Donghae pagi ini bangun sedikit kesiangan. Jika biasanya pukul 4 dia sudah bangun, tapi pagi ini dia bangun pukul 4.30.
"Aduuh aku telat bangun lagi aishh ceroboh kau Lee!" gerutunya yang langsung keluar dari kamar. Ia harus mengerjakan pekerjaannya cepat.
"Kenapa, kau terlambat bangun ya?" tanya ibunya saat Donghae akan pergi ke kamar mandi. Penampilan ibunya sudah tampak segar, sepertinya sudah bangun sejak tadi.
"Ah iya maaf eomma, Hae terlambat bangun. Eumm, eomma kenapa sudah bangun? Apa karena mimpi buruk?" tanya Donghae hati-hati takut salah bicara. Apalagi dia terlambat bangun pagi ini.
"Sudahlah ini juga masih pagi kok. Sekarang kau mau apa? Biar eomma yang akan menyiapkan untuk sarapan nanti" Ae Ri tidak menjawab pertanyaan putranya.
Donghae menatap sang ibu tidak percaya. Pernyataan ibunya tadi membuatnya sedikit merasakan euforia di hatinya. Ini sangat jarang terjadi dan mungkin baru pertama kali terjadi. Apa mungkin hati sang ibu sudah terbuka untuknya?
"Heii kenapa kau diam saja. Eomma paham kau bingung dengan sikap eomma, tapi tak usah dibahas sekarang ya. Nanti saja" ucap Ae Ri menepuk bahu Donghae dan menatap sang anak dengan senyum lembutnya. Senyum yang baru ia berikan kembali kepada sang anak setelah bertahun-tahun hanya memberinya tatapan dingin.
"Lebih baik sekarang kau mandi dulu, nanti bantu eomma masak ya" titahnya lembut.
"Baik eomma..."
Donghae menuruti perintah ibunya.
Ae Ri menatap kepergian sang anak yang hilang saat pintu kamar mandi itu di tutup. Mata sipit Ae Ri berkaca-kaca.
"Hae sayang, maafkan eomma yang baru menyadari semuanya sekarang. Eomma janji setelah ini eomma akan melindungimu"
Entah apa yang membuat sikap Ae Ri berubah. Hatinya kini telah terbuka untuk kembali menyayangi sang anak. Setelah beberapa waktu dia merasakan pergolakan batin antara mengikuti ego atau kata hatinya, akhirnya kini ia telah bisa mengikuti kata hatinya.
~
Mobil sport yang dikendarai oleh Kibum tengah membelah jalanan Seoul dengan kecepatan sedang.
"Ehh hyung... Bukannya itu temanmu ya?" tunjuk Woojin yang duduk di samping Kibum saat melihat siluet seseorang yang sedang berjalan.
"Ah iya itu seperti Donghae. Apa dia jalan kaki ke sekolahnya. Jin, boleh tidak kalau hyung ajak dia berangkat bersama?" tanya Kibum meminta persetujuan sang adik.
"Tentu saja lah hyung" jawab Woojin cepat.
Kibum membunyikan klakson sebelum ia menghentikan laju mobilnya persis di samping Donghae.
"Hae! Ayo berangkat bersamaku" ajak Kibum dari dalam mobilnya.
Donghae mematung sebentar ia tak menyangka jika pemilik mobil yang tadi tiba-tiba berhenti di sampingnya adalah Kibum, teman barunya.
"Ah tidak usah Bum, terima kasih" tolak Donghae halus.
"Ishh tidak ada penolakan. Ayo naik hyung" Woojin keluar dari mobilnya dan langsung menarik Donghae.
"Nahh gitu kau duduk disitu daripada berjalan kaki," ujar Woojin setelah berhasil mendudukan Donghae di bangku belakang.
"Ini akan merepotkanmu Bumie" ucap Donghae yang merasa tidak enak harus menumpang di mobil sahabatnya.