Typo bertebaran!
.
Happy reading!
.
No siders!!
.RIP Keberuntungan Gabby!.
Sedari Gabby lahir sepertinya keberuntungannya mati. Atau tidak ikut lahir dengan nya. Atau memang tidak punya?.
Entahlah.
Kali ini, kesialan kembali berkuasa pada Gabby. Pagi-pagi dirinya sampai di sekolah. Saking senang dan ramahnya Gabby.
Dia tersenyum sepanjang jalan menuju parkiran motornya. Senyumnya bahkan membuat matanya menyipit.
Dan dengan kecantikan Gabby yang paripurna di pagi hari ini, tiba-tiba kucing oyen melintas tepat di depan motornya sehingga membuat Gabby oleng dan tersungkur ke tanah.
"Dasar kocheng oyen!, Jatuh nih Gue!, Tolongin kek!," Pekik Gabby kesal pada kucing yang hanya diam menatapnya lalu pergi.
"Untung cantiknya Gue abadi, jadi gak melebur bareng tanah bekas Gue nyungsep," ucap Gabby sembari membersihkan kedua telapak tangannya yang sedikit kotor.
"Pede banget mbaknya," sebuah suara membuat Gabby menoleh terkejut.
Dia fikir hanya dia sendiri yang ada di parkiran ini. Sial, ternyata ada orang lain. Pasti dia melihat bagaimana dengan tidak anggunnya dia jatuh dan tersungkur.
"Diem Lo!," Ketus Gabby untuk menutupi rasa malunya.
"Sini Gue bantuin," ucap cowok itu.
Iya, dia cowok. Entah kelas kelas berapa, tapi Gabby menebaknya dia masih kelas X. Dilihat dari seragamnya yang masih bersih, tidak seperti Gabby yang sudah mulai luntur warnanya.
"Gausah." Ketus Gabby lagi.
Gabby bangkit sendiri dan membersihkan juga merapihkan bajunya. Dengan kekuatan wonder woman yang diwarisinya, Gabby menarik motornya agar kembali berdiri.
"Sombong banget mbaknya," ucap cowok itu yang ternyata masih berdiri di belakang Gabby.
"Bodoamat Gue lagi kesel. Mendingan Lo pergi sana." Usir Gabby yang memang sudah kesal.
"Kenalan dulu kali," ucap cowok itu lagi.
"Gak, kapan-kapan aja." Jawab Gabby lalu mendorong motornya untuk di parkirkan dengan benar.
"Kapan-kapan ya mbak!, Dadah mbak!!," Pekik cowok itu sembari berlari menjauh.
"Gila," gumam Gabby.
Lalu Gabby pun kembali melangkah untuk menuju ke kelas nya. Koridor ternyata sudah tidak terlalu sepi. Jadi Gabby kembali memasang wajah ramahnya.
Tiba di kelas, sudah ada beberapa murid yang tengah bergerumun di meja pojok depan. Gabby sedikit mengreyit.
"Ada apa?," Tanya Gabby sembari melangkah ke mejanya.
"Eh Gabby udah berangkat," sapa Dea si sekertaris kelas.
"Wih, Gabby udah berangkat, apa kabar Gab," sapa Vino.
"Hai Gab," sapa Hana si ketua kelas.
Semua sapaan Gabby jawab dengan senang. Lalu Gabby sedikit mengintip apa yang di kerumuni teman kelasnya itu.
"Itu apa sih?," Tanya Gabby.
"Tugas Fisika. Lks halaman 81-85," sahut Gibran si pintar wakil ketua kelas.
Gibran juga partner menurun Gabby, jika Gabby cukup pandai dalam pelajaran bahasa, maka Gibran juga pandai dalam pelajaran menghitung.
Jadi tak jarang mereka bekerjasama untuk mendapatkan nilai yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVAN [HIAT]
Teen Fiction( S L O W U P ) *Tapi sekali Up lebih dari satu part yee, Gabbyra Putri Grady. Gadis yang kerap di sapa Gabby yang terlahir di keluarga Grady ini bersekolah di SMA CAKRAWALA. Sekilas Gabby memang siswi biasa, namun suara merdunya itu mendorongnya m...