05 - Drama Sore

1.9K 279 43
                                    

Hyunjin dan Yeji terperangah, mulut keduanya terbuka sambil menggumamkan kata 'wah' beberapa kali. Mereka merasa kagum dengan skil memasak sang ayah, melihat bagaimana tangan berurat itu dengan cepat memotong bawang menjadi bagian tipis-tipis.

Sore ini, ayah mereka yang akan memasak untuk makan malam, sedang sang bunda masih tertidur pulas di ruang tengah seusai mereka semua menonton bersama siang tadi.

"Ayah bisa gak gaya masak yang dilempar-lempar itu!" seru Yeji dengan wajah serius sambil memperagakan gerakan yang dimaksudnya.

Yoongi tersenyum tipis mendengar ucapan putrinya itu, "Yang seperti ini?" tanyanya sambil mengangkat teflon dari atas kompor, lalu mengaduk masakkan di dalamnya dengan cara melemparnya ke atas dan menampungnya kembali.

"WOAHHH MANTOEL!" heboh Yeji dan Hyunjin bersamaan.

Yoongi tersenyum bangga melihat respon anak-anaknya itu. Selesai menunjukkan aksinya, Yoongi berjalan menuju potongan daging yang sudah dicuci bersih, berniat untuk membumbuinya selagi menunggu saus buatannya matang.

"Ayah, Ayah! Bumbuin dagingnya yang pake gaya gini gini itu loh!" seru Hyunjin sambil menirukan cara menaburi bumbu yang tangannya diangkat tinggi-tinggi.

"Gampang," sahut Yoongi lalu melakukan aksi sesuai permintaan putranya.

"WOAAHHH!!!" lagi-lagi si kembar dibuat terperangah menyaksikan aksi memaksa ayah mereka.

Jennie berdiri di belakang si kembar, melipat tangan di depan dada dengan bibir yang mengerucut kesal. Biasanya saat ia memasak, si kembar tak pernah memujinya atau bersikap seheboh itu.

"Sayang," tegur Yoongi saat pandangannya mendapati sosok sang istri yang tengah berdiri di belakang anak-anak mereka. "Sudah bangun?"

Jennie mendengus malas, memilih menarik kursi kosong di samping Hyunjin dan duduk di sana. "Masak apa?" tanyanya penasaran sambil melirik ke arah masakkan suaminya.

"Kesukaan kamu," jawab Yoongi disertai senyum manis menggodanya.

Jennie berpangku tangan, "Kesukaan aku banyak tuh," ujarnya dengan nada yang terdengar kesal.

Yoongi melangkah mendekat ke meja pantri, tangannya terulur untuk mencubit gemas pipi Jennie. "Kamu kenapa sih? Bangun tidur kok cemberut gini?" tanyanya.

Jennie semakin mengerucutkan bibirnya sambil melirik ke arah anak-anaknya. "Gak papa," jawabnya berbohong.

"Bunda bohongnya jelek banget deh," ujar Hyunjin kelewat santai dan diangguki oleh sang ayah.

"Sayang kenapa sih? Lagi dapet ya?" tanya Yoongi dengan nada rendahnya.

Jennie mengembuskan napas dengan lesu, "Bunda lagi sebel aja. Anak-anak gak pernah seheboh itu kalau lihatin Bunda masak," jawabnya masih dengan bibir yang mengerucut.

"BUKAN BEGITU BUN!!!" seru Hyunjin dan Yeji bersamaan.

"Kita kalau lihatin Bunda masak tuh rasa kagumnya beda," ujar Yeji dengan wajah serius yang malah terlihat sangat menggemaskan karena kedua mata sipitnya itu berusaha melebar, namun tak bisa dan tetap terlihat kecil.

"Beda gimana?" tanya Jennie sambil memandang kedua anaknya dengan tatapan bingung.

"Habis Bunda kalau masak cantik banget! Hyunjin sama Yeji suka bisik-bisik gini, kenapa sih Bunda cantik banget? Padahal Bunda cuma masak sambil dasteran, tapi cantiknya kelewatan! Suruh munduran yuk!" cerita Hyunjin yang diangguki oleh Yeji.

"Bunda itu cuma cepolan rambut asal-asalan tapi cantik banget! Makannya kita berdua kalau lihat Bunda masak bukan fokus ke aksi memasaknya, tapi ke kecantikan Bunda." tambah Yeji yang sukses membuat Jennie tersipu malu.

Yoongi tersenyum melihat wajah sang istri yang terlihat memerah menahan malu, perlahan ia melangkah mendekat sampai berdiri di samping Jennie. "Malu ya?" tanyanya berbisik sambil merangkul tubuh istrinya itu.

Jennie langsung memeluk tubuh suaminya, menyembunyikan wajah memerahnya dalam pelukkan mereka. "Heum, mereka anak-anaknya siapa sih? Pinter banget," ujarnya yang membuat si kembar tertawa gemas.

Bunda mereka itu menggemaskan sekali, bukan hanya wajahnya saja, tetapi tingkahnya juga.

Mendengar tawa renyah anak-anaknya, Jennie melonggarkan pelukkannya dan menatap kedua anaknya. "Udah sana kalian pada mandi sore!" serunya supaya kedua anaknya itu pergi dan tak melihat tingkah manjanya ini.

Yeji mengangguk paham. Ia menarik lengan saudara kembarnya lalu beranjak pergi meninggalkan orang tua mereka.

Jennie mengembuskan napas, "Mereka tuh bisaan banget bikin Bundanya salah tingkah!" ujarnya dengan nada kesal yang malah terdengar imut bagi Yoongi.

Yoongi menundukkan wajahnya, mencium bibir kerucut milik istrinya itu. "Jangan cemberut lagi, bikin gemes tau!" ucapnya di depan bibir Jennie.

"Tuh kan, sama aja kayak tingkah Ayahnya. Anak-anak pasti nurunin sifat kamu ini nih, si perayu!"

Yoongi tersenyum, terlihat sangat manis, bikin Jennie ikut tersenyum juga. Yoongi kembali mencium bibir istrinya itu, kali ini dengan lumatan lembut yang membuat Jennie terbuai hingga mengalungkan tangannya pada leher suaminya itu.

Keduanya hanyut dalam ciuman lembut itu sampai dirasa oksigen dalam paru-paru mereka mulai menipis. Yoongi mengurai ciuman mereka, mengusap sisa saliva yang masih menempel di bibir sang istri menggunakan ibu jarinya. "Ini si manis, dan hanya milikku."

Jennie tersenyum malu dan langsung memeluk tubuh suaminya, "Kamu jangan gini ih, malu tau kalau dilihat sama anak-anak."

"Biarin aja. Biar Hyunjin berhenti ngambil kamu dari aku."

"Mana bisa, kan aku Bundanya."

"Tapikan kamu istri aku, pokoknya—"

"BUNDA BAJU KAOS HYUNJIN YANG WARNA ITEM PINK DIMANA YA?"

Suara teriakan Hyunjin yang berasal dari dalam kamarnya menghentikan obrolan Yoongi dan Jennie. Dengan kesal Yoongi mengembuskan napasnya, sedang Jennie langsung mengurai pelukkan hangat mereka.

"Sebentar, aku mau lihat anak-anak dulu. Kamu lanjutin masaknya ya," ujar Jennie lalu beranjak pergi menuju kamar putranya, sedang Yoongi kembali melanjutkan kegiatan memasaknya yang sempat tertunda akibat drama dadakkan keluarganya tadi.

Hampir saja keluarga mereka terlambat makan malam karena Yoongi dan Jennie yang sibuk bermesraan dan melupakan kegiatan memasaknya.

Bersyukur suara teriakan Hyunjin mengganggu suasana romantis orang tuanya itu.

Bersyukur suara teriakan Hyunjin mengganggu suasana romantis orang tuanya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang