02 - Rutinitas Pagi

2.7K 322 29
                                    

"Bunda tolong ambilin susu milik Hyunjin," pinta Hyunjin dengan nada manjanya.

Yeji mendengus melihat sikap manja saudara kembarnya itu. Gelas susu milik Hyunjin jelas berada di sampingnya, untuk mengambilnya itu tak membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Tapi dengan manja dan kurang ajarnya, pemuda itu meminta sang bunda untuk mengambilkannya.

Jennie tersenyum manis, mengangguk kecil dan mengambil gelas susu yang berada di sisi kanan tangan putranya. "Ini sayang," ujarnya sambil memberikan gelas susu itu pada Hyunjin.

Yoongi memperhatikan tingkah anak dan istrinya itu, "Min Hyunjin, jangan terlalu manja. Kau itu sudah tujuh belas tahun bersikap dewas—"

"Hyunjin tau Ayah," potong Hyunjin dengan cepat. "Lagi pula tangan Hyunjin sedang penuh memegang peralatan makan, jadi Hyunjin minta tolong sama Bunda." Hyunjin menoleh pada sang bunda, "Hyunjin salah ya Bun?" tanyanya dengan nada manja.

Jennie menggeleng, beranjak dari duduknya lalu memeluk tubuh Hyunjin, menyandarkan kepala anaknya itu di dada sambil mengusap rambut tebalnya dengan lembut. "Tidak, Hyunjin tidak salah. Kan Hyunjin sudah minta tolong dengan baik," ujarnya.

Yoongi mendesis kesal, "Bunda juga jangan terlalu memanjakannya. Kapan dia akan dewasa jika Bunda selalu memanjakannya seperti itu?"

"Ayah yang terlalu keras pada mereka. Yeji dan Hyunjin ini masih berusia belasan tahun, mereka ada di fase untuk mencari jati diri mereka. Kita sebagai orang tua harus selalu berada di sisi mereka untuk memantau mere—"

"Um, Bunda?" potong Yeji yang langsung membuat semua orang menatapnya. "Boleh Yeji minta roti bakarnya lagi?"

Jennie melepas pelukkannya pada Hyunjin, "Tentu saja. Bunda akan buatkan. Yeji mau rasa apa sayang?"

"Rasa blueberry dengan parutan keju di atasnya," jawab Yeji dengan semangat, senyum manis tercetak jelas di wajah cantiknya.

"Bunda Hyunjin juga mau tambah! Hyunjin mau rasa cokelat kacang,"

"Iya-iya Bunda akan buatkan lagi."

"Bunda Ayah juga mau!"

Oh oke, pagi ini mereka akan melakukan persaingan dalam merebut perhatian Jennie. Baik Hyunjin, Yeji dan Yoongi, tak akan ada yang mau mengalah untuk mendapatkan perhatian Jennie. 

"Bunda Hyunjin duluan!"

"Gak! Yeji duluan!"

"Ayah duluan dong!"

"Hyunjin!"

"Yeji! Pokoknya Yeji! Ngalah dong sama cewek!"

"Ayah orang tua, jadi Ayah duluan!"

"STOP!" teriak Jennie sambil merentangkan kedua tangannya, menghentikan pertikaian ketiga anggota keluarganya itu. "Tangan Bunda ini cuma dua. Satu-persatu pasti Bunda buatkan, jadi sabar!" ujarnya dengan tatapan mata kucing yang galak.

Hyunjin dan Yeji menunduk, merasa bersalah karena telah membuat sang bunda marah. Sedang Yoongi tersenyum kecil melihat wajah galak sang istri yang terlihat menggemaskan untuknya.

"Ayah kenapa senyum-senyum? Seneng ya lihat Bunda marah?" tegur Jennie sambil mengolesi selembar roti dengan selai bluberry sesuai permintaan Yeji.

"Iya, habis Bunda gemesin kalau lagi marah." jawab Yoongi sambil memangku wajahnya, menatap wajah Jennie disertai senyum manisnya.

Jennie menghentikan kegiatan mengoles rotinya sambil memberikan death glare-nya.

"Ih, kok gitu sih mukanya?" ujar Yoongi dengan nada jenaka. Tangannya terulur untuk mencubit gemas pipi bulat Jennie.

Ini KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang