Typo bertebaran!
.
Happy reading!
.
No siders!!
.
Dahi Elvan mengreyit saat melihat Gabby yang tengah berjalan bergerumun dengan teman-temannya. Padahal masih jam pelajaran. Mereka juga terlihat memasuki satu persatu kelas dan menggerumuni guru.Pengamatan Elvan terhenti saat suara tegas menginterupsi kegiatannya.
"Heh! Jangan melamun!," Sentak Pak Rit.
"Iya pak, maaf." Ucap Elvan datar lalu kembali melanjutkan hukumannya.
Sedikit lagi hukumannya selesai karna lapangan sudah terlihat bersih dari sampah dedaunan.
Beberapa menit berlalu, Elvan pun selesai mengerjakan hukumannya. Dia lalu berpamitan pada Pa Rit dan melangkah menuju kelasnya.
Bagaimanapun juga, Elvan adalah murid, dia meminta ilmu pada gurunya. Yang berfikiran Elvan dingin dan tidak memiliki sopan santun itu salah. Dia punya, namun itu untuk orang yang lebih tua darinya dan layak di sopan santuni menurut Elvan.
Saat hendak sampai di pintu tangga. Terlihat seorang lelaki duduk di ambang pintu, tengah mengusap keringatnya. Lalu mata mereka bersibobrok. Detik berikutnya lelaki itu segera bangun dan terdengar suara banyak langkah kaki yang berlari.
Elvan sedikit mengreyit, lelaki itu kenapa sebenarnya. Namun cepat cepat-cepat Elvan melupakan hal itu lalu kembali melangkah untuk ke kelasnya.
Langkahnya terhenti saat di lihatnya di ujung koridor terdapat banyak siswa yang sepertinya tengah berbaris memasuki kelasnya.
Elvan kembali berjalan saat pintu kelas itu sudah tertutup.
Sepanjang langkahnya, Elvan merasa di perhatikan. Memang benar. Elvan di perhatikan dari kaca jendela yang tingginya hanya sebatas bahu Elvan.
Penghuni kelas yang kelasnya di lewati Elvan semuanya menoleh dan memperhatikan Elvan hingga siluetnya hilang.
Tak lama, Elvan pun sampai di depan kelasnya. Terlihat saat ini tengah pelajaran Pak Jaya. Huft. Untung guru baik. Elvan tak perlu mengerjakan hukuman lagi.
Tok... Tok... Tok...
"Assalamualaikum," ucap Elvan sembari membuka pintu kelasnya.
"Waalaikumsalam," jawab penghuni kelas menatap ke arah pintu.
"Elvan?, Saya kira kamu gak masuk." Ucap pak Jaya di depan papan tulis.
"Maaf terlambat." Jawab Elvan lalu menyalimi tangan pak Jaya dan melangkah ke tempat duduknya.
Sebenarnya telinganya panas dengan bisikan-bisikan dari penghuni kelas XII IPA 1. Mereka membisiki tentang Elvan yang terlambat.
Elvan hanya duduk dengan tenang dan fokus menghadap ke depan. Sementara sahabat-sahabatnya yang duduk di sebelah dan depan Elvan mengreyit bingung.
***
Pelajaran Bu Dewi berakhir dua jam yang lalu. Itu artinya pelajaran Bu Diana juga sudah berakhir. Itu artinya juga. Bel istirahat sudah berbunyi bahkan baru saja.
"Temenin Gue nyamperin kak Elvan ya Nay?," Pinta Gabby sembari memasukan alat tulis ke dalam tas biru lautnya.
"Serius Lo mau nyamperin kak Elvan?," Tanya Naya.
"Iya." jawab Gabby pasti. Naya pun akhirnya menurut saja.
Setelah Bu Diana keluar dari kelas. Penghuni kelas pun sebagian besar ikut keluar untuk menuju tujuannya masing-masing. Beberapa anak pun ada yang di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVAN [HIAT]
Teen Fiction( S L O W U P ) *Tapi sekali Up lebih dari satu part yee, Gabbyra Putri Grady. Gadis yang kerap di sapa Gabby yang terlahir di keluarga Grady ini bersekolah di SMA CAKRAWALA. Sekilas Gabby memang siswi biasa, namun suara merdunya itu mendorongnya m...