Selamat membaca
Enjoyyy!!!***
Hari ini, saat Thalita ingin pergi ke kantin entah kenapa pandangan orang orang terutama perempuan disekolah memandangnya semakin sinis.
Dulu ia pernah ditatap seperti ini karena dirinya yang tiba tiba menjadi juara pararel disekolah. Semua mengira dirinya mencari perhatian guru untuk mendapatkan juara tersebut. Sedangkan sekarang, ia tidak tahu pasti kenapa dirinya ditatap seperti ini. Lagi. Atau mungkin karena kakak kelasnya, Kevin?
Mungkin iya, pikirnya. Thalita merasa bodoh sekarang. Bagaimana ia kadangkala merasa senang dengan kevin yang tiba tiba datang menghampiri dirinya. Harusnya perasaan senang itu tidak ada, karena ini membuat dirinya kembali ditatap seperti dahulu. Jujur ia takut.
"Jani, Gue gak jadi ke kantin deh." Jani yang mendengar itu langsung berhenti tiba tiba.
"Loh kenapa tha? Nanggung loh ini. Bentar lagi nyampe."
"Lo sendiri gak apa apa kan?"
"Yah, padahal gue udah seneng banget. Akhirnya bisa ke kantin bareng lagi." Thalita mendengar hembusan pelan Jani. Ia merasa akan hal itu, pasalnya ucapan yang di keluarkan Jani benar adanya.
"Yaudah, ayo gue ikut ke kantin. Jangan sedih lagi lah. Cemberut gitu, jelek." Kekehnya.
Thalita harus kuat jika ia mendengar semua suara yang dikatakan kakak kelas ataupun adik kelasnya. Dan ia harus sabar ditatap terus menerus seperti itu. Ini karena sahabatnya, Jani.
Saat memasuki area kantin yang sudah penuh, yang sebagian besar dipenuhi kaum hawa. Jantung Thalita berdetak lebih kencang. Dirinya benar benar takut oleh tatapan yang seperti itu. Namun, susah payah ia harus menutupi rasa takutnya.
"Itu Thalita yang katanya lagi deketin Kevin kan?"
"Ga cantik sih."
"Dih gak banget, gak cocok sama Kevin."
"Dekil gitu, kulitnya aja ga sebagus gue."
"Selain bisa caper ke guru, ternyata dia juga bisa ya caper ke kevin."
"Eh iya betul juga, ga nyangka gue maennya caper caperan."
"Jago banget capernya, makanya kevin mau. Ehhh atau jangan jangan dipelet?"
"Pake pelet ikan lele." sambung perempuan tadi. Lalu semuanya tertawa bersama.
Thalita yang duduk disebelah meja orang orang tadi dengan jelas mendengarnya. Jani yang secara tidak langsung telah memaksa sahabatnya ini ikut ke kantin merasa bersalah.
"Tha, kita balik lagi ke kelas aja yu" Ajak Jani. Thalita menggeleng.
"Kita tetep makan disini, gue gak apa apa. Lo mau pesen apa? Biar gue pesenin."
"Gue aja yang pesen, lo duduk disini." Thalita mengangguk.
"Mau pesen apa?"
"Kaya biasa." Setelah Thalita mengatakan itu. Jani pergi untuk memesan makanannya.
Setelah kepergian Jani, Thalita tidak berani menatap sekelilingnya. Takut takut, saat dirinya melihat kesekeliling ia malah bertemu dengan tatapan seram orang orang yang ada dikantin.
***Ditempat lain, ada Danu dan Gino yang sedang memesan makanan menatap miris Thalita. Mereka berdua tahu gosip yang dahulu pernah tersebar. Mengatakan bahwa adik kelasnya mendapat juara itu bukan karena nilainya yang bagus tapi caranya yang mencari perhatian terus menerus kepada guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend
Fiksi Penggemar"Ku akui bahwa dicintai memang menyenangkan. Tapi, tidak akan aku biarkan kamu mencintaiku sendirian." Thalita Anjaruni Yeay! Siapa yang mau tahu gimana kelanjutannya?! Pasti pada mau tau kannnnnn. Yukkk yukkk mampir ke akun aku, masukin daftar baca...