Pagi datang kembali bersama kicauan burung seperti biasanya, sedangkan suho baru selesai mandi dan memakai kemeja putihnya dan bersiap pergi ke kantornya sekilah menatap irene sesekali.
Irene baru saja membukakan matanya sejak mabuk semalam, dilihatnya suho yang sibuk memakai dasi dipantulan cermin besar itu tatkala ia mulai beranjak dari kasur yang empuk itu.
Mendekati suho sambil menguncir rambutnya dan langsung mengambil alih dasi yang baru melingkar dileher suaminya.
Tanpa ekspresi, dan tanpa kata suho hanya diam tak bergeming di depan irene, membuat irene heran ada apa dengan suaminya."Pagi sekali kekantor" gumam irene masih sibuk menyimpulkan dasi dileher suho.
"Hmm... Ada meeting pagi ini"
"Kau baik-baik saja?" Tanya irene khawatir suaminya tak seperti pagi-pagi biasanya.
"Hmmm" suho hanya bergumam.
"Cah selesai" irene menyeka leher baju suaminya, menarik pelan simpul atas dasinya agar lebih rapi.
Irene hendak mencium suho tapi dengan anehnya suho memalingkan wajahnya, membuat irene mundur kembali dan tidak jadi mencium suho.
"Dengan siapa kau minun semalam?"
"Kau tahu siapa yang mengantarmu?"
"Kau tahu aku sangat khawatir" ujar suho sambil mengeraskan rahangnya.
"Mwo... Aku hanya minum bersama sehun semalam, dan aku sudah tidak sadar ketika aku meneguk alkohol pada gelas ketiga" jelas irene.
"Kau marah?" Tanya irene.
"Sehun memintaku menemaninya sekali saja semalam karena sepertinya sebentar lagi ia akan menikah" jelas irene lagi.
"Cih... Kau benar-benar" suho tekekeh tidak suka.
"Kau tahu siapa yang mengantarmu?" Tanya suho lagi.
"Aku tidak tahu" ujar irene pasrah.
"Pria yang membuatku masuk penjara, dan kau tahu apa yang dia inginkan"
Irene terdiam kali ini
"Dia menginginkanmu, dia menyukaimu" ujar suho.
"Mwo!? Pria brengsek aku akan membunuhnya" irene bergegas dan langsung ditahan oleh suho dengan erat.
"Jaebal... Tetap disisi, dan dengarkan apa yang ku katakan" lirih suho.
"Aku tidak mengerti dengan dirimu... Kau bahkan tidak memberitahuku, kau melakukan segalanya tanpa izin kepadaku?"
"Ani... Suho_" ujar irene terpotong.
"Aku tahu kau memang yang lebih daripada aku tapi kumohon_"
"Dengarkan aku dulu!" Bentak irene.
"Aku berusaha menghubungimu, tetapi handphone mu sedang tidak aktif kemarin, aku sudah berusaha memberitahu mu bahkan saat itu aku sedikit takut tapi kupikir tidakkah salah kalau aku minum bersama temanku" ujar irene dengan nafas yang terengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hero Appa
FanfictionBukan keinginan setiap orang tua untuk mendapatkan anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan, tapi aku akan berusaha menjadi sosok ayah yang terbaik untuknya☺️ -kim junmyeon