08 - Suudzon

1.4K 230 26
                                    

Minggu pagi di kediaman Min Yoongi, sunyi dan penuh ketenangan, tidak seperti hari-hari biasanya yang selalu bising dengan teriakan si kembar.

Yeji menarik selimutnya, membenamkan tubuh rampingnya di dalam sana hingga menutupi kepala. Seandainya para fans tau kelakuan Yeji yang sesungguhnya, pasti mereka semua menyesal telah memuja-muja gadis malas ini.

Tak berbeda jauh dengan kelakuan kembarannya, Hyunjin sendiri masih terbelit di dalam selimutnya seperti kepompong. Pendingin ruangan sengaja ia setel dengan suhu rendah agar kamarnya terasa seperti kutub utara dan menjadi alasan dirinya untuk tak beranjak dari dalam selimut hangatnya. Terlalu cerdas, sama seperti sang ayah.

Min Yoongi sendiri masih terlelap sambil memeluk guling hidupnya yang juga masih tertidur pulas. Wah, keluarga ini sangat kompak untuk urusan kemalasan.

"Ayah," panggil Jennie dengan suara seraknya. Kedua mata kucingnya terbuka, mengerjap beberapa kali untuk menormalkan penglihatannya. "Ayah, Bunda pengen pipis."

"Hnggg ..." Yoongi bergumam tak jelas sambil merapatkan tubuhnya pada sang istri.

"Lepas dulu, Bunda pengen pipis." Jennie berusaha melepas pelukkan Yoongi, namun rasanya usaha itu sia-sia, karena Yoongi semakin mengeratkan pelukkannya.

"Nanti aja,"

"Gak bisa. Ayah mau Bunda sakit infeksi saluran kemih lagi karena suka nahan-nahan pipis?"

Mendengar hal itu, Yoongi langsung melonggarkan pelukkannya. Jennie beringsut menjauh dari sang suami, lalu beranjak duduk. "Ayah, Bunda mager jalan ke kamar mandi. Anterin dong," pintanya dengan manja.

Yoongi membuka kelopak matanya, menatap sang istri dengan pandangan kosong. "Sama, Ayah juga mager."

Jennie mendengus, "Hyunjin. Min Hyunjin," panggilnya dengan suara sedikit keras.

Well, kamar tidur Hyunjin berada di seberang kamar kedua orang tuanya, sedang kamar Yeji berada tepat di samping kamar Hyunjin.

Hyunjin yang samar-samar mendengar suara sang bunda memanggil namanya segera beranjak bangun dengan kedua mata yang masih terpejam. Pemuda itu turun dari ranjang empuknya, berjalan keluar kamar sambil menggaruk kepalanya.

Tanpa permisih, Hyunjin menerobos masuk ke dalam kamar orang tuanya yang kebetulan tidak terkunci. Sebenarnya kamar Yoongi dan Jennie memang sengaja tak pernah dikunci, itu karena kedua anak mereka yang sangat penakut. Jadi, jika terjadi hal yang tak diinginkan seperti pemadaman listrik mendadak, kedua anaknya bisa langsung berlari memasuki kamar mereka tanpa harus menggedor pintu kamar yang menimbulkan kebisingan. Tau sendiri bahwa Min Yoongi tak menyukai sesuatu yang berisik, terkecuali omelan Jennie.

"Kenapa Bun?" tanya Hyunjin yang kini sudah berada di kamar orang tuanya.

"Bunda mau pipis, kamu gendong Bunda ya ke kamar mandi?" pinta Jennie dengan tatapan memohon, dan tentu saja Hyunjin tak akan tega melihatnya.

Hyunjin hanya bisa mengangguk patuh, lalu berjalan mendekati sang bunda.

Min Yoongi langsung beranjak duduk, "Gak, biar Ayah aja."

Jennie mengerutkan dahinya, menatap sang suami dengan pandangan bingung. "Kan tadi Ayah bilang mager," ujarnya.

Yoongi menggeleng, "Gak, Ayah udah gak mager. Ayo sini, Ayah anter ke kamar mandi. Ayah temenin juga sampai di dalam," ujarnya.

"Bunda udah minta tolong ke Hyunjin, Ayah gak boleh ngambil tugas Hyunjin dong!" protes Hyunjin. Pemuda itu tak mau tenaganya yang telah ia keluarkan untuk berjalan dari kamarnya ke kamar sang bunda terbuang sia-sia begitu saja.

Ini KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang