Akrab

7 3 0
                                    

"Jadi Lo berdua udah saling kenal?"
Langit dan Arka kompak mengangguk.

"Temen deket?" Keduanya mengangguk lagi

"Dari dulu?" Lagi-lagi mengangguk

"LAH TERUS NGAPAIN TADI PAKE BELAGA KENALAN?!" Mita yang sedaritadi hanya menyimak percakapan, kini harus rela meluangkan waktu 3 detik untuk mengelus dadanya sendiri karena Ulah seorang gadis yang sudah menjadi chairmate-nya itu selama ini.

"Akting"
Sungguh jawaban yang singkat, padat dan jelas namun mampu membuat gadis yang dari tadi bertanya kepada mereka naik pitam.

Mita yang sadar akan hal itu dengan sigap mengambil langkah untuk menenangkan singa betina yang sedang dalam mode danger

"Udah, Ra. Jangan teriak lagi. Kalau disini ada yang punya riwayat penyakit jantung terus penyakitnya kambuh karena kaget denger teriakan kamu habis itu dia  koit ditempat gimana?" Nada berbicaranya halus memang, tapi kata-kata yang dilontarkan Mita sungguh bisa membuat orang yang mendengarnya geleng-geleng kepala.

Ucapan Mita berbuah manis. Karena kata-katanya, Aurora jadi gagal melancarkan aksinya untuk berteriak.

"Kita udah 1 tahun dalam suasana kelas ini. Nggak jarang anak kelas teriak-teriak lepas udah mirip kaya kembarannya Tarzan. Tapi nggak ada yang spot jantung apalagi sampe mati ditempat tuh" Mita sontak membelalakkan matanya saat mendengar penuturan dari Langit. Apakah lelaki dihadapannya ini tidak mengerti kenapa ia berkata demikian kepada Aurora?

Aurora yang mulai sadar akan sesuatu kini mulai bergumam
"Lah anjir, iya juga ya. Kok otak gue kopong banget"

"Gue nggak serius ngomong gitu, Itu cuma karena gue mau  gagalin teriakan Aurora, Lang. Ih Lo kok bego banget sih. Heran gue" Mita hanya bisa berdecak kesal kepada Langit yang menurutnya sangat telmi dengan keadaan. Sedangkan Langit hanya tertawa melihat tingkah Mita sekarang. Pipi chubby nya terlihat menggemaskan ketika ia sedang mencebikkan bibirnya karena kesal.

"Kok digagalin sih Ta? Kenapa emangnya?" Mita melirik tajam kepada Aurora yang sedang memasang wajah sok polosnya.

"Because suara Lo tuh lebih menggelegar dari Syahrini, lebih membahana dari Mimi peri dan lebih indah dari suara Kekeyi, Ra! Gue nggak mau budek di usia muda" Mita ber-akting seakan-akan menangis tersedu-sedu, membuat ketiga orang yang ada di depannya jadi tertawa bersamaan.

Jam pelajaran kedua. Namun belum ada guru yang memasuki kelas ini. Keadaan ini pun di manfaatkan dengan sangat baik dan efisien oleh seluruh penghuni kelas.

Di pojok ruangan ada yang sedang berbaring di lantai kelas, menjadikan tas sebagai bantal, menjadikan kursi sebagai sekat kemudian merajut mimpi dengan indah tanpa terusik suara bising di sekitarnya.

Tepat didepan meja kursi para murid, ada yang sedang ancang-ancang menaiki meja guru untuk berjoget ria karena musik dangdut yang sudah diputar dengan volume full daritadi.

Ada yang memilih merasakan damai nan tenteram dengan earphone yang bersandang di telinganya.

Dan banyak lagi keajaiban yang terjadi saat masa free class. Tidak hanya disini, di sekolah lain pun akan begitu adanya. Right?

🍃🍃🍃

Tak terasa 2 jam berlalu begitu cepat. Bel istirahat yang berbunyi nyaring membuat kelas yang beberapa menit lalu masih di penuhi suara ribut, kini hanya hening yang tersisa.

"Kantin yuk, Ta" ajak Aurora

"Duluan aja, Ra. Nanti gue nyusul" Terlihat raut kecewa dari wajah Aurora kala mendengar balasan Mita, namun bukan Mita namanya jika ia terus membiarkan kawannya murung.

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang