013

10.8K 940 15
                                    

Jangan lupa vote cerita 🍒

Happy Reading!!

🌹🌹

Author pov

*Brakk

Dorongan pintu terdengar keras dari luar. Soo Hee datang diikuti beberapa dayang yang mengikutinya. Ruangan yang semula damai tiba-tiba berubah ketika Soo Hee datang. Pemilik dari ruangan tersebut terlihat tidak suka dengan kedatangan Soo Hee yang begitu mendadak. Suasana minum teh harus berakhir.

"Ada apa Putri Soo Hee?" tanya seorang wanita berpakaian layaknya selir.

"Dimana pelayanmu?" ucap Soo Hee to the point.

"Ah, ada yang bisa kubantu?"

"Minggir, aku tak punya urusan denganmu"

Terlihat seorang pelayan menundukkan kepalanya dalam-dalam, tangannya bergetar, wajahnya memucat. Soo Hee tau, tanpa perlu dijelaskan, wanita cerdas ini mengetahui pelayan itu bernama Choi Sun. Soo Hee melangkah cepat, dengan segera menarik tangan pelayan Choi Sun.

"A-ampun, Yang Mulia. Apa salah hamba?" cicitnya, suaranya nyaris tak terdengar.

"Kau masih bertanya apa salahmu, hah!?" Soo Hee geram, mendorong tubuh kaku pelayan Choi hingga jatuh tersungkur. Tanpa memberi jeda waktu untuk bangun, Soo Hee kembali menyeret kerah pakaian belakang pelayan Choi keluar ruangan. Entah membawanya kemana.

"Hei!! Putri, mau apa dengan pelayanku?" teriak wanita yang tak lain adalah Selir Hui-bin. Dia sungguh tidak menduga kejadian di depan matanya begitu cepat. Sungguh ia tak tau, apa hanya pura-pura?

"Putri!! Ini sungguh penghinaan, akan aku adukan dengan Raja!!" timpalnya kembali. Terlambat, Soo Hee sama sekali tidak takut akan ancaman yang baginya tidak penting saat ini. Yang sekarang, dia akan meminta keadilan. Ya, keadilan yang tinggi.

"Coba saja, aku tidak takut" balas Soo Hee teriak, suaranya perlahan menjauh.

Hui-bin meremas kepalanya, ia sungguh takut. Ini bahaya, reputasi seorang selir Hui-bin akan merosot jatuh. Hui-bin menggertakkan giginya kesal, segera mengikuti langkah Soo Hee.

"Yang Mulia Raja, Putri Soo Hee aka-"

"Yang Mulia, aku minta maaf telah mengganggu waktumu" ucap Soo Hee sesampainya di ruangan milik Raja, memotong ucapan prajurit yang berjaga di pintu.

"Astaga, ada apa ini, Putri Soo Hee?" tanya Raja bingung, melihat Soo Hee datang dengan wajah marah dan tak lupa menyeret seorang pelayan.

Soo Hee melemparkan tubuh pelayan Choi di depan aula ruangan. Ruangan yang saat ini ramai diisi dengan beberapa menteri dan bangsawan lainnya terkejut dengan tindakan berani Soo Hee.

"Mengakulah!! Apa yang kau lakukan terhadap Kimmy"

"A-apa maksud, Putri? Hamba tak mengerti"

Soo Hee mengepalkan tangannya hendak meninju wanita di depannya, tapi ia urungkan, setidaknya etika seorang Putri harus ia jaga.

"Kau masih tidak mengaku, hah? Kau rela berbohong di depan Raja!?" ucap Soo Hee melotot tajam. Tanpa sadar aura dalam tubuhnya menguar, seisi ruangan menatap jeri. Takut dengan aura hitam milik Soo Hee. Pelayan Choi ketakutan, bibirnya perlahan terucap.

"H-hamba-"

"Tunggu, Yang Mulia" Itu bukan suara Soo Hee, melainkan Selir Hui-bin telah memotong ucapan Pelayan Choi yang hendak berbicara. Merangsek masuk.

"Selir Hui-bin?" Raut wajah Raja kembali bingung. Ia sungguh tak mengerti dengan para wanita di depannya.

"Yang Mulia, pelayanku tidak bersalah. Putri Soo Hee salah paham. Aku dan pelayanku tidak mungkin berbuat penganiayaan terhadap pelayan pribadi Putri Mahkota"

"Penganiayaan? Putri Soo Hee bahkan belum menjelaskan apa yang terjadi?" ucap Raja yang sukses membuat wajah Hui-bin memucat, Soo Hee tersenyum menang. Soo Hee tidak menyangka umpannya diambil oleh ikan begitu cepat. Begitulah perumpamaan Soo Hee.

"Benar yang dikatakan, Yang Mulia. Aku belum mengatakan satu kata pun. Selir Hui-bin lebih mengetahuinya. Ah, kau cerdas sekali" Soo Hee tersenyum menang. Senyum terukir indah di wajahnya.

"Jadi, Putri Soo Hee, menantuku. Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Begini, Yang Mulia. Tadi malam pelayanku hampir dicabuli oleh seorang pria asing di tempat penyimpanan makanan..... Dan sekarang kondisi Kimmy sudah mulai membaik, hanya sedikit meriang" jelas Soo Hee dengan nada bertenaga. Raja mendengar takzim.

Raja mengganguk, "Aku memberimu waktu untuk menjelaskan" ucap Raja menatap sekilas pelayan Choi.

"H-hhamba h-hanya di-disu-rruh oleh N-nnona Hu-ui-bin" jawabnya terbata-bata.

"Dia berbohong, Yang Mulia!! Dasar kau pelayan rendahan, beraninya menyebut namaku dihadapan Raja!" elak Hui-bin menatap Raja, kemudian menarik rambut pelayannya sendiri.

Soo Hee hanya tertawa dalam hati. Saat ini dia hanya berperan sebagai penonton. Nikmati saja.

"N-nona, jangan berbohong, kau sendiri yang menyuruh hamba untuk memukulnya dengan sepotong kayu"

Hui-bin kehilangan kata-katanya. Matanya melirik seisi ruangan, seperti meminta pertolongan, "Yang Mulia percayalah, malam itu tubuhku sakit dan karena cuaca memasuki musim dingin. Aku hanya berdiam diri di kamarku. Tidak berkeliaran di luar" Hui-bin menjatuhkan dirinya di hadapan Raja, tangannya memohon begitu juga dengan tatapannya.

"Lalu, mengapa kau tau tentang penganiayaan pelayan Putri Soo Hee? Sementara kau tidak mengaku melakukannya"

Hui-bin melirik pelayan Choi sinis, melotot tajam. Pelayan Choi yang ditatap hanya menunduk, tidak berani melihat. "K-karena...."

TBC

Jangan lupa vote, lop u 😘

LOH KOK!!! AKU JADI RATU!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang