Chapter 1

63 12 2
                                    




Pada pukul 3 sore mentari seolah enggan untuk meredupkan sinarnya, halaman sekolah sedang ramai dengan berbagai kegiatan siswa SMA Pranadipa Jaya dijam pulang sekolah dan seperti biasa seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Beberapa siswa sibuk bergegas menuju parkiran dan beberapa yang lain sibuk menyiapkan diri untuk latihan esktrakulikulernya masing-masing karena memang ekstrakulikuler dilakukan pada hari kamis setelah jam pelajaran usai dan dihari weekend seperti hari sabtu pagi.

Disaat seperti itu Dena dan teman sebangkunya Qila berjalan menyusuri koridor kelas sambil menyeruput jus alpukat kesukaanya, mereka menuju ke halte yang berada di persimpangan sekolah. Tiba-tiba Qila menghentikan jalannya dan tertegun melihat ke arah lapangan tempat yang biasa dipakai untuk latihan oleh anak basket yang merupakan ekstrakulikuler paling banyak diidamkan diSMA tersebut yang memiliki seleksi yang begitu sulit.

"Liat apaansi?" tanya Dena dengan nada kebingungan.
"Eh gue yang salah liat apa gimana kalo kak Rey ngeliat kearah kita?" dengan mata membelalak serta raut wajah yang terkejut Qila bertanya kepada Dena.

"Kak Rey? siapa tu? " dengan kebingungan Dena bertanya kembali.

Reyvindra Mahawira merupakan siswa tingkat akhir dari kelas XII IPS 5 dan juga siswa terpopuler di SMA karena ketampanannya dan juga ia merupakan siswa berprestasi di bidang non-akademik. Namun, ia juga terkenal sering keluar masuk ruang BK karena kenakalannya.

Qila mengernyitkan dahi dan berkata "Dena sumpah ya lo makanya jangan kebanyakan baca buku dong, ituu kak Rey anak basket yang ganteng banget itu loh dena!!".

Dena menjawab "Ah tau ah bodo amat". Dengan raut wajah kesal dengan tingkah Qila, Dena berjalan lalu meninggalkannya yang masih tertegun melihat kearah lapangan.

"Dena woy tunggu gue!!!" ucap Qila sambil mengejar dena.

Dena merupakan salah satu siswa yang memiliki banyak prestasi dalam bidang karya ilmiah dan siswa yang memiliki nilai paling tinggi dikelasnya. Walaupun begitu Dena tidak dapat bersosialisasi dengan baik disekolah karena ia terlalu pendiam. Dena tak pernah tahu banyak tentang siswa lain disekolah termasuk kak Rey yang seluruh wanita penghuni SMA pasti mengenal dan mengaguminya.

Gadis dengan rambut panjang dan bermata cokelat ini hanya memiliki Qila sebagai teman dekatnya dan hanya menghafal nama-nama teman sekelasnya, ia memang terkenal cuek. Tak heran karena sikapnya yang dingin seperti itu jarang sekali ada lelaki yang mempunyai nyali untuk mendekati Dena.

Setelah turun dari bus, ia bergegas pulang untuk melanjutkan tulisan karya ilmiahnya yang masih tertunda karena Dena akan ikut serta dalam perlombaan Karya ilmiah tingkat provinsi. Saat sedang bersiap untuk mengikuti perlombaan, Dena tidak mengikuti pelajaran dikelas untuk sementara melainkan berada diruang laboratorium bersama dengan siswa lain yang mengikuti perlombaan yang sama. Saat sedang asik berkutat dengan laptopnya tiba-tiba ponsel Dena berbunyi dan muncul sebuah notifikasi dari instagram miliknya.

* Reyvindraa_ started following you *

***
Tepat pukul 7.00 bel berbunyi yang menandakan bahwa seluruh siswa harus sudah berada didalam kelas untuk melakukan kegiatan belajar seperti biasanya. Namun, seperti telah menjadi kegiatan rutin bagi Rey untuk terlambat datang kesekolah. Dengan aturan yang sudah ada bahwa setiap siswa yang terlambat akan mendapat hukuman membersihkan lapangan sekolah. Dengan raut wajah yang malas Rey harus berjalan menuju ke lapangan untuk membersihkannya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Rey bergegas keruang guru untuk mendapatkan surat izin masuk kelas dari guru piket. Tiba-tiba ada salah satu guru yang memanggil Rey yaitu Pak Dani yang merupakan wali kelas dari Rey.

"Rey kamu terlambat lagi?" sahut pak Dani dengan nada yang menyindir.

"Iya nih pak saya kesiangan hehehe" jawab Rey dengan raut wajah tersenyum tanpa merasa bersalah.

"Yasudah cepat masuk kelas sekarang, kalo kamu besok telat lagi hukuman kamu bakal 2kali lipat dari hari ini!".

"Iya baik pak" jawab Rey sambil bergegas pergi karena tidak ingin berlarut-larut mendengar kekesalan pak Dani kepadanya.

Sesaat ia terhenti dan melihat kearah laboratorium yang tak jauh dari kelas Rey belajar. Pria yang berpostur badan tinggi dan memiliki mata sendu itu tertegun melihat seorang gadis dengan rambut panjang yang dikuncir dan memiliki senyuman indah itu sedang berkutik dengan gelas kimia didepannya lalu gadis itu tiba-tiba menolehkan pandangannya. Rey sontak terkejut dan langsung memalingkan wajah dan pergi saat dia sadar bahwa Dena melihat kearahnya. Sejak saat itu Dena mulai bertanya-tanya dalam hati berbagai hal tentang Rey.

Bel istirahatpun berbunyi Qila langsung bergegas mencari Dena karena sejak pagi mereka dipisahkan oleh kesibukkan Dena untuk perlombaannya. Aqila Zahran memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Dena yang introvert Qila lebih ekspresif dan lebih banyak berbicara.

"Denaaa!! akhirnya ketemu juga, gara-gara lo sibuk gue harus duduk sendirian tadi hm" gumam Qila dengan kekesalannya.

"Hari ini terakhir kok gue dilab, besok kayaknya udah kelar" balas Dena.

"Yaudah yuklah kekantin" ucap Qila sambil menarik pergelangan tangan Dena.

Sambil berjalan menuju kekantin Dena dengan sedikit ragu dan malu mulai memberanikan diri menanyakan berbagai hal tentang Rey lalu memberitahukan Qila bahwa Rey mulai mengikuti instagram miliknya serta tentang apa yang terjadi tadi pagi dilaboratorium dan sudah pasti Qila sangat terkejut akan hal itu.

"Sumpah Dena gue iri banget, jangan-jangan kak Rey suka lagi sama lo!" ungkapnya dengan raut wajah serius.

"Ngelantur ga mungkinlah dia suka sama gue, udah ah gue gamau bahas dia lagi" jawab Dena sambil mempercepat langkah kaki dan berjalan menunduk menutupi wajahnya yang memulai memerah.

"Brakk!!!"

Tiba-tiba Dena menabrak seseorang dan langsung terjatuh tepat didepan pria dengan postur badan tegap dan potongan rambut undercut itu lelaki itu sontak langsung mengulurkan tanggannya untuk membantu Dena berdiri. Waktu seakan berhenti, Dena menatap pria itu dan tubuhnya seakan kaku untuk bergerak, seolah hatinya berhenti berdetak secara tiba-tiba, ternyata itu Rey.

"Sorry gue ga sengajaa.." ucap Rey.

Dena langsung tersadar tanpa menggapai tangan pria itu sambil menjawab "G-gga kak, s-ssalah gue kok yang ga liat jalan" balas dena yang mulai gugup dan langsung bergegas pergi tanpa menoleh kearah Rey disusul oleh qila dibelakangnya.

'BEGO BANGET SI DENAA YA AMPUN!!!!' gumam Dena dalam hati.

Right Time with Right PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang