20

116 24 0
                                    



Youngmin memperhatikan salju yang turun dan berputar-putar di luar jendela. Salju turun lagi pagi ini.




Saat bangun tadi ia sempat memikirkan berbagai skenario untuk menjelaskan sikapnya tadi malam pada Donghyun.




Namun ketika sampai di dapur ia tidak melihat Donghyun, bahkan mobil patroli nya sudah tidak ada lagi dihalaman depan.





Youngmin merasa lega, setidaknya untuk saat ini ia tidak perlu menambah kebohongan baru pada Donghyun.






Ia sudah lelah berbohong dan menyembunyikan keadaan nya pada Donghyun.





Bagaimanapun Opsir Kim itu sudah sangat berbaik hati padanya, memberikan tempat tinggal sekaligus memberikannya pekerjaan.





Apalagi merawat Daehwi bukanlah pekerjaan yang sulit, Daehwi bayi yang sangat manis dan Youngmin menyayangi bayi mungil itu seperti anaknya sendiri.





Lihatlah saat ini ia berada di ruang tengah sedang bermain dengan Daehwi. Bayi mungil itu tampak sedang asik mengunyah roti bayi diatas pangkuan Youngmin.







"Youngmin-ah?"








Youngmin hampir tidak bisa menahan air matanya saat mendengar suara ibunya diseberang telepon.






Kejadian tadi malam membuatnya khawatir dengan keluarganya, terutama ia sangat merindukan sang ibu. Betapa dirinya ingin semua ini segera berakhir.







"Apa kau baik-baik saja disana?"







Youngmin hanya mengangguk, namun saat ia sadari ibunya tidak bisa melihatnya pun menjawab, "Aku sangat baik disini, Bu."








"Apa disana kau kesepian?"






Youngmin tersenyum saat ibunya bertanya hal demikian. Keberadaan Daehwi membuat Youngmin tidak pernah sekalipun merasa kesepian, apalagi ada Donghyun disini.






"Tidak.. aku tidak bisa menjelaskan bagaimana detailnya. Tapi disini aku bersama bayi mungil."






Ada jeda disana, bisa jadi sang ibu tengah menyimak apa barusan ia dengar.





"Siapa namanya?"





"Daehwi, Bu. Dia bayi yang manis." dari nada suaranya, sang ibu bisa menebak jika anak lelakinya benar-benar menyayangi bayi itu.




"Anakmu?" tanya ibu nya setengah bercanda, karna terdengar kekehan diseberang panggilan. Mendengar candaan dari ibunya mau tidak mau membuat Youngmin ikut tertawa.






"Aku pun berharap jika Daehwi anakku, Bu. Tapi tidak, aku hanya pengasuhnya."






"Kau merawat bayi?" tidak bisa dipungkiri ada keterkejutan dari suara sang ibu. Youngmin memaklumi itu. Ia yang keras kepala dan pembangkang merawat seorang bayi. Ditambah dengan sejarahnya yang pernah kabur dari rumah.






"Aku jadi ingin bertemu dengannya."






"Jika semua ini berakhir, aku akan mengajak Daehwi kesana." ucap Youngmin antusias.






"Namun sebelum itu kau harus minta ijin ibunya dulu. Jangan membawa kabur anak orang." canda ibunya.






Youngmin terdiam, ia melihat Daehwi masih asik mengunyah dengan pipi gembil yang naik turun. Mata bulatnya memperhatikan Youngmin yang sedang menelpon.





"hmm.. orang tuanya sudah tidak ada Bu."







"o-ohh... kalau begitu kau harus membawanya kesini. Atau ibu yang akan kesana. Aku jadi tidak sabar bertemu dengan Daehwi."





"Ya.. aku juga merindukan mu Bu." sahut Youngmin lirih.





"Ibu senang kau bahagia disana Nak. Ibu harap kita bisa berkumpul lagi...."





Tiba-tiba terdengar suara letusan diseberang telpon.




" . . . . . . . . . . . . . . "







"Bu..?"








Tidak ada jawaban.







Youngmin mendengar suara ponsel jatuh ke lantai. Jantungnya berpacu karna takut.






Apa itu suara tembakan?





"Bu? Ibu?" suaranya serak, ketakutannya melanda.






Youngmin ingin berteriak namun ia tak ingin mengagetkan Daehwi.





Ia hanya bisa menangis dalam diam saat sambungan teleponnya terputus.



.
.
.
.
_bersambung_

update lagi 🤗🤗

Run (Dongpaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang