Tear 4

2.2K 326 30
                                    

Seokjin adalah koki terhebat di dunia ! Chef terhebat idola Jungkook !

Jungkook itu suka makan. Dari kecil Papa dan Daddy nya suka mengajak Jungkook berwisata kuliner. Mencicipi begitu banyak makanan di luar sana. Terasa enak. Namun berakhir dengan 'masakan Papa tetap paling enak' sembari mengacungkan jempol lalu tersenyum lebar.

"Kookie kenyang." ucap Jungkook, meletakkan sumpit lalu memundurkan badan agar menyender pada kursi.

"Minum dulu sayang." Jungkook mengangguk. Mengulurkan tangan untuk menerima segelas air bening dari Seokjin. "Bukankah menyenangkan merasakan kenyang setelah kau lapar karena lelah?" Jungkook mengangguk kuat.

"Rasanya tulang-tulang Kookie sudah kembali menyatu." Seokjin terkekeh. Perumpamaan seperti apa itu. "Pelatih bilang kemampuan ku sudah sangat baik. Papa harus liat saat Kookie mengoper bola ! Itu terlihat keren !" suara Jungkook terlihat begitu bangga dan pamer sekaligus.

"Oh ya? Keren?"

"Teman-teman Kookie yang bilang. Lebih bagus dari Daddy. Besok Kookie harus bertanding dengan Daddy dan Papa harus menontonnya, karena Kookie pasti menang." Seokjin terkekeh mengangguk. Kebanyakan permainan bola antara Jungkook dan Namjoon memang di menangkan oleh Namjoon, dan jika Jungkook yang menang, itu jelas karena Namjoon. Namjoon itu Ayah yang bagaimana ya, ia akan membiarkan anaknya menang dan melakukan selebrasi bahagia, namun ia juga tak mau di anggap Ayah yang payah dan tak bisa menjadi contoh untuk Jungkook. Jadi dia akan menjadi pemenang sekaligus mengalah untuk Jungkook.

"Papa akan membeli terompet untuk mendukung Kookie !" Seokjin pun tak mau kalah berbicara dengan semangat seperti puteranya.

"Kapan?" tanya Jungkook lugu.

"Huh?" Seokjin memiringkan kepala bingung. "Apanya kapan?"

Jungkook semakin menatap Seokjin seolah tengah menuntut sesuatu. "Kapan Papa akan membeli terompet?"

"Hm?"

"Kapan Papa akan membeli terompet?" ulang Jungkook namun dengan nada lebih tinggi. "Kapan Kookie akan bertanding lagi dengan Daddy dan Papa menonton nya dan memainkan terompet ?"

Seokjin bungkam.

Butuh beberapa detik agar Seokjin menetralkan debaran dadanya. Pertanyaan Jungkook adalah pertanyaan yang begitu gampang begitu lugu dan tak ada yang salah memang.

Seokjin sendiri yang mengatakan akan melakukan itu semua.

"Nanti? Saat Papa ada waktu dan Kookie harus banyak berlatih lagi agar mengalahkan Daddy."

"Setelah pertandingan?"

"Hm?" Seokjin mengedipkan matanya.

"Setelah pertandingan sekolah, Papa. Kookie akan melawan Daddy. Dan saat pertandingan, Papa Daddy menonton Kookie dan mendukung Kookie tapi setelah itu, Papa hanya boleh dukung Kookie ya !" Seokjin mengulaskan sebuah senyuman. Lalu mengelus rambut halus Jungkook tanpa mengucapkan sepatah kata "Papa akan datang kan bersama Daddy?"

"Tentu sayang. Kami akan datang." untuk hal ini. Seokjin tak ragu. Perpisahan dengan Namjoon bukan berarti mereka berhenti saling mendukung untuk Jungkook. Jika itu untuk Jungkook mereka akan melakukan apapun demi kebahagiaan anak itu - tapi selain kembali bersama. Untuk hal itu. Seokjin ingin meminta maaf untuk Jungkook.

Seokjin tak bisa mengabulkannya.

"Nah, kerjakan pr mu. Sikat gigi lalu tidur. Papa akan menemanimu saat tidur nanti."

Seokjin memasuki kamar dengan diam. Ini dulu kamarnya bersama Namjoon. Ia sengaja masih menempati kamar itu. Terlalu sibuk jika hanya untuk berpindah kamar.

TearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang