PromNight

3.7K 391 13
                                    

Written by: miniithepooh

Sudah setahun lamanya hubungan Renjun dengan sosok lelaki bermarga Na itu kandas sebab hal yang tidak jelas dan selama itu pula Renjun berusaha untuk melupakan mantan kekasihnya yang tengah menggandeng pria menggemaskan di depan sana.


Saat ini Huang Renjun atau yang kerap disebut Renjun tengah berada di promnight SMA Neo Culture Technology bersama Haechan--dan Mark yang tengah menebar kemesraan di sampingnya. Ya meski usahanya belum juga terpenuhi.

Renjun menghela nafas kasar. "Kalo tau disini gue malah jadi nyamuk, ogah deh gue dateng keacara beginian." Setelah mengucapkan kalimat tersebut Renjun melengos pergi dari sisi kedua makhluk bucin itu.

[ PromNight ]

"Renjunie."

Degup jantung Renjun mulai merespon panggilan lembut dari seorang yang amat sangat Renjun kenali dan ia rindukan.

Renjun lantas menoleh ke belakang seiring dengan genggaman pada gelas yang kian mengeras, manik menyerupai rubah itu  menatap dominan dihadapannya dengan sendu.

"Nana." Gumamnya samar, segera ia ubah raut wajahnya lalu menampilkan senyum guna menutupi raut sendunya.

"Hei, apa kabar?"

"Gue baik, lo sendiri?"

"Gue baik, tapi gue rasa bakal lebih baik kalo gue dan lo masih menjadi kita." Na Jaemin. Lelaki yang dulu selalu menemani Renjun di keadaan apapun. Lelaki yang memutuskannya karena hal yang tidak jelas.

"Kenapa?" Tanya Renjun spontan, Salah satu alis Jaemin terangkat. Bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan lelaki mungil yang sampai saat ini masih mengisi hatinya.

"Kenapa lo pergi?" Renjun menatap lurus Jaemin, berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang ingin ia ajukan sejak dulu.

Jaemin terdiam, ia melihat dengan jelas manik rubah secerah mentari milik Renjun yang mulai meredup disertai bulir air mata yang bergenang di pelupuk mata sang pemilik hati.

"Gue ngerasa kita udah ga cocok. Bohong kalo gue bilang gue udah ga nyimpen perasaan apapun buat lo, Njun. Tapi gue ngerasa kita udah ga bisa bareng, ga bisa ngejalin hubungan sama-sama meski nyatanya kita saling mencintai. Gue ga bisa maksain keadaan sementara keadaan lah yang menjadi penghalang  dalam hubungan kita. Gue ga mau egois, gue bukan laki laki baik yang bisa menjadikan lo sebagai satu satunya pemilik hati gue." Renjun memalingkan wajahnya berusaha menghalau bulir bening yang mulai meluruh di pipi tembamnya.

Terbesit niat ingin merengkuh tubuh mungil itu didekapannya, rasa ingin menghapus air mata yang kian jatuh dengan derasnya. Rasanya sakit. Amat sangat sakit ketika kamu melihat orang yang teramat kamu cintai menangis. Dan itu semua karena dirimu. itulah yang dirasakan Jaemin saat ini.

"Dan hal paling menyakitkanya adalah gue dijodohin Njun, gue pengen nolak tapi rasanya berat."

Kekehan mengalun lewat mulut sang submisive. "Lo bisa nolak Na. Tapi rasa ingin mempertahankan gue ga cukup besar sama keinginan lo untuk tetap bersama Felix."

"Gue cukup sadar dengan semuanya. Sejak awal seharusnya gue ga menaruh kepercayaan yang teramat besar sama lo. Tapi menyesal pun ga ada gunanya sekarang karena semua itu ga akan ngerubah lo dan gue yang sekarang menjadi kita yang dulu." Ujar Renjun lirih, kepalanya menunduk seolah tak sanggup menatap obsidian milik Jaemin yang bisa menjatuhkannya kembali sewaktu waktu.

Belum sempat Jaemin membuka suaranya, suara lain terdengar dari arah barat. Keduanya menoleh pada lelaki bertubuh tegap yang tengah menghampiri mereka berdua, ah atau lebih tepatnya─

Renjun?

"Renjunie!"

Lelaki yang memiliki badan tegar serta eye smile itu kemudian merengkuh tubuh sang kekasih dengan erat, manik nya menatap sahabat lamanya sambil tersenyum senang.

"Eit udah lama ga ketemu! Sibuk banget ya sekarang bapak CEO." Sapa Jeno dengan riang.

Lee Jeno. Kekasih yang akan merubah statusnya sebagai sang tunangan satu minggu kemudian.

"Ya elah, lo juga pasti sibuk kali. Dari dulu suka banget lo merendah gini."

Setelah berbasa basi layaknya teman lama yang baru saja bertemu, Jeno dan Renjun bergegas dari tempat tersebut untuk bergabung dengan Mark dan Haechan, Sebenernya tadi Jeno sudah menawarkan Jaemin agar ikut bergabung bersama tapi Jaemin menolak dengan alasan ingin mencari sang tunangan.

Jaemin menatap punggung sempit Renjun dengan sendu. Bolehkah ia mulai menyesal sekarang? Ia yang dulu meninggalkan Renjun. Tapi mengapa ia menyesal dengan apa yang telah dilakukannya?

"Jaemin." Tepukan pada bahu tegap Jaemin membuat ia tersadar ditengah lamunannya. Ya, Jaemin sadar dia mempunyai tanggung jawab lain saat ini. Ia sadar ia lah yang patut disalahkan atas hancurnya hubungan mereka, Jaemin yang tak pernah konsisten atas apa yang ia lakukan.

[ PromNight ]

Dua orang yang saling mencintai tidak harus saling bersama. 

Itu lah yang Renjun dapatkan dari kisahnya dengan Jaemin, kisah yang menorehkan kenangan indah maupun menyedihkan dilubuk hati terdalam.

Renjun tak pernah mengira bahwa mencintai Jaemin akan sesakit ini.

Menyesal? Tidak. Renjun tidak pernah menyesal atas apa yang ia rasakan kepada Jaemin.

Ia turut menyesal atas ketidak bisaan nya mempertahankan Jaemin yang membuat Jaemin meninggalkan dirinya.

Lee Felix, lelaki yang Jaemin sayangi sejak dulu. Cinta pertamanya, pemilik hatinya sebelum Renjun hadir dalam hidupnya dan menggeser posisi Felix dihatinya.

Ingin rasanya Jaemin memiliki Felix tapi saat itu Felix hanya menyukai lelaki bernama Hwang Hyunjin dan menutup mata pada orang yang menyukainya selain Hyunjin. Saat itulah Renjun hadir dalam hidup Jaemin. Ia menyembuhkan segala luka yang disebabkan Felix dengan segala tingkah ajaib milik pemuda bermata rubah tersebut.

Tapi disaat kebahagiaan nya hadir karena pemuda bersurai gray itu kesempatan untuk memiliki Felix hadir didepan matanya.

Ia dijodohkan dengan cinta pertamanya.

Jaemin ingin memiliki keduanya, ia tidak ingin melepaskan Renjun namun ia juga ingin bersama Felix.

Jaemin mengaku ia egois.

Namun Renjun mempunyai persepsi berbeda. Ia ingin menjadi satu satunya orang yang dicintai sang dominan. Ia berhak dicintai. Ia berhak menjadi yang pertama dan tidak ada yang lain.

Jadi jika kalian mengalami hal serupa dengan Renjun, percayalah kalian pantas mendapat yang lebih baik.

Kalian pantas menjadi satu satunya, kalian pantas dicintai seseorang tanpa harus membagi cintanya kepada orang lain.

Seperti kisah Renjun yang berakhir dengan dicintai oleh Jeno tanpa harus membagi baginya kepada yang lain.

End.

Terimakasi yang sudah baca, jangan lupa vote dan comment!

Universe - JaemRen Story 🌿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang