Part 8.

428 29 0
                                    

Typo bertebaran!
.
Happy reading!
.
No siders!!
.

Matahari pun kembali datang memancarkan sinarnya yang memiliki banyak manfaat.

Salah satunya membangunkan Gabby dari tidurnya karna pantulan sinar matahari yang menimpa kaca balkon kamarnya. Walaupun sudah di tutup gorden tetap saja silaunya membuatnya terbangun.

Gabby merasakan kehangatan dan kenyamanan untuk tidur kali ini.

Gabby mengerjapkan matanya untuk mengumpulkan semua kesadarannya.

Dirinya sadar. Ini bukan di kasur lantai. Ini di kasurnya. Dan lihat! Ini tangan siapa?!, Memeluk pinggang Gabby dengan erat, dan oh! Lihatlah dada bidang di depannya yang di lapisi kaos hitam polos.

Gabby sudah menguatkan iman untuk mendongak.

Dan ya, saat mendongak bertemu lah mata hazel Gabby dengan mata hitam yang masih tertutup itu.

Perlu kalian tau, ini sangat dekat. Deru nafas Elvan saja mengenai hidungnya.

Lihat lah Gabby. Pagi-pagi begini sudah di suguhi pemandangan yang sangat indah.

Alis tak terlalu tebal, kelopak mata tertutup yang dihiasi bulu mata yang tak terlalu panjang, hidung yang, oh sangat mancung dan hampir mengenai hidung Gabby dua centi lagi.

Jika dari dekat seperti ini, terlihat bulu-bulu halus menumbuhi bagian atas bibir Elvan tidak terlalu terlihat jika dari jauh, dan lihat, betapa menggodanya bibir tipis berwarna peach itu.

Kuatkan iman mu Gabby, begitulah hati Gabby terus berteriak

Gabby cepat-cepat menyudahi acara mengagumi keindahan di pagi hari itu.

Gabby segera melepaskan diri dari pelukan Elvan dengan pelan agar Elvan tak terganggu.

Setelah lepas, Gabby segera mematikan lampu-lampu kamarnya dan membereskan kasur lantai yang semalam di tidurnya.

Gabby menduga, dia diangkat Elvan saat dirinya sudah terlelap pulas.

Segera Gabby mandi dan setelah mandi, dirinya baru ingat. Kalau dirinya dianjurkan untuk tidak berangkat dulu.

Akhirnya dia menggunakan baju biasa untuk sehari-hari nya.

Melihat Elvan yang belum bangun, Gabby pun memutuskan membuka bukunya untuk membuat surat izin ketidak hadirannya.

Setelah selesai, Gabby langsung turun dan menghampiri mang Udin yang masih disana.

"Mang Udin!," Panggil Gabby.

Mang Udin menoleh dengan wajah terkejut.

"Aduh neng Gabby bikin mang Udin kaget aja," ucap mang Udin.

Gabby sedikit terkekeh lalu memberikan amplop berisi surat yang tadi di buatnya.

"Mang Udin tolong anterin ini kesekolah Gabby ya mang," pinta Gabby.

Mang Udin menerima amplop itu.

"Neng Gabby teh sakit?" Tanya mang Udin.

"Enggak kok mang, emang harus dirumah aja." Ucap Gabby yang sebenarnya bingung harus menjawab apa.

"Oh kitu, yaudah atuh, mang Udin mau nganter ini dulu kesekolah neng Gabby," ucap mang Udin.

"Oke mang, makasih ya mang," ucap Gabby.

"Sama-sama neng," ucap mang udin.

Gabby pun kembali masuk kerumahnya, namun dia memutuskan untuk memasak sarapan.

GAVAN [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang