15

219 27 3
                                    

"Sudah kau menelpon polisi?"

Yeji mengagguk.

"Maaf, seharusnya aku tidak menyetujui kesepakatan Hyunjin.."

"Tak apa, lagian kau sangat terdesak saat itu kan?"

Jeno mengagguk, "Terima kasih, dan maaf.."

Yeji tersenyum, "Seharusnya aku yang minta maaf atas nama kakak kembar ku, Lee Jeno.."

"Tidak apa, hm.. Lebih baik kita kembali bergegas ke sana!"

Yeji mengagguk.









"Apa?"

Ryujin tercengang.

"Ya, kau orang pertama yang sudah membuatku tidak bisa hidup dengan normal.. Dan aku sangat mencintai mu.."

"Kau bukan mencintai ku, tapi kau hanya obsesi dengan diriku!"

"Kalau aku obsesi dengan mu, pasti aku langsung membunuh orang-orang terdekat mu!"

Ryujin mematung.

"sudahlah, tangan ku gatal sekali ingin membunuh mu! Ada kata-kata terakhir yang ingin kau sampaikan?"

"A-aku—"

"Attt.." Hyunjin menempelkan jarinya pada bibir Ryujin.

"Lambat! Bersiap lah, untuk menemui ajal mu!"

"Kau gila Hyunjin! Psikopat!"

"YA, AKU MEMANG GILA DAN PSIKOPAT!"

Ryujin terisak lalu memejamkan matanya saat Hyunjin bersiap untuk membunuhnya.

"Selamat tinggal, sayang!"

Jlep



























"Ryujin!!"

































































































😗😗😗

Sticky NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang