Hujan sudah mereda, dan aku memutuskan untuk berangkat. Ku eratkan jaketku untuk menghalau rasa dingin. Seketika aku berhenti melangkah saat melihatnya berdiri didepanku dengan wajah bahagianya.
Wajah itu sempat hadir didalam mimpiku semalam, tapi ini keberuntunganku bisa kembali menyaksikannya secara nyata dan tanpa airmata.
Kemarin malam terasa mendebarkan sekaligus membuatku bimbang. Semalam, kami berpisah untuk beristirahat karena esok kami akan sekolah. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi setelah menceritakan bahwa ia meminta maaf sedalam-dalamnya dan menyesali apa yang sudah terjadi diantara kami. Kebisuan itu menumbuhkan rasa penasaranku, dia hanya memberiku pelukan sebelum tidur. Aku akui, aku masih menyukainya sama seperti jantungku merasakan euphoria saat pertama kali melihatnya. Menyenangkan sekaligus mendebarkan, dan dilain sisi aku merasa bimbang. Semua yang telah terjadi diantara kami, apakah bisa diperbaiki atau terhenti untuk menjadi status baru, teman mungkin?
"Pagi, Jungwoo." sapanya. Ia tampak sedikit lebih baik dari dua hari yang lalu karena demam. Aku bersyukur jika dia sudah membaik, demam yang membuatnya susah tidur dan membuatku harus menemaninya agar cepat sembuh.
"Pagi, Jaehyun." balasku menyapanya. Ia selalu terlihat memukau, hanya pakaian sekolah khas Anak SMA. Namun, mampu membuat jantungku berdebar tak karuan. Rambut yang tertata rapih menambah kadar ketampanannya.
Ia mengulurkan salah satu tangannya kepadaku. Untuk beberapa saat aku hanya melihat tangannya yang sudah lama tak ku genggam, aku masih penasaran dengannya. Apakah rasanya masih sama ataukah sudah berbeda?
"Ayo kita berangkat bareng," Dia melakukan tindakan tak terduga, menggenggam tanganku dengan senyum itu. Senyum kurang ajar itu semakin membuat detak jantungku tak karuan, "Aku ga mau nanti kamu nyasar ke sekolah." candanya dengan tawa kecil yang membuatku tanpa sadar semakin jatuh kedalam pesona yang ia miliki.
"Aku ga akan nyasar, Jaehyun. Aku tau jalan kok," Kami berjalan beriringan bersama-sama, melewati jalan setapak yang basah sehabis di guyur hujan. "Iya tau jalan, tapi tidak tau perasaanmu yang sesungguhnya," batinku.
Bau petrichor masih tercium jelas, hujan baru mereda tadi. Inilah favoritku, berjalan setelah hujan reda dengan tangan yang digenggam oleh seseorang yang aku cintai. Dengan iringan senyum sehangat mentari miliknya, aku yakin hari-hariku akan membaik setelah ini.
"Kamu tau ga,"
"Engga,"
"Aku belum menjelaskannya, Jungwoo."
Dia tertawa, aku selalu merindukan tawanya yang hadir dalam hidupku tanpa permisi. Membuatku jatuh semakin dalam hanya mendengar tawa bahagianya. Hingga detik ini, aku masih berharap kepadanya.
Tolong biarkan kami selalu bersama.
"Lalu, kamu mau menjelaskan apa?" kami berhenti saat lampu jalan masih berwarna merah.
Ia memandangku, merapihkan rambutku yang tertiup angin lembut setelah hujan. "Kamu tau engga, kenapa hari ini aku bahagia banget?"
Aku menebak-nebak, ia menunggu jawabanku. Ini bukan sesuatu yang mudah kuketahui, apalagi tentangnya yang tersimpan begitu rapat. Ia begitu rumit untuk kuketahui, bahkan aku tak tau apakah perasaannya saat ini untuk siapa.
"Mungkin suasana setelah hujan, atau karena hari ini kita jalan kaki dan tidak naik motor seperti biasanya?" ujarku ragu, tertawa ragu dan menikmati figur wajahnya yang tampak dari samping.
Lampu berubah warna menjadi hijau, Jaehyun memimpin jalan. Dia tidak mau melepaskan genggamannya bahkan disaat kami berhenti menunggu lampu pejalan kaki berubah warna menjadi hijau. Setelah semua kejadian yang telah terjadi kemarin, bolehkah aku masih mengharapkannya sampai saat ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/202789711-288-k534779.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Try Again | Jaewoo ✔
Teen Fiction[ T A M A T ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia segera menjauh dari lapak ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Bikin emosi, bikin baper, bikin kesel. [ S I N O P S I S ] Jungwoo hanya tau jika dirinya mencintai kekasihnya, Jaehyun. Begitu jug...