Untuk kesekian kalinya Jaemin kembali merasakan perasaan ini. Perasaan bersalah dan terluka setelah dia menyiksa Minju dengan sangat pedih tadi.
Jaemin sendiri tidak tahu mengapa bisa terus merasakan hal ini. Dia hanya tau, Minju itu pembawa sial. Pembawa sial yang sudah merebut perhatian Hyeonjoo dari ibunya, pembawa sial yang mengatakan mencintai nya namun menyakiti nya disaat bersamaan.
Tidak, Jaemin tidak dapat berhenti. Meskipun perasaan bersalah ini selalu menghiasi relung hatinya, meskipun dada nya selalu berdenyut sakit setiap kali melihat Minju terluka, dia tetap tidak dapat berhenti.
Setidaknya tidak, saat ayahnya masih belum dapat kembali pada ibunya.
****
"Gila sih emang si Jaemin. Pacar sendiri bisa-bisanya diginiin."
Minju tersenyum nanar. Iris kecoklatan nya menatap Yuri yang kini sedang membersihkan serta mengobati luka-luka nya selepas disiksa Jaemin tadi.
"Yah, mau gimana lagi Ri. Dia nerima gue jadi pacarnya aja gak tau kenapa."
Yuri menautkan alis. "Maksudnya? Kok gak tau kenapa?"
"Karena dia gak cinta sama gue. Gue bahkan curiga dia sebenernya nerima gue cuma buat bales dendam ke Om Hyeonjoo."
Yuri mengedikkan bahu. Dia menatap luka di leher Minju dengan serius, sembari memoleskan alkohol dengan hati-hati. "Kalo Lo gak kuat putusin aja, nju. Jangan nyiksa diri Lo sendiri cuma karena jadi budak cinta."
Minju terkekeh pelan. "Budak cinta? Ck-ck, jaman sekarang banyak banget ya julukan-julukan aneh."
"Gak aneh, Lo aja yang ketinggalan jaman."
"Hahaha. Gue tuh bukan cuma bucin, lebih parah kayaknya."
Yuri menaikkan satu alisnya. "Lebih parah? Maksudnya, kalo Lo disuruh bunuh diri sama Jaemin juga bisa gitu? Mau-mau aja tanpa mikirin diri Lo sendiri?"
Selanjutnya, Minju tidak menjawab pertanyaan Yuri. Dia bingung ingin mengatakan apa, iya atau tidak. Jika dia berkata Iya, maka Yuri pasti akan memberikan siramahan rohani yang tak ada ujung. Jika dia berkata tidak, maka dia akan menyesal pada dirinya sendiri.
Haahh, kapan sih Jaemin bisa cinta balik sama gue? Gara-gara Hyeonjoo sialan nih.
****
"Gue minta maaf,"
Minju terbengong. Tadi, Jaemin menelfon gadis itu untuk menemuinya di taman kota saat dia sedang asik berhalusinasi tentang nya. Namun, Minju tidak tahu jika halusinasi nya barusan akan terbawa sampai sini.
"Hah? Ngomong apa kamu barusan? Aku salah denger atau lagi halu ini?"
Jaemin menepuk dahi. "Enggak, anjir. Gue beneran minta maaf."
Minju menatap Jaemin tidak mengerti. Tetapi, setelahnya dia hanya mengedikkan bahu dan mengangguk. "Ya udah, gak papa."
Kemudian, tangan Minju terulur menyentuh milik Jaemin. Membawa lelaki itu mengelilingi taman kota dan tertawa bersama. Dan, yang keduanya tidak sadari, di malam ini akhirnya Jaemin mulai membuka hatinya sedikit demi sedikit. Mata lelaki itu pun akhirnya mulai memandang Minju berbeda, seakan-akan... hanya Minju satu-satunya gadis yang menarik di dunia ini.
Aneh, sebenarnya apa yang terjadi pada Jaemin?
****
Ku ingin mengumpati Jaemin rasanya💁
KAMU SEDANG MEMBACA
UGH! [Jaemin Minju] | ✓
Fanfiction"Berhenti, jaem. Kamu cinta sama aku." "Enggak, gue gak cinta sama Lo." "Iya, itu yang ada di mulut kamu. Tapi, yang ada di hati dan mata kamu beda. Aku tau, kamu begini cuma karena ayah bejat kamu itu, 'kan?" Dan setelahnya, Jaemin hanya mampu terd...