kelompok musik

9 3 1
                                    

06.55 a.m

Sebagian besar siswa/i seharusnya sudah berada  di sekolah jika jam sudah menunjukkan pukul sekian. Hukuman yang menanti jika terlambat datang tepat waktu membuat mereka berpikir dua kali jika ingin melakukan tindakan seperti itu.

Namun tidak dengan lelaki yang satu ini. Meskipun ia tau konsekuensi yang akan ia dapat jika ia terlambat tak mempengaruhi sikap kelewat santainya. Bahkan notabenenya sebagai murid baru pun tak ia hiraukan.

Ia kemudikan kendaraan beroda duanya dengan kecepatan diatas rata-rata. Bahkan rasa sakit nan perih yang masih bersarang di pipinya ia campakkan. Kini ia sedang berusaha membelah aliran kendaraan di jalan raya pagi ini. Juga menaklukan waktu.

Dengan ke-lihai-annya, ia mampu menembus jalanan dan sampai ke gerbang sekolah hanya dalam kurun waktu 15 menit.

Tapi sepertinya usahanya belum cukup sampai disitu. Saat ia tiba, gerbang sekolah telah ditutup. Menandakan proses belajar mengajar sudah dilaksanakan.

Ia melirik pergelangan tangannya yang dibalut jam tangan hitam yang membuat kesan cool pada dirinya menjadi lebih kental.

"Sial, Padahal cuma telat 10 menit" gerutunya.

Pergerakannya tak luput dari 2 orang satpam penjaga gerbang sekolah. Salah seorang dari mereka mencoba untuk menghampiri anak muda yang sedang menggerutu di depan gerbang.

"Telat, dek?" Tanya satpam itu. Yang ditanya mengangguk sopan, tapi dalam hati masih menggerutu "yaiyalah. Kalau gua nggak telat, sekarang gua udah ada di kelas. Buset dah retoris bener tu pertanyaan" dalam hatinya.

"Bisa tolong bukain gerbangnya ngga pak? Saya telat bukan karena sengaja. Tadi ada sedikit masalah yang nggak bisa saya tinggalin di rumah, pak" akhirnya ia menjawab jujur. Ini adalah cara satu-satunya agar permohonanya dikabulkan oleh pak satpam. Walaupun beberapa menit tadi ia tak peduli dengan terlambat datang ke sekolah, namun sekarang ia sadar akan sesuatu.Ia tak ingin terlambat ikut pelajaran.

Pak satpam itu nampak berpikir. Lalu ia pergi meninggalkan anak yang sedang memohon tadi.

"Loh? Pak! Pak! Pak, tolong bukain gerbangnya! Pak--"

"Jangan berisik, nak. Ini juga mau bapak buka gerbangnya" Pak satpam ternyata kembali dengan kunci di tangannya. Kemudian tanpa ragu ia membuka gerbang sekolah.

Seketika senyum lelaki terpancar dari balik helm full face nya.

🍃🍃🍃

Sesampainya di parkiran sekolah, ia melepas helmnya, lalu mulai memakai masker hitamnya.

Derap langkahnya terdengar terburu-buru. Terlihat jelas lelaki itu tengah berusaha menaklukan waktu.

Namun hembusan nafasnya yang tadi menderu, kini berangsur normal karena Indra pendengarannya menangkap suara riuh yang berasal dari arah kelasnya. Menandakan bahwa belum ada guru yang masuk untuk mengajar.

Lelaki itu tersenyum lega dibalik masker yang sejak tadi ia gunakan untuk menutupi akibat karena sebab suatu hal.

Ia memasuki ruang kelasnya yang terbuka. Seketika banyak mata tertuju padanya. Tidak semua memang, tapi kedatangannya yang terlambat cukup menarik perhatian. Terutama dikalangan pelajar perempuan.

Dengan santai ia berjalan menuju kursinya, dan mendudukkan diri diatasnya.

"Jam pelajaran apa sekarang?" Tanyanya

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang