6. kiss

14.7K 104 2
                                    

Oke sebelumnya gw mau minta maaf krena udah lama ngk nongol.

Ya maklumlah orang kan lebaran juga, yakan yakan?

So, come on lanjut ke chapter selanjutnya.

_happy reading!!

"Pak Je Lo mau bawa gw kemana?"

Sontak saja Je menghempas kasar tangan Carlota, menyenderkan bahu gadis itu di dinding aula sekolah.

Tatapan Je cukup tajam, membuat Carlota sedikit ragu untuk berucap.

"Apa yang saya bilang sama kamu hah? berhenti bersikap nakal Carlota, berhenti bersikap tak punya aturan, hidupmu berharganya, jangan seenaknya kau bermain-main!"

Terlihat Je yang sangat berbeda. pria yang dulu terkenal degan sikap santainya, kini berubah menjadi pria yang sedang murka.

"Ahhh, jadi Bapak peduli sama saya hah?" Carlota mendekati Je, mengalugi kedua tangannya di leher sang empu, seringainya terlihat begitu nakal.

"Apa Bapak menyukai saya? badan saya? atau bibir saya? ayolah Pak, jujur saja kenapa Bapak sok-sokan peduli pada kehidupan gadis nakal seperti saya?"

Je semakin kesal dengan tingkah gadis itu, apa-apaan? Je bahkan sudah dicap oleh orang-orang sebagai pria anti wanita, lalu kenapa dengan mudanya seorang Carlota bisa menyentuh Je?

"Carlota hentikan," seru Je memperingati .

Carlota tak peduli, sentuhannya semakin nakal, manja dan cukup menggoda.

Wajah Je mulai memerah, entah karena ia kesal atau apa. intinya Je ingin lebih dekat dengan Carlota, tapi tidak dengan cara tak bermoral seperti itu.

"Apa kau menyukai tubuhku yang seksi Pak Je?" Tangan Carlota mulai bermain, dari leher beralih ke dada bidang sang guru tampan.

"Carlota kubilang hentikan!" bentak Je, membuat Carlota tersentak.

Namun, itu hanya sejenak. Carlota kembali bersikap nakal dengan gurunya, ia mendekati wajahnya dengan wajah Je, hingga keduanya sudah sangat dekat.

Hembusan nafasnya mulai menyatu, sesekali Carlota dengan sengaja menghembus nakal nafasnya diwajah Je.

Mungkim hanya berkisar 1 centi lagi maka keduanya akan bersentuhan bibir, tapi itu tidak mungkin dibiarkan oleh Je.

"Apa yang kau lakukan hah?" Dengan kasar Je mencengkram lengan Carlota.

"Shit, ss-sakit Pak. lepaskan tanganku!"

Je mempererat cengkramannya, ia membuat Carlota meringgis kesakitan, bahkan matanya mulai memerah karena menahan rasa sakit.

"Pak Je lepaskan," bentak Carlota.

"Setelah ini, hentikan kenalakanmu."

Je melepaskan cengkramannya.

Terlihat bekas cengkraman dilengan gadis itu, dengan hati-hati ia mengelus-elus lengannya.

"Setelah apa? setelah Bapak mencengangkan tangan saya, begitu!"

Cuih! Carlota meludah, ia sengaja melakukan itu untuk meledek Je.

"Bukan setelah itu," gumam Je datar namun cukup mencekam bagi si pendengar.

"Lalu apa?"

"Apa hah?" Carlota melipat kedua tangan didepan dadanya.

Je diam. tentu saja bukan diam tampa makna, diamnya menyimpan beribu makna. terlihat raut wajahnya mulai berubah, si pria salju berubah menjadi si api unggun.

Apakah gerangan? Apa yang hendak dilakukan Je Arnata dengan tatapan dinginnya itu?

Je Arnata benar-benar sangat tampan, dengan tubuh atletis, bibir seksi ah Carlota benar-benar menginginkan pria itu. Entahlah, menginginkannya dalam rangka apa apa?

Je mulai melangkah, mendekati Carlota dan menatapnya tampa berpaling.

"A-apa yang ingin kau lakukan Pak Je?" Carlota berjalan mundur, ia jadi takut dengan sikap Je.

Sikap apa itu?
Ah, Carlota ingat. biasanya sikap dan raut wajah seperti itu terdapat pada orang yang akan mecium kekasihnya.

Apa Je akan mencium Carlota?
Ah lupakan saja, itu tidak akan mumgkin terjadi pada pria yang bahkan enggan disentuh tangannya oleh wanita.

"Pak Kau ingin mencengkaram lenganku lagi hah? Pak aku--"

What is the fuck?

Mata Carlota behasil melebar, jantungnya seolah berhenti berdetak untuk beberapa waktu, sesuatu yang kenyal mendarat di bibirnya.

Itu kecupan,ah bukan. itu adalah lumatan, lumatan yang cukup sempurna. Carlota bahkan tak pernah mendapatkan kenikmatan itu sebelumnya dari pria manapun.

Je memegangi pundak Carlota, mendorong pelan hingga punggung gadis itu menempel pada dinding.

Je memperdalam lumatannya, ah sayang sekali jika Carlota tak membalas lumatan nikmat itu.

Tapi Carlota, masih ragu.
Ia masih mempunyai sedikit rasa hormat terhadap gurunya itu, lalu bagaimana? apa Carlota hanya akan diam saja, dan membiarkan bibirnya dilumat seperti itu.

Oh shit, Carlota tak tahan lagi. Ia mulai beraksi, mengalungi kedua tangannya di leher Je, membalas lumatan itu dengan cukup manja.

Keduanya mulai masuk ketingkat yang lebih dalam, lumatannya semakin menyenangkan, membuat gairah Carlota keluar.

Carlota ingin lebih, ia benar-benar ingin lebih dari hanya sekedar ciuman bibir. Namun sayang, Je bahkan tidak menyentuh bagian lainnya, bahkan Je masih setia memegangi pundak Carlota tampa beralih ke bagian dada.

Je pria terhormat. Apa begitu sebutan yang pantas untuknya? lalu kenapa Je melakukan itu, mencium dan memberi lumatan yang nikmat pada seorang gadis cantik.

Perlahan Je mengakhiri lumatannya, melepaskan Carlota dan membiarkannya gadisnya menghirup udara segar, walapun ia tau Carlota masih ingin merasakan kenikmatan yang lebih, tetap saja itu tidak baik.

Untuk sejenak suasana menjadi hening, sampai Je membuka pembicaraan.

"Berjanjilah kalau setelah ini, kau tidak akan melakukan kenakalan lagi. Oke!"

Je mengacungkan jari kelingkingnya.

Carlota jadi tersipu malu, ia benar-benar merasa sangat canggung berhadapan dengan Je sekarang.

:Apa aku menyukai guruku sekarang? Apa aku mecintainya? Ah, apa yang terjadi padamu Carlota, kau sudah gila jika benar-benar menaruh harapan pada seorang Je Arnata:

"Hey ayolah!"

"Hah?"

"Jarimu," ujar Je lembut seraya mengaitkan jarinya dengan jari Carlota.

"Ah iya."

Omg, Carlota! Kok jadi salting gitu sih? Ngak seru lu mah, baru gitu aja udah klepek-klepek sama pesona si guru dingin, Halah...

"Sekarang kembalilah kekelas, belajar yang giat biar dapat nilai bagus ya!" Je mengacak-ngacak rambut Carlota, membuat gadis itu semakin malu-malu kucing.

"Aku menginginkanmu," batin Carlota mengagumi Je dalam diam.

.
.
.
.

Singkat yak?

Maklum aja, blom banyak pembaca jadi belum terlalu semangat buat next panjang.

So, jangan lupa tinggalkan komentar dan vote nya.










CarlotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang