Hybrid

5.5K 521 57
                                    

Written by OctTa2Ron0310




"Hybrid adalah sejenis makhluk campuran antara manusia dan hewan, bisa manusia dengan kelinci, kucing, serigala ataupun yang lainnya, bla bla bla bla"

Jaemin, dia sedang mendengarkan ceramah atau lebih tepatnya pelajaran dari asisten dosennya.

Hello, dia itu sudah berusia 19 tahun dan masih harus mendengarkan dongeng -makul- disiang bolong begini?

Lama-lama matanya kian memberat, membuat Jaemin merebahkan kepalanya dimeja dan mulai terlelap.

Jam menunjukkan pukul 16.30 dan sialnya Lee Jeno dan Mark Lee, kedua temannya tidak ada yang membangunkannya saat kelas selesai dan meninggalkannya sendirian didalam kelas.

Dia segera membereskan buku dan tasnya lalu segera mencari kedua teman kurang ajarnya itu ke warung tongkrongan anak dream didekat parkiran mahasiswa.

"Woy!sialan lo pada kaga bangunin gue" geplakan ia layangkan kepada kedua temannya yang tengah asik mengunyah gorengan berminyak Pak Taeil.

"Kaget monyet!" Biasa, Mark memang begitu, orangnya ga bisa kalau ga ngegas.

Jaemin duduk masih dengan nafas ngos-ngosannya akibat berjalan tergesa-gesa menuju warung Pak Taeil.

Tangannya mengambil satu buah gorengan yang masih mengepul dipiring,

"Salah lo sendiri sih Jaem, ada kelas malah molor" Jeno, setelah berkata demikian segera meminum kopi neo buatan Pak Taeil.

Jaemin tidak mendengarkan ocehan temannya, dia sibuk dengan gorengan dan es teh manis dimeja.

Sesekali mata jelalatannya memandangi parkiran yang mulai sepi karena tinggal beberapa anak yang masih tinggal.

Selesai ketiganya nongki-nongki ganteng, mereka bertiga pamitan dengan Pak Taeil dan Bu Doyoung, suami istri pemilik warung kopi itu.

Jaemin yang memang berbeda arah dengan kedua temannya, berpisah jalan.Dengan motor scoopynya dia membelah jalanan Jakarta disore hari menjelang malam itu.

Sesampainya ia dipekarangan rumah milik orang tuanya, dia segera membuka pagar besi dengan cara mengangkatnya sedikit dan memasukkan motornya ke garasi.

Kaki panjangnya membawa dia melangkah ke teras, dengan perlahan.Belum sempat dia membuka pintu rumah, ia dikejutkan dengan rintihan seseorang didekat pohon pisang samping rumahnya.

Membuat Jaemin yang penasaran melangkahkan kakinya menuju asal suara, didapatinya seseorang yang sedang meringkuk dengan kemeja putih menutupi tubuh polosnya.

Dengan hati-hati Jaemin semakin mendekatkan dirinya ke orang tersebut.

"Hei" suara beratnya berhasil menghentikan rintihan orang itu.

Dengan perlahan lelaki mungil itu mengangkat wajahnya memandang Jaemin.Mata bulat dengan air mata menggenang, dikepalanya terdapat telinga kucing, serta bibir mungil yang bergetar.Membuat Jaemin, pemuda berusia 19 tahun itu terpesona akan sosok didepannya itu.

"Hei, nama mu siapa?" Sungguh, bukan tipikal Jaemin sekali berbicara secara halus seperti ini.

"In injun" gemetar, antisipasi dengan sosok jangkung didepannya.

"Kamu mau masuk?kamu sepertinya kedinginan" tangannya terulur membuat telinga simanis sedikit membungkuk pertanda dia semakin takut.

"Aku Jaemin, jangan takut.Dirumah ku ada Ayah dan Bunda jadi kamu bakalan aman" ragu, namun perlahan dia mau menggenggam tangan pemuda didepannya.

Jaemin menggandengan tangan kecil yang sangat pas kala ia genggam.Ketika dia masuk kedalam rumah, kehangatan keluargalah yang pertama menyambutnya.

"Jaemin pulang"

Bunda yang baru selesai membuat makan malam, mendekati anaknya untuk menyambut.Namun sosok anak laki-laki manis dibelakang putra semata wayangnya mengalihkan atensi sang bunda.

"Jaem, siapa anak manis dibelakang mu?" Halus, suara Bunda tidak pernah meninggi walaupun dia sedang marah.

"Bunda, tadi Jaemin ketemu dia didekat rumah.Sepertinya dia sakit makanya Jaemin ajak masuk" Sang bunda mengangguk mengerti.Lalu ia mempersilahkan sang tamu untuk masuk bersama anaknya.

Jaemin dan Renjun, keduanya masuk kedalam kamar Jaemin.

"Kamu tunggu disini dulu, aku cariin baju lama ku yang kecil buat kamu ganti" simanis mengangguk, lalu duduk diatas kasur bersprei biru itu.

Mata bulatnya memandang Jaemin yang tengah mengobrak-abrik lemari bajunya, Sekitar 15 menitan lebih sedikit, Jaemin mendekati Renjun dengan membawa satu stel baju ganti.

"Kamu pakai ini ya, eh tapi bando kamu kotor, mau ku titipkan Bunda untuk dicuci?" Jaemin menatap benda berbentuk telinga kucing itu.

"Eum ini bukan bando tuan, tapi ini telinga Injun" penuturan Renjun membuat Jaemin melongo sejenak, jadi apa yang ia dengar tadi siang, atau lebih tepatnya hybrid itu ada? Dan lelaki manis didepannya adalah salah satunya.

"Kamu hybrid?" Ragu pertanyaan itu keluar dari bibir Jaemin dan diangguki oleh Renjun.

Tiba-tiba otaknya kosong, sulit mencerna sebuah fakta yang baru dia dapat dari sosok didepannya.

Jaemin berdiri, menatap lamat badan Renjun, dari kepala hingga kaki, lalu depan dan belakang, sampai ia menemukan ekor dibagian belakang Renjun.

Plak

Tangannya menampar pipinya kuat-kuat dan rasa perih yang semakin menguatkan bahwa kejadian ini nyata.

***

Setelah mengetahui beberapa fakta yang diceritakan Renjun, dari asalnya hingga dia bisa bertemu dengan Jaemin, membuat lelaki jangkung itu prihatin.

Renjun adalah makhluk percobaan yang gagal, badannya yang lemah membuat dia dibuang dari laboratorium.

Lalu dia bertemu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai mafia.Pekerjaannya adalah menjual manusia dan beberapa hal yang mengerikan.

Renjun yang baru berusia 15 tahun harus mendapat siksaan dari laki-laki itu karena tidak berhasil mendapat uang karena tidak ada yang ingin membelinya.

Hingga Renjun kabur dari tempat mengerikan itu dan terdampar di rumah Jaemin.

Jaemin memeluk badan ringkih disampingnya ini dan berjanji akan menjaga Renjun.










***end***

Universe - JaemRen Story 🌿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang