Cahaya bulan purnama bersinar tepat di atas rumah mewah milik keluarga Lee. Di halaman rumah itu ada seorang pemuda yang tengah duduk di atas kursi menemani menatap bulan yang bersinar begitu terang. Matanya terus menatap bulan itu namun pikirannya melayang.
Dia adalah Leeteuk yang baru saja pulang dari rumah sakit tempatnya bekerja, ia bahkan belum memasuki rumahnya sama sekali. Mengabaikan panggilan dari Hyukjae yang menyuruhnya masuk.
Krieeet...
Ia menolehkan kepalanya saat mendengar suara gerbang yang dibuka dengan menampilkan sosok seorang Lee Donghae yang baru pulang dan seragam sekolahnya masih melekat di badannya.
Leeteuk yang melihatnya sudah emosi, tapi seketika ia ingat kejadian beberapa saat lalu dimana ia seperti melihat sosok adiknya itu di rumah sakit bersama Shi Yoon.
"Dari mana saja kau jam segini baru pulang hahh? Bahkan baju seragammu masih melekat, mau jadi berandalan hahh?" tanya Leeteuk sarkastis. Percayalah, hati kecilnya sedang khawatir.
"Selamat malam Leeteuk~ssi maafkan aku, aku pulang terlambat" ucap Donghae seraya membungkukkan badannya sejenak.
"Jam sekolahmu itu pulang jam 4 sore tapi kau, ini sudah hampir jam 9 tapi kau baru pulang. Kemana saja kau hahh? Jujur!" gertak Leeteuk.
Ini semua karena Shi Yoon yang sehabis dari rumah sakit mengajaknya untuk makan terlebih dulu. Tadinya Shi Yoon akan menjelaskan sebab Donghae pulang malam kepada Leeteuk, tapi Donghae melarangnya. Berakhirlah dengan Shi Yoon yang pulang.
"Maaf aku punya tugas sangat banyak yang harus dikerjakan berkelompok. Maafkan aku" jawab Donghae dengan alasannya.
"Kau punya nomor teleponku 'kan? Kau bisa menghubungiku Lee Donghae. Jangan membuatku khawatir!"
Donghae mengangkat kepalanya memberanikan diri untuk menatap mata Leeteuk secara intens. Mata Leeteuk memang memancarkan kemarahan, tapi Donghae bisa melihat gurat kekhawatiran dari yang coba ia sembunyikan.
"Kau mengkhawatirkanku? Terima kasih Leeteuk~ssi" ucap Donghae setelah bertahan dalam kebungkaman yang memakan waktu.
Tiba-tiba air mata keluar dari pelupuk mata sendunya.
"Tapi maaf... Kurasa itu sudah terlambat" ucap Donghae tersenyum miris.
Leeteuk mematung mendengar kalimat yang diucapkan oleh adik yang telah dibencinya bertahun-tahun.
"Aku masuk duluan Leeteuk~ssi, selamat malam" ucap Donghae sebelum melangkah cepat masuk ke dalam rumahnya. Meninggalkan Leeteuk yang sedang berpikir keras memikirkan ucapannya tadi.
Saat sudah tiba di dalam rumahnya, Donghae sempat bertemu pandang dengan Hyukjae.
"Dari mana saja kau?" tanya Hyukjae begitu dingin.
"Bukan urusanmu" jawab Donghae tidak kalah dingin.
Hyukjae merasakan getaran berbeda di hatinya saat mendengar ucapan dingin dari kembarannya yang baru pertama kali ia dengar. Boleh diakui, hatinya merasa sakit.
Matanya tak lepas mengawasi sosok Donghae yang sudah hilang di balik pintu kamarnya.
...
Dini hari ini seorang Donghae belum tertidur sedetikpun. Pikirannya terus melayang memikirkan vonis penyakit yang baru saja di terimanya.
"Multiple sclerosis ini bukan penyakit ringan. Apa aku mampu bertahan? Bahkan sekarang mataku terasa sakit hanya untuk berkedip" lirihnya.