Written by: Dhea212
"Huft lihat saja gege besok, Akan aku remukin jadi kecil! " Ucap seorang laki-laki berperawakan mungil nan tampan (read:manis) dengan kesal. Bagaimana tidak? Kakak nya dengan ketidakperi-adek-annya tega membiarkan adik tampan nya ini berkeliling sendirian. Padahal jelas-jelas adiknya ini baru beberapa hari di negeri ginseng ini setelah pindah dari negeri sakura.
Angin berhembus lumayan kencang dengan langit yang perlahan menggelap, pertanda langit akan segera menurunkan cairannya. Dia bisa saja pulang dengan berjalan kaki, tapi hey! jarak tempuhnya lumayan jauh. Salahkan rasa penasarannya yang ingin menjelajahi tempat yang baru dikunjungi nya ini.
Rintik hujan perlahan mulai turun, dan kaki mungil itu pun mulai berlari untuk mencari tempat berteduh. Tak lama kemudian, Mata serupa rubah itu melihat sebuah halte bus dan segera meneduh disana. 'semoga saja bus akan segera datang' harapnya.
Beberapa saat kemudian, datanglah pemuda berpayung yang ikut meneduh di halte tersebut.
Renjun -si laki laki mungil- hanya menatap canggung sekitar, karena bagaimanapun mereka hanya berdua di halte itu. Sedangkan pemuda asing itu terlihat merapikan jaket yang dipakainya. Pemuda itu pun sepertinya baru menyadari bahwa dia tak sendiri dan terlihat menatap kearah renjun dengan tatapan mata yang tajam. 'hey apa-apaan itu?! Tak sopan sekali melihatku seperti itu' ucap renjun dalam hati tentu saja, tapi dikenyataan ia hanya berpura-pura tak mengetahui itu.
Pemuda asing itu sedikit tersentak, raut wajahnya sedikit menegang dan berekspresi terkejut. Lalu tak lama kemudian ekspresi wajahnya melunak dan tatapan matanya begitu dalam, renjun sedikit salah tingkah dibuatnya. Pemuda itupun sedikit berjalan kearah renjun, yang tentu saja renjun sedikit demi sedikit bergeser menjauh. Renjun hanya sedikit takut ok?
"Lonjon-ah?"
Huh? Apa? Apa katanya? "ekhem... Maksudku, Renjun?"
"Y-ya? Ah Aku? Hm Kamu? Eh m-maksudku, Bagaimana kamu tau namaku?" ucap Renjun gugup. Ayolah, apa pemuda ini penculik? Apa dia sudah dimata-matai sejak dulu?
Bagaimana bisa pemuda ini tau namanya? Huwaaa siapapun tolong akuuu!!! -Inner Renjun
Raut wajah pemuda itu terlihat meredup, dan terlihat kecewa. Hey apa ada yang salah dengan kalimatnya tadi?
"Kamu tak mengingatku Injunie?" Ucapnya lirih Deg!
Hey kenapa dengan jantungnya? Dia tak punya penyakit jantung kan? Kenapa tiba-tiba ia merasa sedih mendengar suara lirih pemuda itu? Sebenarnya ada apa ini?
Suasana nya benar-benar sangat canggung. Namun ketika Renjun ingin mengajukan pertanyaan, tiba-tiba pemuda itu memberikan payungnya dan mengusap rambutnya pelan lalu berlalu begitu saja sesaat setelah mengucapkan "saat dirumah jangan lupa mandi dengan air hangat dan setelahnya minum coklat panasmu. Jika tidak melakukan kebiasaanmu yang satu itu biasanya kamu akan sakit. Dan saat sakit kamu akan sangat manja. Hati-hati, aku pergi dulu."
Pemuda itu pergi meninggalkan renjun yang tertegun di halte itu. 'Ya tuhan, sebenarnya apa yang sudah terjadi?'
_Keesokan harinya_
"Morning Babaaa~ mamaaa~"
"Baobei jangan berlarian. Sarapanmu ga akan kabur sayang"
"Mamaa sudah berjanji takkan memanggilku begitu lagi huh. Dan Gegee, Jangan minum susu ku!"
"Hey aku hanya meminum sedikit. Kau berkata seakan-akan aku menghabiskannya saja." "yaa itu akan habis kalau aku tak menghentikanmu sekarang"
Yaa beginilah suasana pagi hari di kediaman Huang. Sangat tentram dengan sedikit bumbu cinta, bukankah begitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe - JaemRen Story 🌿
Fanfiction❝We'll search the universe, together with all of our nifty passion.❞