana dia?
Ah! Ada pot kosong! Aleta segera berjalan mengambilnya. Ia meletakan pot itu dibawah
Aleta berjalan untuk mengambil biji bunga matahari. Lalu ia menaruhnya di dalam tanah yang sudah dimasukkan pupuk
Aleta mengeluarkan element airnya dan menyiram pot itu. Lalu ia menumbuhkan biji bunganya dengan cepat menggunakan element tanamannya
Ia tersenyum lalu menaruhnya di dekat bunga-bunga lainnya
Tak lama Alfian datang dengan membawa dua buah gelas berisi air putih. "Aleta!" Panggilnya
Aleta menoleh, ia tersenyum kepada Kakak nya itu. "Kenapa?" Tanya Aleta
Alfian mengangkat gelas yang berada di tangan kanannya. Alfian sengaja membawa satu gelas lagi untuk adiknya, ia tahu bahwa sang adik sedang berlatih
Jadi, Alfian memutuskan untuk melihat dan membawakannya minuman. "Makasih." Ucap Aleta menerima gelas itu
"Latihan apa aja?" Tanya Alfian. Aleta menunjuk pot bunga yang tadi ia jadikan bahan latihan. "Element tanaman, baru itu doang." Ucap Aleta
Alfian membuat mulutnya menjadi seperti huruf 'o'
"Air belum?" Tanya Alfian yang digelengkan oleh Aleta. "Yaudah, belajar sama gue aja sini." Ajaknya
Aleta mengerutkan keningnya. "Gimana?" Tanya Aleta
Alfian menatapnya dengan tatapan mencurigakan. Ia mengangkat gelasnya dengan mengambil ancang-ancang untuk menyiram Aleta
Yang Alfian kira adiknya akan menahan air itu. Tapi tidak, air itu mengenai wajah sang adik dan bajunya
Aleta mengusap wajahnya dan melihat bajunya yang basah karena ulah Kakaknya. Sedangkan Alfian, ia sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur dari amukan adiknya
"KAK FIAN!!!" Teriak Aleta. Alfian dengan spontan langsung kabur meninggalkan Aleta yang basah kuyup
"Awas lo." Gumamnya menatap kepergian Alfian. Aleta berusaha mengeringkan bajunya, tapi tidak bisa
Tak lama Bunda nya datang. "Hey! Kok bisa seperti ini?" Tanya Rosalie
Aleta mengerucutkan bibirnya. "Kak Fian! Males aku sama dia Bunda! Masa aku disiram pake air!" Kesal Aleta
Rosalie menggelengkan kepalanya mendengar cerita Aleta. Memang jahil sekali anaknya. "Yaudah, yuk ke dalam. Ganti pakaian." Ajak Rosalie
KAMU SEDANG MEMBACA
The Invincible✔️
Aventura[jangan lupa untuk tetap vote walaupun cerita ini sudah tamat, terimakasih!🤗] Bagaimana jika seorang perempuan yang dikenal satu sekolah karena ke-tomboy-an nya sebenernya adalah seorang Putri dari Kerajaan ternama? --- ⚠️WARNING! SLOW UPDATE! ⚠️PU...