017

10.2K 760 35
                                    

Jangan lupa vote yaaaa😚

Happy Reading!!

🌹🌹

"Nonaaa, aku akan ikut denganmu" ucap Kimmy memeluk erat lenganku. Saat ini kami sedang ada di ruangan pribadiku.

“Kau disini saja, jangan ikut” tolakku halus.

Hiks...Nonaaa, aku...hikss...tidak mau” Kimmy memohon padaku. Jujur aku ingin mengajak Kimmy, hanya saja tidak untuk perjalanan ini. Aku tetap menggeleng tegas.

"Kenapa Nona melarangku?" tanya Kimmy mengusap cairan yang keluar dari hidungnya. Aku tertawa renyah.

"Bukan begitu. Hanya saja perjalanan ini membutuhkan waktu selama beberapa hari"

"Tak apa, Nona. Aku pelayanmu, tugasku melindungimu" Aku menarik nafas panjang, terlihat berpikir. Akhirnya aku memutuskan membawa Kimmy dengan berat hati.

"Benar, Nona!? Jangan bohong ya"

"Ya udah aku berubah pikir...."

"Oke!! Aku akan menyiapkan keperluan kita. Sampai jumpa, Nona" Kimmy berlari-lari kecil keluar dari ruangan, senyum lebar terpancar di wajahnya.

Aku menghela nafas pelan, Kimmy sangat keras kepala. Dia pasti mengira ini hanya perjalanan biasa. Mencari itu bukan sesuatu yang mudah. Wanita licik itu sangat merepotkan, aneh sekali permintaannya. Dan, kenapa harus aku yang mencarinya? Ck, menyebalkan.

Flashback on

“Aku ingin tanaman lonceng, Ratu” pinta Selir Ahnjong

“Eh? Tanaman seperti apa itu?” tanya Ratu bingung. Putra Mahkota menggangguk setuju, “Benar, aku juga baru mendengarnya” timpalnya menambahi.

Selir Ahnjong menghela nafas kasar, “Ada, kalian saja yang tidak pernah belajar tentang tanaman sebelumnya”

“Jaga ucapanmu!” tegas Putra Mahkota tersinggung.

“Pangeran, jangan bentak aku” cicitnya takut, tak menyangka dengan bentakan Putra Mahkota.

Lonceng? Aku berpikir sejenak. Bunga berbentuk lonceng, kah? Sepertinya aku tau. Kurasa.

“Memangnya kau tau seperti apa bentuk lonceng?” tanyaku dengan ekspresi pura-pura bingung.

Selir Ahnjong terlihat bingung, ragu-ragu menjawab. “Emm, y-ya lonceng. Kau seorang Putri, masa tidak tau apa itu lonceng?” bentaknya tak sadar.

‘Bodoh’. Wajah sih orang-orang zaman dinasti belum mengetahui nama lonceng. Mereka hanya mengetahui bentuk.

Aku merotasikan bola mata malas. Entah darimana dia mengetahui nama lonceng, apalagi dia tau jenis tanaman langka tersebut. Aneh.

“Kau menyuruhku untuk mencarinya, maka dari itu aku harus tau seperti apa rupa dari tanaman lonceng” jelasku kesal.

“Yang dikatakan Putri Soo Hee benar, Nak. Berikan informasi yang jelas” ucap Ratu menengahi. Putra Mahkota menggangguk.

Perdebatan kami terus berlanjut, kami menjadi pusat perhatian beberapa orang-orang istana. Mungkin bagi mereka ini tontonan yang menyenangkan. Ketika Putri Soo Hee dan Selir Ahnjong saling berdebat satu sama saling. Mereka mengira kami berdua memperebutkan Putra Mahkota.

‘Lihat, mereka bertengkar

‘Kau benar, aku akan menonton perseturuan mereka. Pasti mengasikkan

‘Aku berharap ada adegan tarik-menarik. Haha’

‘Aku suka Putri Soo Hee, dia baik juga cantik’

Berkacalah, kawan. Aku jelas memilih Selir Ahnjong, dia bidadariku

Ular kau sukai, aneh’

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba muncul Moon Young menghentikan perdebatan kami.
“Lonceng? Apakah seperti benda raksasa disana itu?” ucap Moon Young sambil menunjuk sebuah lonceng besar di perbatasan gerbang kerajaan. Lonceng yang dimaksud Moon Young adalah lonceng yang dibunyikan ketika seorang tamu kerajaan datang berkunjung.

“Aha! Kau benar, Moon Young. Syukurlah, ada orang cerdas lainnya selain aku disini” ucapnya tersenyum senang. Dan apa katanya tadi? Orang cerdas? Yang benar saja. Ratu terlihat jengkel, mungkin ucapan Selir Ahnjong terlalu berlebihan.

“Terima kasih pujiannya, Selir Ahnjong” Moon Young kelihatan senang, tersenyum manis semanis kulitnya;v

Apakah Moon Young jatuh cinta?

“Nah, Putri, kau sudah mengetahui bagaimana bentuk dari lonceng. Bawakan aku itu” ucapnya menyuruhku. Aihh, menyebalkan.

“Kenapa harus aku?” tanyaku.

“Hanya ingin”. Demi dewa Neptunus, bunuh orang dosa nggak sih? Oke, abaikan pikiran liar ini.

“Baiklah, aku akan mempersiapkan perjalanan. Aku permisi, salam” ucapku hendak berjalan pergi dengan keadaan sebal. Tapi sebelum itu, Putra Mahkota menarik lenganku, membuatku terjeda saat akan pergi.

“Ada apa?”

“Aku akan ikut denganmu” tegas Putra Mahkota menatapku intens. Aku menjadi gugup, apa-apaan maksud dari tatapannya ini?

“Eh, apa? Tidak boleh, Yang Mulia. Aku hanya menyuruh Putri Soo Hee” larang Selir Ahnjong tak suka.

“Aku hanya akan ikut, bagaimana pun dia istriku” ucapnya pelan di akhir kalimat.

‘Istri?’ batinku, aku merasa malu. Semoga pipiku tidak memerah.

“Hei! Aku tidak mengizinkanmu pergi, Yang Mulia” tegasnya lagi. Tatapannya jelas tidak terima.

“Aku tak perlu izinmu” ucap Putra Mahkota dengan nada sebal, entah dia sadar atau tidak dengan perkataannya barusan. Selir Ahnjong melotot tajam kepadaku. Aku hanya tersenyum senang menatapnya. Mpuss.

‘Eh? Kok aku merasa senang ya? Astaga Soo Hee, kau menjadi gila’

“Ibunda, izinkan aku pergi menemani Putri Soo Hee” Putra Mahkota menunduk hormat di depan Ratu. Ratu tersenyum menatapku, kali ini dengan tatapan lembut.

“Aku mengizinkanmu. Jagalah istrimu baik-baik anakku”

“Tentu saja, Ibunda”

“Oh iya, buat apa tanaman lonceng itu?” tanya Ratu penasaran.

“B-buat campuran...teh, ya teh, Yang Mulia” ucap Selir Ahnjong terlihat ragu-ragu.

“Baiklah. Sekarang bubar. Soo Hee dan anakku persiapkan diri kalian untuk menempuh perjalanan kesana”

“Baik, Yang Mulia” ucapku bersamaan dengan Putra Mahkota.

Flashback off

Aku menyadarkan kepalaku setelah pusing memikirkan kejadian tadi, bersiap tidur. Tapi sebelum itu aku mendengar suara jendela kamarku diketuk. Maling kah? Pikirku.

Aku menenggakkan tubuhku, sedikit takut dengan suara ketukan yang sekarang terdengar lebih jelas. Dengan rasa penasaran aku berjalan pelan menuju jendela yang tak jauh dari ranjang tempatku tidur. Aku mendorong pelan jendela, seketika angin menyeruak masuk. Dingin menerpa kulitku.

“Apa yang kau lakukan?” desisku tak percaya.

“Lakukan sesuai jalan cerita, jangan mengubahnya” peringatan seseorang di depanku.

“Kau gila! Pergi dari sini” ucapku kesal setengah berbisik.

“Berjanjilah”

“Tidak mau”

“Jangan salahkan aku, jika aku sendiri yang akan melakukannya” ucapnya tajam dan segera pergi dari hadapanku.

‘Pria gila!!’

TBC

Jangan lupa vote. Inget!
Lop u😚

LOH KOK!!! AKU JADI RATU!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang