Vote guys, biar Cherry semangat 🔥
Happy Reading!!
🌹🌹
“Jadi kalian suami istri? Maafkan aku, Nak” Nyonya Min menatap kami dengn pandangan tak percaya. Aku tersenyum kaku. Lantas, sedari awal Nyonya Min mengganggap kami apa?
“Tak apa, Nyonya Min”
“Kau wanita yang baik, masih muda dan terkesan anggun. Wajar saja, karena kalian anggota kerajaan”
“Terima kasih pujiannya, Nyonya”
Wajah Nyonya Min mendadak ragu, bibirnya hendak berbicara sesuatu namun ia tahan. Aku menyentuh tangan Nyonya Min lembut. “Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, Nyonya?”
“Emm, tidak. Eh, mungkin iya. Begini nak, semalam aku tidak bisa tidur. Kenangan terburuk itu kembali menghantuiku. Aku hanya ingin bertanya, kau bangsawan tingkat apa nak?” Aku diam sejenak, berpikir sebelum memberikan respon terbaik. Kalau aku berbicara jujur, Nyonya Min langsung tau aku adalah Putri Mahkota karena bangsawan Han satu-satunya yang menjadi menantu anggota kerajaan. Tingkatannya di bawah Raja.
“Aku hanya anak bangsawan menengah, Nyonya. Kami berdua dijodohkan oleh orang tua kami” Aku tersenyum kepada Putra Mahkota, memberinya kode agar ikut dalam sandiwaraku.
Putra Mahkota menggangguk, senyum tipis terukir di wajahnya. “Kami hanya kalangan bangsawan biasa, Nyonya” ucap Putra Mahkota merendah diri. Tumben.
“Ternyata begitu. Kalau boleh jujur, kalian pasangan serasi, semoga hidup kalian selalu diberkati oleh para dewa”
‘Apa? Serasi? yang ada kami sering bertengkar hanya karena hal sepele’
“Terima kasih, Nyonya” ucap Putra Mahkota.
“Dan kalian berdua juga suami istri?” tanya Nyonya Min yang sukses membuat Kimmy dan Jin tersipu malu. Mereka mendadak bersikap kaku.
“Ekhem, bukan Nyonya. Kami hanya pengawal dan dayang majikan kami” Jin berdeham, mengusap telinganya yang memerah. Berbeda dengan Kimmy, tubuhnya mendadak kelu.
“Oh, astaga hahaha. Maaf membuat kalian canggung. Aku hanya bertanya”
“Tidak apa, Nyonya”
“Dimana Tuan Hwan?” tanyaku mencairkan suasana.
“Suamiku sedang mencari kayu bakar. Musim salju akan segera tiba” Aku menggangguk paham. Jujur saja, momen ini sangat aku tunggu. Dulu aku terlalu sibuk hanya untuk melihat salju yang berguguran. Hidupku benar-benar monoton. Tapi sekarang, keadaan berbeda, aku bisa leluasa melihat momen itu tiba.
“Nak, beruntunglah kalian disini. Karena kalau kalian ingin melihat turunnya salju, disinilah tempatnya. Suasananya terlihat sangat indah” ucap Nyonya Min senang. ‘Sepertinya seru’ batinku. Tapi aku tersadar, aku lupa tujuan perjalananku.
“Nyonya, apa nama daerah ini?” tanyaku. Nyonya Min menyebutkan nama daerah tempat tinggalnya. Aku melotot kaget. “Serius Nyonya?”
“Benar. Memangnya kenapa?”
Aku tak percaya, ternyata tujuan perjalanan kami sudah sampai. Kami persis berada di daerah tanaman langka itu.
“Kau tau tanaman lonceng, Nyonya?” tanyaku hati-hati. Nyonya Min menatap mataku tajam seperti menyelidiki sesuatu.
“Jarang sekali orang-orang mengenal tanaman itu. Siapa yang memberitahumu, Nak? Tanaman itu bukan untuk main-main. Banyak orang ingin mengambilnya, selain banyak khasiatnya tanaman itu juga bisa berubah menjadi racun mematikan. Tersiksa secara perlahan dan akhirnya kematian yang menjemput” jelas Nyonya Min serius. Aku meneguk salivaku, tanaman itu sangat berbahaya.
“Nak, aku tak tau siapa kau. Aku tak tau niatmu seperti apa. Tapi, aku percaya kau wanita yang baik. Kalian semua orang baik, berhati tulus. Ingatlah satu hal, gunakan untuk kebaikan. Tanaman itu bisa menjadi teman atau musuh tergantung dari pemiliknya”
“Sebenarnya Nyonya tujuan kami adalah mencari tanaman itu. Keluarga kami sakit keras dan seseorang menyarankan dengan mengobatinya dengan tanaman berbentuk lonceng” ucapku menjelaskan.
Nyonya Min menarik nafas panjang lalu menghembuskan dengan perlahan. “Seberapa parah sakitnya, Nak?”
“Tubuhnya dingin, detakan jantung yang lemah, batuk diserati darah” Aku mengingat dengan jelas keadaan Raja saat itu.
“Ithu bhurhuk!”
Aku hampir saja terlonjak kaget saat Tuan Hwan secara tiba-tiba muncul. Dia berkata dengan intonasi datar. Noda lumpur terlihat di pakaiannya.
“Maksudmu apa, suamiku?”
“Mhati. Dhia akhan mhati”
“Apa? Kau serius pak tua?” ucap Putra Mahkota menggangkat badannya menjadi tegap. Dia merasa shock, keadaan orang tuanya dalam bahaya. Tuan Hwan hanya mendengus kesal, dia tidak suka seseorang meragukannya.
“Itu benar, Nak. Suamiku tidak pernah bercanda dalam bicara”
“Maka dari itu nyonya kami sangat memerlukannya. Kami akan membayar tanaman itu berapapun” ucap Kimmy cemas. Aku menggangguk setuju.
Nyonya Min hendak berbicara kembali. Namun, Tuan Hwan langsung memotongnya. “Akhu thidhak akhan mhenjhualnyha. (Uhuk uhukk)” ucapnya dengan terbatuk-batuk. Terlebih tatapan tidak suka tertuju pada Putra Mahkota.
Tuan Hwan pergi ke dalam kamarnya, tak perlu waktu lama dia segera kembali ke ruangan tempat kami berkumpul. Tuan Hwan membawa sebuah kertas dan tinta, hendak menuliskan sesuatu.
Kami semua menunggu Tuan Hwan yang sibuk menuliskan kata-kata. Dia menyerahkan selembar kertas kepadaku. “Bhaca”
Aku mengambil kertas yang berisi tulisan Korea kuno. Kerutan tercetak di keningku. Astaga, tulisan apa ini?
“Ae mo i...eh?...”
‘Aku tidak bisa membacanya!!’
“Putri, apa isi tulisannya?” ucap Jin tak sabar. Aku tak menjawab, semua orang menunggu responku. Aku ragu-ragu menyerahkan selembar kertas itu kepada Jin.
“Eh? Putri kenapa kau memberikannya kepada hamba? Hamba tidak bisa membaca” ucap Jin heran.
“Oh, maafkan aku. Kimmy, kau saja yang baca”
“Maaf, Nona. Aku juga tidak bisa membacanya. Kami para dayang tidak diajarkan menulis dan membaca. Kami buta akan kata dan angka”
‘Aish, jin-jja?!?’
“Putri, kenapa tidak kau saja yang membacakan untuk kami semua?” ucap Putra Mahkota menatapku gemas.
“A-aku tidak bisa membacanya” ucapku tersenyum malu.
“Ehh!?!”
TBC
Yuhuuu, akhirnya selesai juga part ini. Lunas ya Cherry double updatenya. Jangan lupa vote😚
KAMU SEDANG MEMBACA
LOH KOK!!! AKU JADI RATU!!!
Fantasia🅽🅾 🅿🅻🅰🅶🅸🅰🆃 Yoon Ae-Ri seorang siswa berprestasi, selalu unggul dalam bidang akademik. Mendapatkan beasiswa setiap tahunnya. Malam itu, setelah pulang dari bimbel ia berlari menyusuri jalanan korea yang ramai. Kabar bahagia! Dia diterima di...