Chapter 13- Perhatian Mia

509 73 59
                                    

Chapter 13
Perhatian Mia

"Lucy!!"

Mia memekik kaget begitu mendapati perban Lu berdarah dan dengan terburu-buru. Ia pun segera mengambil kotak p3k yang telah disediakan sebelumnya oleh Ragil untuk mengobati Lu.

"Kamu terlalu memaksakan diri," omel Mia. "Jika Naell tahu, dia pasti akan marah."

Dengan sangat hati-hati Mia membuka gulungan perban. Darah-darah itu menetes melalui jari-jemarin Lu.

Lalu dia membasahi kapas yang telah dibasahi oleh alkohol dan mengusap ke sela-sela pergelangan tangan Lu dengan hati-hati.

"Uhuu ... uhu." Lu tiba menangis dan itu membuat Mia jadi terkejut.

"Apa ini sakit?"

Lu menggeleng.

"Gak. Tapi, entah mengapa. Jika gue ingat Dexa. Rasanya dada gue sakit dan ingin nangis saja."

Mia hanya bisa tersenyum kecil mendengar pengakuan Lu.

"Keluarkan saja. Kalau kamu mau nangis. Ya, nangis aja. Aku masih bisa jadi sandaran bahu untukmu." Membalut kembali telapak tangan Lu dengan perban baru. "Rasa sakit seperti itu tidak perlu ditahan."

Lu mencoba mengalirkan energi mana untuk mengurangi rasa sakitnya. Walau tidak terlalu berefek menyembuhkan. Setidaknya, itu tidak membuatnya merasa sakit.

"Ini." Mia pun menyodorkan tissue untuk Lu. "Lu. Gue juga ingin ngomong sesuatu sama lo," ungkap Mia.

"Apa?"

"Mungkin belum ada yang memberitahumu. Ini soal Amazora." Menarik napas dalam-dalam. "Bisa jadi, di masa depan lo dan Dexa bakal saling membunuh atau bisa jadi. Lo yang bakal terbunuh."

Pupil mata Lu membulat besar. Matanya terbelalak dengan apa yang diungkapan Mia barusan.

"It- Itu tidak mungkin," bantah Lu

"Amazora adalah lawan dari Raikage. Ini seperti hitam dan putih. Tidak akan pernah bersatu dan saling bertolak belakang."

Menggenggam tangan Lu dengan lembut.

"Lo harus siap mental dengan semua ini. Perang antar dunia sihir akan terjadi di masa depan. Jika Dexa berpihak pada Lexio Fortana. Maka satu-satunya orang yang bisa menghentikan Dexa adalah lo."

"Bagaimana jika gue tidak bisa melakukannya?"

"Kamu akan lihat seluruh dunia menjadi hancur. Aku mungkin akan mati, tidak bahkan seluruh orang dan anak-anak yang tidak berdosa pun turut serta. Apa kamu ingin melihat dunia seperti itu?"

Lu menggeleng. "Tentu saja, tidak!"

"Kalau begitu. Tegarkan hatimu dan jadilah lebih kuat. Aku tahu ini memang berat bagimu Lu. Tapi, jujur. Apa cuma aku dan Kak Lenna yang tahu soal Amazora?"

Lu kembali menggelengkan kepala, "Naell tahu."

"Dan mungkin saja Zuko dan Arsenal juga tahu," sela Mia

DIWANGKA (SEASON 3 PENYIHIR DIWANGKA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang