14

902 81 20
                                    

Satu bulan kemudian...

Angin menerpa tubuh seorang pria yang sedang berlari pagi hari ini, keringat di dalam tubuhnya keluar sengaja ia biarkan bercucuran.

Beberapa minggu yang lalu ia dibebaskan, mencoba menjalani hidup seperti biasanya dengan masalah kemarin sebagai pelajaran.

Irene menyuruhnya untuk berolahraga karena tubuhnya menjadi lebih berisi selama hidup disel tahanan, irene selalu mengomel karena perutnya tidak sixpack seperti dulu kala.

Mau tidak mau ia tetap akan menuruti keinginan istrinya, itu juga demi penampilan dan kesehatan tubuhnya, irene selalu mengingatkan setiap ia bangun dan menyuruhnya untuk berolahraga, terkadang suho tertawa mengapa istrinya banyak sekali keinginan terhadap dirinya.

Sampai ia terhenti ketika ada yang memanggil namanya pelan.

"Kim junmyeon..." Panggil seorang wanita yang ia kenal.

"Eoh... Kau juga lari pagi" ujar suho kepada wanita yang ia kenal itu.

"Aku ingat saat kita masih berpacaran dulu kau selalu mengikutiku saat lari pagi, walau kau lelah kau akan tetap mengikutiku" wanita itu tertawa pelan.

"Aaah... Benarkah? Sepertinya aku sudah banyak lupa akan hal itu chorong-ssi" gumam suho.

"Aku dan irene berteman walau tidak akrab, dan saat aku berpacaran denganmu irene sama sekali tidak tahu, sampai sekarang aku menyadari bagaimana bisa rupanya kau adalah jodoh temanku, aku hanya ingin tertawa saat irene memperkenalkanmu kepadaku waktu itu di cafe, untungnya aku pandai berakting, dan kau juga terlihat pandai berakting" cerita chorong pagi ini membuat keduanya mengenang masa lalu mereka dulu.

"Kau tinggal disekitar sini?" Tanya suho.

"Hmm... Apartment ku juga disini, nomor 105 kau boleh mampir jika kau ingin sekalian katakan kepada istrimu" ujar chorong.

"Astaga apartment kita sama sekali tidak jauh, aku akan memberitahu irene nanti"

"Benarkah... Wah sepertinya Tuhan masih ingin kita berdekatan" chorong tertawa dan terdiam saat ada gadis cantik yang menghampiri suho.

"Kenapa kau kesini sayang? Kau mencari appa?" Suho memeluk tubuh anaknya saat ia terkejut haeun akan pergi menyusulnya.

Haeun mengangguk dan melihat wanita di depannya, sepertinya ia pernah melihat wanita itu tapi ia lupa dimana.

"Chorong-ssi sepertinya aku harus pulang" ujar suho dan menggenggam tangan haeun.

"Aah ne... akupun akan pulang setelah satu kali putaran lagi, anyyeong" chorong melambaikan tangannya kepada haeun yang masih menatapnya masih heran.

...

Suho mengambil handuk setelah ia sampai di apartmentnya dan mengelapkannya di wajahnya yang sudah di banjiri keringat itu, ia meneguk segelas jus semangka yang sudah di sediakan oleh bibi dimeja.

"Aigoo..." Suho merebahkan tubuhnya disofa, dan meregangkan semua ototnya.

"Ap-ap-pa" ujar bocah gembrot terbata yang memegang kaki appa-nya kala appa-nya terpejam.

"Eoh... Jagoan appa rupanya" suho mendudukan tubuhnya dan mengambil tubuh anak itu untuk ia peluk dan cium.

"Sudah makan hmm? Mommy eodiseo?" Suho mengajak bocah lelaki itu bicara walau ia tidak mendapatkan jawabannya.

"Bi... Tolong jaga junhyun aku akan kekamar" suho meletakkan kembali anaknya yang akan merangkak dan berjalan walau baru selangkah dua langkah untuk mengitari ruangan yang luas itu, karena ia akan mandi dan mengganti pakaiannya yang sudah dipenuhi oleh keringat tadi.

My Hero AppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang