Hawa dingin terasa begitu menusuk kulit karena saat ini memang sedang berada di waktu musim dingin.
Namun, hawa dingin itu terkalahkan oleh aura dingin dari kedua saudara yang sedang berselisih.
Mereka adalah Kibum dan adiknya, Shawn. Perdebatan mereka terjadi karena Kibum yang mengatakan akan segera kembali Korea tapi Shawn tidak setuju. Katanya ia sudah terlanjur nyaman tinggal di London.
"Shawn, mengertilah kita harus kembali ke Korea. Kita tidak mungkin tinggal berdua saja di London ini. Kim ahjussi akan kembali ke Korea, kalau kita tetap disini bagaimana kehidupan kita" ujar Kibum.
Ya, selama ini mereka tinggal di London dihidupi oleh pamannya. Namun, mereka tidak tinggal bersama.
"Hyung, aku sudah nyaman disini. I will not get comfortable if I should comeback to Korea" sahut Shawn dengan nada sedikit tinggi.
"Woojin, kau lahir di Korea. Kau tumbuh hingga usia 10 tahun di Korea. Kita baru 5 tahun disini, biar bagaimana pun kita harus kembali ke Korea" tegas Kibum.
Shawn atau Woojin itu berlalu ke kamarnya. Ia terlalu malas untuk berdebat lebih lanjut.
...
"Saeng, kamu tunggu disini sebentar ya. Hyung mau ke toilet dulu. Kebelet" ujar seorang anak berusia 10 tahun pada anak 8 tahun yang tak lain adalah adiknya.
Mereka sedang berada di taman yang tak jauh dari rumahnya. Tiba-tiba sang kakak merasakan panggilan alam mendesaknya hingga terpaksa ia meninggalkan sang adik.
"Iya hyung, aku tunggu disini. Jangan lama-lama" jawab adiknya yang sibuk menjilati es krim vanila di tangannya.
5 menit kemudian ia kembali ke tempat dimana tadi adiknya sedang duduk. Tapi adiknya sudah tidak ada.
Ia langsung berteriak juga mengelilingi taman itu untuk mencari adiknya. Nihil, ia tidak berhasil menemukannya.
"Saeng... Kau kemana hikss.." ia menangis terduduk saat usahanya mencari sang adik itu nihil.
...
Donghae terbangun dari tidurnya saat mimpi indah namun menyakitkan itu kembali hadir dalam tidurnya. Ini masih dini hari, tapi jika ia sudah mimpi seperti itu ia tak akan bisa tidur lagi.
"Kau selalu datang ke alam mimpiku. Tapi kapan kau akan mendatangiku, menampilkan wujudmu di depanku?" gumamnya dengan ekspresi wajah sendu.
Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar kecilnya ini dan pandangan matanya terkunci saat melihat pigura foto yang ada di atas meja bagian pojok kamarnya.
Tanpa kata atau pergerakan, tiba-tiba saja kedua matanya meneteskan cairan berharga saat melihat sosok di balik foto itu tengah tersenyum begitu manis.
Sepertinya ada kerinduan di hatinya dan belum berujung pertemuan.
~
Akhir pekan telah tiba. Inilah hari yang ditunggu-tunggu oleh seorang Lee Donghae. Hari dimana dirinya akan mendapatkan uang dan berjalan-jalan dengan gitarnya itu.
Sebetulnya ia malu jika harus mengamen, tapi apa boleh buat toh dirinya juga membutuhkan uang dari hasil mengamen. Mengamen juga sama saja dengan kegiatan seni 'kan?
"Woaaah pengamen ini mau beraksi rupanya" terdengar ucapan sarkastis dari kakak sulungnya saat ia akan keluar rumah.
"Ngamennya cuma sebentar hyung yang lamanya itu keluyuran" ujar Hyukjae sinis.