21 | Terasa Nyata

1.7K 227 69
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Bagaimana mungkin aku bisa bersabar dan berlapang hati saat melihat orang yang paling kusayangi dan cintai pergi tanpa permisi."

Hidup dan mati setiap insan bernyawa sudah ditentukan jauh sebelum manusia itu dilahirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup dan mati setiap insan bernyawa sudah ditentukan jauh sebelum manusia itu dilahirkan. Tidak dapat ditawar-tawar atau bahkan diganggu gugat oleh sembarang orang, karena itu mutlak ketetapan-Nya. Sekuat apa pun usaha dan doa yang sudah dilakukan, akan bernilai percuma jika memang Allah tak berkenan untuk mengabulkan.

Rasa sakit akan kenyataan pahit saja belum sembuh dengan benar, dan kini aku pun harus kembali menelan kenyataan menyakitkan. Wanita yang sudah kusia-siakan terbaring kaku di atas pembaringan, sudah tak ada lagi alat yang terpasang di tubuhnya. Tak ada lagi senyum indah yang menghiasi kedua sudut bibirnya. Tak ada yang bisa kulakukan selain diam mematung dengan linangan air mata yang tak henti-henti turun.

Umi ...

Allah mengambilnya di saat yang tidak tepat, di saat aku belum mampu untuk berbakti serta memuliakannya dengan baik. Tak ada kebahagiaan dan rasa bangga yang bisa kupersembahkan, hanya kedukaan dan juga rasa sakitlah yang acapkali kuperuntukkan padanya.

Kematian adalah hal yang sangat amat kutakuti, dan kini malah menimpa seseorang yang sangat amat kucintai. Hatiku pedih, sangat amat tak bisa menerima kenyataan menyakitkan ini. Lukaku belum kering dengan sempurna, dan kini ditambah lagi dengan luka baru yang jauh lebih menyakitkan lagi.

Baru saja aku akan mengikhlaskan hati atas takdir Sang Illahi Rabbi, mencoba berdamai dengan masa lalu, dan hal lainnya yang membuat hatiku menjerit pilu. Gejolak dalam dada itu kian memberontak dengan hebat, tatkala melihat kain putih yang sudah menutupi seluruh tubuhnya.

Sekuat tenaga untuk menahan tangis agar tak terlalu pecah, tapi hal itu tak dapat terealisasi. Bendungan air mata tak lagi bisa dicegah, tumpah ruah tanpa dapat dicegah. Segala bayangan akan kebersamaanku dan Umi terbayang memenuhi pikiran, dan semua itu seketika hilang karena tragedi kecelakaan yang tak diinginkan.

Andaikan aku tak bersikap seperti anak kecil, andaikan aku mampu mengontrol diri, mungkin takdir ini takkan pernah terjadi. Ini sangat menyakitkan, teramat menyiksa rongga dada. Ya Allah, bisakah aku saja yang saat ini menggantikan posisinya. Aku akan lebih ikhlas dan rida.

Takkan ada yang terluka jika Engkau mencabut nyawaku, takkan ada yang berduka jika Engkau mempercepat waktuku untuk singgah di dunia ini, karena dunia sudah tak menerima kehadiranku lagi. Biarkan aku saja yang pergi lebih dulu, jangan Umi.

"Yang sabar, yang tabah, Allah lebih tahu yang terbaik untuk setiap hamba-Nya." Perkataan Ziah hanya kuanggap angin lalu saja.

Bagaimana mungkin aku bisa bersabar dan berlapang hati saat melihat orang yang paling kusayangi dan cintai pergi tanpa permisi. Beliau pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun, sungguh akhir yang mengenaskan.

Cinta Tapi Diam Series 1 || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang