Part 11.

347 23 0
                                    

Typo bertebaran!
.
Happy reading!
.
No siders!!
.


Lima hari telah berlalu. Gabby melewati harinya dengan Elvan selama lima hari.

Lima hari yang Gabby lewati kali ini sangat berwarna. Selama lima hari ini Gabby seperti seorang ibu yang merawat anaknya yang cerdas.

Dari hari ke hari, tingkah Elvan semakin menunjukkan kedewasaannya dan kemandiriannya.

Mulai dari memakai baju sendiri, membereskan mainannya sendiri, tidak marah saat Gabby repot memasak Elvan malah akan duduk dengan tenang di meja makan.

Semua itu tak luput dari pandangan dan pengamatan Gabby, senang karna Gabby merasa menjadi ibu sungguhan.

Hal-hal lucu dan menggemaskan pun sering terjadi. Contohnya saat bangun tidur Elvan malah menangis layaknya anak kecil.

Saat itu Gabby terkejut karna tangisan Elvan yang terdengar hingga dapur rumahnya, Gabby segera berlari ke kamarnya dan menemukan Elvan yang terduduk di kasurnya dengan wajah bantal dan mata yang terus mengeluarkan air mata.

Gabby langsung mendekat sementara Elvan langsung memeluk Gabby, saat tangisan Elvan sudah reda Gabby pun mulai menanyakan penyebab Elvan menangis.

"Biar mamah nyamperin Elvan terus peluk Elvan," jawaban Elvan membuat mata Gabby mendelik tak percaya.

Elvan mengatakan itu sembari mengucek- ngucek matanya yang berair.

Gabby yang melihat hal itu bibirnya berkedut menahan senyum. Elvan sangat menggemaskan.

Apalagi jika Naya datang berkunjung, keributan kecil sering terjadi karna Naya suka menjahili Elvan yang pintar dan berujung pada Naya yang di jahili Elvan.

Dan sekarang. Gabby tengah mengelus rambut Elvan halus sembari mengingat kegiatannya semenjak ada Elvan.

"Mamah," ucap Elvan mendongak.

"Iya?," Jawab Gabby menunduk.

"Selamat malam, Elvan sayang mamah Gabby," ucap Elvan dengan senyum manis.

Gabby sedikit terkejut mendengar Elvan mengucapkan hal itu. Tidak seperti malam biasanya yang langsung menubruk perut Gabby untuk tidur. Namun Gabby tak urung membalas senyuman Elvan juga.

"Selamat malam juga, mamah juga sayang sama Elvan anaknya mamah Gabby," ucap Gabby.

Elvan kembali menelusupkan wajahnya pada perut Gabby, Gabby juga kembali mengelus rambut Elvan.

Fikiran Gabby menuju pada perkataan Arion saat itu.

'Kalo dia keliatan mulai agak lebih bisa bertindak dewasa, dia berarti mau sembuh,'

Semua tingkah Elvan menunjukan Elvan yang mulai dewasa. Malam ini pun Elvan terlihat beda. Dia seperti seorang anak yang sangat menyayangi ibunya dan tidak ingin menyusahkan ibunya.

Jauh di dalam relung hati Gabby, dia takut kehilangan Elvan yang seperti anak-anak ini. Dia, sudah menyayangi Elvan dengan tulus.

Setitik ketakutan Gabby untuk jatuh cinta pada Elvan pun ada. Dia takut, entahlah tapi Gabby rasa dirinya tak pantas untuk Elvan.

Gabby tersenyum manis saat membayangkan kedepannya. Saat nanti Elvan sudah sembuh, dirinya pasti akan dekat dengan Elvan, Elvan pasti akan sangat berterimakasih padanya. Jadi ada harapan Gabby untuk dekat dengan Elvan.

Ah, Gabby sudah berfikiran terlalu jauh malam ini. Gabby juga sudah menaruh harapan pada yang tak pasti.

Gabby akhirnya memejamkan mata hazelnya. Dia memutuskan untuk tidur dengan Elvan, lagi.

GAVAN [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang