Tear 1

6.6K 424 34
                                    

Seokjin mengerutkan kening saat dirasa ia menggaris bentuk yang tidak serasi dengan lekukan di bagian atas. Jadi ia menghapusnya dan kembali menggaris. Wajahnya terlihat begitu serius. Tak ada jadwal target memang, tapi jika ia sudah bersama pensil dan kertas putihnya. Seokjin berubah menjadi begitu serius pada sketsanya. Ia hanya ingin memberikan yang terbaik pada hasil karyanya nanti.

Seokjin memang akan meluangkan waktu lebih banyak di hari sabtu dan minggu demi pekerjaannya. Karena, Namjoon berada di rumah. Ia jadi tidak terlalu sibuk harus mengurus rumah. Ada Namjoon yang akan membantunya.

Di sisi lain tepatnya di depan pintu kerja Seokjin, Jungkook tengah terkikik membungkuk sambil menutup mulutnya. Rasanya ada yang lucu saja saat Namjoon hampir menjatuhkan bunga.

Iya, bunga.

Yang Namjoon beli tadi bersama Jungkook. Tentu tanpa sepengetahuan Seokjin. Namjoon memberikan bunga itu pada Jungkook, yang kenyataannya bunganya hampir sebesar Jungkook.

Kali ini Namjoon yang ingin tertawa. Anaknya terlihat kesusahan namun menggemaskan dalam satu waktu.

Dengan pelan pria itu membuka pintu kerja Seokjin lalu membiarkan Jungkook masuk dengan susah payah, namun anak itu mencoba berlari.

"Papaaaaaah." teriak Jungkook sambil berlari mengapit bunga besar, bokong kecilnya terlihat kesana kemari saat berlari.

Seokjin menegakkan badan dan membolakan mata saat melihat Jungkook berlari kearahnya susah payah memegang sebuket bunga.

"Hai sayang." Seokjin keluar dari area meja kerja dan segera menghampiri Jungkook dan menerima uluran bunga besar. Warnanya beragam. Hijau, kuning, merah dan ungu.

"Papa selamat ulang tahun yeaaay." Jungkook memeluknya dengan penuh semangat. Seokjin menatap Namjoon yang baru saja melangkah masuk dan Namjoon tersenyum padanya.

"Terimakasih sayang." Seokjin melepas pelukan untuk sekedar mengecup pipi Jungkook. Dan mendapat balasan berupa kecupan ringan dibibir dari Jungkook. "Apa Kookie yang membelinya?"

"Mm." Jungkook mengangguk semangat. "Bersama Daddy."

"Dia iri saat datang ke kamar kita dan melihat bunga di rak riasmu." Ucap Namjoon.

"Kookie mau kasih bunga ke Papa." Seokjin tersenyum lalu kembali mengecup Jungkook.

"Terimakasih sayang. Ini kado yang sangat indah. Saat ini Papa memiliki dua bunga cantik dari dua jagoan Papa. Papa akan memajang bunga dari Kookie nanti di meja rias bersama pemberian Daddy."

"Yeeeaaay. Bunga dari Kookie lebih besar dari Daddy kan Pa? Papah suka? Kookie yang pilih bunganya."

"Papah sangat suka."

"Yeaay. Nanti setiap papa ulang tahun. Kookie kasih bunga. Seperti Daddy"

.

.

.

.

Ucapan Jungkook benar adanya. Di ulang tahunnya kali ini, Seokjin kembali mendapat bunga.

Sudah 6 tahun layaknya tradisi ini berjalan. Namun kali ini Seokjin merasa sedikit terharu dan pedih.

"Bagaimana bunga nya Papa? Suka?"

Seokjin mengangguk mengelus permukaan bunga mawar hijau pemberian Jungkook. "Sangat suka." Jungkook pun ikut tersenyum dan menerima ciuman di keningnya.

Umurnya saat ini 10 tahun. Dan begitu banyak hal yang ia lalui.

Jungkook terus menatap bagaimana Papa nya melangkah dan meletakkan bunga pemberian Jungkook ke dalam vas bunga dan meletakannya pada meja rias Seokjin.

TearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang