Suasana jalanan disore hari cukup ramai terlihat dari lantai 2 coffeeshop yang selalu dikunjungi dena untuk melepas penat di hari libur sekolah dan ditemani es kopi susu caramel kesukaannya dia selalu duduk ditempat favoritnya yang berada didekat jendela kaca transparan yang menghadap langsung kejalanan. Suasana ditempat itu sangat nyaman dan salah satu alasan dena menyukai tempat ini karena tidak terlalu ramai pengunjung dan dia dapat menulis dan berfikir dengan tenang . Dena kembali berkutik dengan laptopnya dan kembali melanjutkan tulisan dari penelitian yang telah dia lakukan.
Berkali-kali Dena merenggangkan badan yang sudah mulai lelah karena duduk untuk waktu yang lama dan sesekali dia berhenti sejenak menatap jalanan dan hari yang mulai gelap dan awan yang sedikit mendung lau Dena langsung bergegas membereskan barang-barangnya karena takut kehujanan saat berjalan menuju halte bus. Tiba-tiba ponselnya berdering dan Dena tidak mengetahui nomor tersebut. Dengan sedikit kebingungan lalu mengangkat telfon.
"Hallo?" Tanya Dena.
"Hai Dena" Terdengar suara lelaki yang menjawab.
"Siapa ya?" Balas Dena dengan nada kebingungan.
"Ini gue Rey, bisa liat kebawah ga?".
Tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Rey, Dena langsung melihat kearah bawah dari lantai 2 coffeeshop tempatnya duduk. Dengan wajah terkejut dan juga bingung ia melihat sosok lelaki yang menggunakan hoodie biru navy dan jeans hitam dan ternyata itu adalah Rey. Dena membatu saat mengetahui sejak tadi ternyata Rey sudah melihat kearahnya terlebih dahulu dan tersenyum tipis menatap wanita bermata coklat itu.
"Lo udah mau pulang atau masih lama?" Tanya Rey dari telfon yang masih tersambung.
"I-iiyyaa g-guee mau pulang" Jawab Dena dengan terbata-bata karena masih terkejut dengan apa yang terjadi barusan, Dena bergegas turun kebawah karena banyak sekali pertanyaan yang bergemuruh dikepalanya, tentang bagaimana Rey tahu bahwa dia berada dicoffeshop dan bagaimana dia bisa punya nomor Dena, seluruhnya menjadi pertanyaan yang sangat membingungkan buat Dena. Sebelum sempat bertanya kepada Rey, lelaki itu langsung berkata saat Dena menghampirinya.
"Gue dapet nomer lo dari Qila dan tau lo disini juga dari Qila dia bilang lo selalu kesini kalo lagi libur. Plis jangan marahin temen lo dia udah ingetin gue kalo lo pasti bakal marah tp gue tetep maksa" ungkap Rey.
"Emang ada apa sampe harus nyariin gue?" Tanya gadis itu dengan raut wajah yang masih kebingungan.
"Jujur gue udah lama kenal dan sering merhatiin lo disekolah, tapi gue bingung disekolah gue sama sekali ga punya kesempatan buat kenal atau bahkan nyapa lo. Saat lo nabrak guepun lo sama sekali ga natep mata gue bahkan langsung pergi gitu aja" Jawab Rey panjang lebar.
Dena tertegun beberapa saat dan menyadari banyak hal seperti yang terjadi dilapangan saat pulang sekolah, saat dia sedang dilaboratorium dan saat dia nabrak Rey. Seluruh ingatan tentang hal itu tiba-tiba datang sepintas diingatan Dena. Segalanya membuat Dena tersadar kalau memang Rey sudah lama memperhatikan Dena sebelumnya. Dan ia kebingungan untuk merespon apa yang telah dilontarkan Rey kepadanya barusan dan dena tetap diam dan membatu.
"iya gue juga paham emang semuanya terasa ga masuk akal buat lo, yaudah udah makin malem dan mendung. Biar gue aja yang anterin lo pulang" ungkap Rey untuk mencairkan suasana.
"Ga usah kak, gue bisa pulang naik bus aja" balas gadis itu.
Tiba-tiba gemericik hujan mulai turun membasahi setiap sudut kota hari itu, banyak kendaraan motor yang berhenti untuk berteduh dan begitupula Dena dan Rey yang berteduh dipinggiran teras coffeeshop. Sedangkan halte bus terdekat masih sedikit jauh jika Dena memaksakan untuk tetap pulang naik bus sudah pasti ia bakal basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Time with Right Person
Teen FictionDenarin Eilenn merupakan siswa yang cerdas, introvert dan kutu buku yang memiliki banyak impian yang telah ia idamkan dari dulu. Reyvindra Mahawira merupakan laki-laki populer dan juga senior Dena disekolah yang memiliki sifat berbanding terbalik d...