Chapter 1
Semester Baru"Terima kasih Om dan Tante. Mau ngizinin Lu tinggal disini." Bungkuk Lu dengan sopan pada kedua orangtua Mia.
"Sama-sama. Jangan sungkan ya?" seru Rina selaku ibu dari Mia. "Kalau ada libur, ke sini aja. Tante dan Om gak keberatan."
Lu tersenyum penuh terima kasih.
"Iya, datang aja. Om juga gak keberatan. Malah rasanya senang rumah tambah ramai," imbuh ayahnya Mia.
Ada rasa perih yang dirasakan Lu di pelupuk matanya. Dia ingin menangis. Tetapi gadis itu berusaha untuk tetap tersenyum sampai perpisahan itu selesai.
"Ma, Yah. Mia jalan dulu ya," pamit Mia seraya mencium kedua punggung tangan orang tuanya. "Kami kebetulan mau ketemu Arsenal di Cafe."
"Bareng Alka?" Mata Arya memincing tajam pada putri tunggalnya
"Gak kok, Yah," ungkap Mia dengan mimik wajah cemberut.
"Awas saja. Kalau ayah liat," tukas Arya. "Akan ayah buat dia jadi perkedel."
"Ayahhh!!" renggut Mia dengan wajah memerah.
"Tenang Om," sela Lu. "Lucy bakal jagain Mia kok. Lucy janji."
"Janji ya, Lu?" Arya mengedipkan sebelah matanya.
"Aish, Ayah dan Lu kok jadi gini sih?" Mia cemberut kesal. Tetapi dia tahu. Bahwa itu hanya candaan Lu dan ayahnya.
Setelah berpamitan. Kedua sahabat itu pun pergi ke pusat kota Aveyard dengan menggunakan sapu terbang.
Sudah jelas, siapa yang mengendarai. Hampir tiga tahun di Diwangka dan Lu belum kunjung mahir menggunakan sapu.
Ketika tiba di salah satu rumah bertulang kayu. Mia pun mendaratkan sapunya dengan perlahan-lahan. Cafe itu terlihat cukup ramai dikunjungi pengujung.
"Lu!" Tangan Arsenal melambai dari salah satu meja payung di luar bangunan.
Lu pun membalas lambaian itu. Tetapi sedetik kemudian dia ketawa melihat Naell memaksa tangan Arsenal untuk turun.
"Ah," seru Mia. "Seharusnya aku bilang ada Servamp juga, Ya?"
Keduanya terkekeh. Lalu berjalan menghampiri.
"Sudah lama?" tanya Lu seraya menarik salah sebuah kursi dari balik meja.
"Gak juga," sahut Arsenal
"Liburnya menyenangkan?" tanya Naell.
Lu tersenyum lebar seraya menggangukkan kepala.
"Syukurlah," ungkap Naell.
Selama liburan semester ini dia tidak henti-hentinya datang bertamu di rumah Mia. Bahkan ayah Mia yang awalnya menyambut Naell dengan tangan terbuka dibuat kesal. Saat Naell masih saja mengetuk pintu saat seisi dunia ingin terlelap.
"Gue akan langsung saja, Lu," seru Arsenal dengan mimik serius.
"Gue siap mendengarnya," tukas Lu
KAMU SEDANG MEMBACA
DIWANGKA (SEASON 3 PENYIHIR DIWANGKA) END
FantasySeason 3 PENYIHIR DIWANGKA Ini merupakan cerita berseries. Urutan membaca 1. Penyihir Diwangka 2. Ardelra 3. Diwangka Pasca penyerangan klan Kurosaki dan kepergian Dexa. Diwangka mengadakan kompetensi internasional antar sekolah-sekolah sihir di du...