written by: chocookiesnuna
Warning : Alur dalam cerita ini maju-mundur. Be aware dengan perubahan Point Of View yang tiba-tiba
May I say that today is the worst day of my life?
Ya, benar-benar hari terburukku. Bahkan lebih buruk dari pada ketika aku menyatakan cintaku kepada seorang senior dan berakhir dengan penolakan.
Hari ini aku terpaksa menikah dengan seseorang. I forced to marry a stranger.
Hal yang sama buruknya, seseorang yang akan menikah denganku tersenyum seolah terhibur dengan penderitaanku. Ia hanya duduk diam di sebuah sofa mewah di ruang rias sembari menyesap cairan berwarna merah kental dari gelas piala yang bertengger di antara jari-jemarinya. Like today is the happiest day in his life.
Aku masih tidak percaya bahwa ayahku sendirilah yang menyebabkan semua kekacauan ini. Well, ayahku memang seorang penjudi dengan hutang sana sini. Ayahku rela menjualku untuk mendapatkan beberapa dollar. Seolah uang lebih berharga daripada putra kandungnya sendiri.
Miris memang, tapi itulah kenyataan yang kualami. Entah dosa apa yang aku lakukan di kehidupanku sebelumnya, sehingga aku terjebak dalam semua drama ini.
Aku tidak pernah membenci seseorang sebesar aku membenci Jaemin saat ini. Well, Na Jaemin is a total Psycho. Aku benar-benar mengabaikannya, mencoba tidak peduli dan tidak berbicara dengannya.
Tetapi, hal lain yang harus diketahui adalah bahwa Jaemin sangat tidak menyukai diabaikan. Ketika ia mendapati aku hanya diam maka ia akan mulai marah dan berteriak. Kemudian, aku hanya akan memberinya balasan sepatah dua patah kata. Lalu voila, itu berhasil meredakan emosinya.
Aku pikir ia akan melakukan sesuatu kepadaku seperti memukulku atau bahkan membunuhku. Well, aku berpikir sedemikian karena sering mendapati raut wajahnya yang menunjukkan kemarahan setiap kali aku bertindak kurang ajar, tetapi dibanding melampiaskan kemarahannya kepadaku, ia memilih menenangkan diri dengan pergi entah kemana.
Dan hari ini--tentu saja hari ini-- dia benar-benar baik dan penuh cinta. Aura yang biasanya penuh dominasi kekelaman, seolah tergantikan dengan aura kehangatan. Mungkin karena hari ini kita akan menikah.
Aku benar-benar membenci semua ini. Jika bisa memilih, aku lebih baik mati saja dibandingkan harus terperangkap hidup bersamanya yang menakutkan meskipun (kuakui) ia begitu tampan.
Saat ini aku telah berdiri di altar menggunakan setelah jas berwarna hitam dan Jaemin berdiri di hadapanku dengan setelannya yang senada dengan milikku.
"Do you, Na Jaemin, take Huang Renjun to be your lawfully wedded husband? To love and to cherish in sickness and health in everything and nothing till death...."
"I do!" ujar Jamin dengan tidak sabaran, memotong ucapan sang pendeta bahkan sebelum beliau menyelesaikannya.
Sang pendeta kini beralih menatapku. Jujur saja, jantungku berdetak tidak karuan. Pengambilan sumpah pernikahan seharusnya menjadi momen paling membahagiaakan. Tapi hal tersebut menjadi tidak mungkin karena yang berdiri di depanku adalah Na Jaemin. Jangankan cinta, yang ada hanyalah rasa benci setiap kali aku melihatnya.
"Do you, Huang Renjun take Na Jaemin to be your lawfully wedded husband to love and to cherish in sickness and in health in everything and nothing till death do you part?"
Dalam hati aku berteriak 'Tidak'. Aku lebih berharap plot twist di ceritaku segera datang. Misalnya saja ada sebuah peluru melesat menembus kepala Jaemin hingga ia sekarat saat ini juga, dan aku bisa terlepas darinya. Sungguh aku sangat tidak sabar untuk kematiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe - JaemRen Story 🌿
Fanfic❝We'll search the universe, together with all of our nifty passion.❞