PROLOG

252 99 106
                                    

Jakarta, 01/06/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 01/06/2020

"Kamu yakin, sayang? Buat nerima tugas ke Kalimantan?"

"Iya, Kei ... kamu yakin?"

Keira mengangguk,"Aku yakin Ma, Bel. Lagian Bel kamu kan juga dapat surat tugas ke Kalimantan kan?"

Memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan itulah pekerjaan wanita 25 tahun itu. Tapi, dia bukan seorang miliarder yang menghambur-hamburkan uangnya untuk membantu orang. Dirinya hanya seorang anak dari TNI dan Pengusaha restoran kecil. Bau obat-obatan sudah menjadi sahabatnya sejak 3 tahun yang lalu. Complain dari pasien bukan hal yang baru baginya. Senyum di wajahnya akan terus mengembang sepanjang hari terlebih pada pasien-pasien yang ia kunjungi.

Ia! Keira Cassandra Knightley, seorang dokter bedah yang melakukan semua pekerjaannya dengan senang hati. Segalanya tak pernah ia anggap sebagai beban. Baginya, senyum para pasien yang ia nyatakan sembuh adalah obat untuk kerinduanya pada adiknya.  Bukan tanpa alasan dulu ia kehilangan adik tercintanya di meja operasi berkat dokter bedah yang tidak profesional.
Jadi, mulai saat itu ia berjanji untuk menjadi dokter agar tak ada lagi yang merasakan kehilangan seperti dirinya. 

Di tengah pasiennya dan orang terdekatnya Keira terkenal sebagai dokter yang sangat ramah, dan baik. Kalau kata pasiennya dia adalah malaikat berwujud manusia.

"Lo mau pindah bukan karena disana ada Justin, kan?"

Justin adalah mantan kekasih Keira semasa SMA sampai awal kuliah, mereka berpisah karena Justin harus berobat di Singapura. Dahulu Justin meminta Keira untuk menunggu namun setelah hampir 7 tahun berlalu Justin tak pernah menampakan dirinya dihadapan Keira.

Keira melototkan matanya kaget, ia menatap tajam pada Bella sahabatnya."Big No, Bella!"

"Kamu belum bisa move on ya nak, dari Justin?" tanya Gita ibu Keira.

Keira menghembuskan napas jengah. "Lagi proses, Moms. Santai aja, Keira cuma sebentar doang kok, nggak akan lama-lama."

"Ya udah, kamu ke rumah Papa dulu ya sebelum berangkat besok, sekalian ajak Bella ...."

Raut wajah Keira berubah sendu,"Ia, Ma," jawab Keira pelan bahkan nyaris terdengar seperti bisikan.

Papa Keira meninggal beberapa bulan lalu saat harus tugas menjaga perbatasan di daerah Papua. Kejadian itu sempat membuat kehilangan semangat hidupnya. Ia merasa sangat sedih dan kehilangan. Namun, ia tetap menjalani tugasnya sebagai seorang dokter. Beruntung Keira di dampingi oleh ibu dan Bella, sahabatnya! jika tidak mungkin ia tidak akan bisa bertahan sampai sat ini. Justin, orang yang Keira harapkan akan Justin kembali dan menghiburnya namun nihil. Justin tak pernah menampakan batang hidungnya.

"Ya udah Mama turun dulu ya, Bella nginap sini kan?"

Bella mengangguk. "Iya Moms," jawab Bella tersenyum manis.

"Lu tu yah ... mau sampe kapan sih mikirin Justin mulu Justin mulu, udah biarin aja dulu entar juga kalo jodoh bakalan balik," decak Bella santai lalu membenarkan letak selimutnya. Tak lama Bella sudah terlelap dalam mimpinya.

Keira melirik Bella sejenak, lalu kemudian menyusul berbaring disamping Bella. Keira masih enggan memejamkan matanya meski ia sudah siap untuk tidur. Keira lebih memilih menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi banyak origami kupu-kupu kesukaannya.

"Rasanya aku ngak mampu bertahan kalo sampai ketakutanku selama ini terjadi, aku cuma takut kamu ninggalin aku selamanya dan memilih menjaga Papa disana."

***

Segini dulu yah prolognya...

Gimana? Sukak nggak? Nggak suka juga ngak apa-apa.

Jangan lupa Vote dan komen yah!

Terimakasih 💙

Salam sayang Ms. Park 🦋

A SECOND CHANCE WITH EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang