2. Je Artana

40.7K 154 2
                                    

Kembali lagi sama gw si author amatir.

Gw udah bilang jangan baca kalo lo pada ngak kuat.

Dan kalopun kalian tetap baca, dosa tanggung sendiri yak.

*Happy reading*

Suasana sudah terlihat gelap, cahaya matahari telah berganti dengan cahaya gemilang dari lampu-lampu penerang kota Bandung.

Terlihat sosok gadis cantik sedang berjalan sendirian, dengan rambut tergerai dan pakaian super-duper ketat.

Kaos putih yang menempel ditubuhnya dengan rok lipit pink yang sangat pendek, hanya sampai paha saja. Ia berjalan seraya melenggak-lenggokan body goalsnya.

Gadis itu mulai memasuki arena Caffe Star, yang tak jauh dari rumahnya. Semua tatapan kaum adam mulai melirik tubuh indah itu dengan tatapan mesum.

Tok! Tok!

Degan soknya, Carlota mengetuk-ngetuk meja, ia bermaksud membuat seorang pria tampan yang sedari tadi sudah stand bye disana sadar akan kehadirannya.

Hidung mancung, bibir agak tipis, alis  tebal dengan bentuk yang sangat rapi. Body-nya juga lumayan seksi, sangat cocok menjadi seorang model pria.

Dan kulitnya, ah itu kulit khas orang-orang barat. sangat mempesona.

"Pak Je ngapain sih nyuruh-nyuruh saya kesini?" tanya Carlota dengan nada kesal.

Je Artana Surya. seorang guru bahasa Inggris yang cukup tampan, ia bahkan digilai oleh banyak kaum hawa. Dan bagaimana dengan siswi-siswi di ARTA? hampir semua tergila-gila akan karismatik Je.

Namun sikap Je yang sangat dingin membuat para siswi tak berani mendekatinya, mereka memilih menatap pesona Je dari jarak terdekat.

"Kamu belum menyelesaikan tugas yang saya berikan!" dan bagaimana bisa Je yang sangat dingin dan tertutup peduli pada gadis nakal seperti Carlota?

Carlota meyibak nakal rambutnya, ia menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Kenapa Bapak peduli?" pertanyan sederhana yang diucapkan dengan nada suara cukup sexy.

Je sadar kalau Carlota sedang menebar pesonanya, ia mendekati Carlota dan merapikan rambut gadis itu.

"Dan ada apa dengan pakaianmu ini? apa kau tidak punya pakaian lain hah?"

'najis banget, untung ni guru tampan. Kalau enggak udah gw tinggalin dari tadi mah, ngak jelas baget sok-sokan perhatian sama gw lagi'

"Apa yang kau pikirkan."

"Nothing," jawab Carlota mengendikkan bahunya.

"Jadi gimana sama tugasnya? besok semua harus mengumpulkan tugas itu." Pertanyaan dan pernyataan yang cukup menyebalkan untuk seorang Carlota.

'dih ngapain juga ni guru peduli sama gw, alasan karena tugas. Hah? Gw ngak sebodoh itu kali.'

"Akan saya kerjakan Pak, dan kalau Bapak hanya ingin menanyakan soal tugas, sebaiknya tidak usah menyuruh saya ke Caffe segala. disekolahkan juga bisa, saya permisi!"

Carlota memang gadis nakal, tapi ia juga punya sopan-santun terhadap orang yang dirasanya lebih tua.

Je memang masih sangat muda, umurnya sekitaran 28 tahun. tapi diumur segitu dia udah sukses,karena selain menjadi seorang guru ia juga memliki beberapa cabang rumah makan dan Caffe.

Maklum saja jika Je digilai oleh banyak kaum hawa.

"Hentikan aksi nakalmu," ucapan yang cukup pelan namun mampu didengar oleh telinga Carlota.

CarlotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang