Seokjin menutup wajah dengan kedua tangannya. Membiarkan tangan kecil menyentuh permukaan tangannya. Lalu di saat tak terduga ia menjauhkan tangan dari wajahnya
"Bwaaah." teriak Seokjin yang membuat bayi kecil di depannya tertawa terbahak-bahak.
"Lagi.." teriak Seokjin sembari menutup mata. "Cillluukk bwaaah."
Jungkook kembali tertawa. Suara mungilnya terdengar jelas begitu bahagia.Layaknya menonton sitkom terlucu yang pernah ada. Menampilkan senyum puas pada wajah Seokjin. Ia sangat bahagia melihat Jungkook tertawa seperti itu.
Di tambah jika si kecil menampilkan empat gigi kecilnya. Dua di atas dan dua di bawah. Juga di tambah pipi tembam Jungkook dan kulitnya yang putih halus.
Jungkook sangat sempurna bagi Seokjin.
"Jungkookie tertawa terus hari ini. Sedang bahagia hm?" Seokjin menarik Jungkook duduk di pangkuannya.
"Pa-pa-pa." Jungkook menepuk-nepuk kecil pipi Seokjin. Menandakan anak itu masih ingin bermain cilukba seperti tadi.
"Oo sudah sayang. Papa senang melihat mu tertawa, tapi sudah saatnya tidur siang."
Jungkook berada dalam gendongan Seokjin. Terus tersenyum dan memainkan pipi Seokjin. Andai Seokjin boleh meminta hal yang bisa bertahan untuk selamanya, ia meminta seperti ini. Meminta jungkook yang tertawa memainkan pipinya menatapnya dengan pandangan lugu dan tak memikirkan apapun selain tertawa.
Menidurkan Jungkook itu terkadang sulit terkadang tidak. Untuk hari ini, terbilang mudah. Entah apa yang sudah terjadi pada Jungkook untuk hari ini. Sepertinya bayi itu tengah berbahagia .
Jungkook terus menatapnya dengan mata bulat dan kecil, dengan bibir yang sibuk menyesap susu dari dot bayi, dengan tangan Seokjin yang memegang botol dot (ah jungkook juga ikut memegang dengan satu tangan) sementara tangan yang satu tengah bermain di udara seolah-olah menggenggam-melepas. Sangat menggemaskan.
Dan di saat Jungkook sudah memejamkan mata, namun dengan mulut yang masih bergerak mengedot, Seokjin dengan pelan menarik botol dot. Ia tak pernah membiarkan Jungkook tidur dengan botol dot, tidak. Sekalipun Jungkook akan menangis ia lebih memilih menenangkan Jungkook dengan cara memeluk anak itu, menyanyikan sebuah lagu dan menepuk kecil pantat Jungkook.
Jungkooknya tertidur dengan lelap.
Mata Seokjin kembali terbuka saat mendengar pintu kamar berbunyi suara 'klik' , Namjoon masuk dengan senyuman.
"Hai Jinnie." Lirih Namjoon yang di balas senyum oleh Seokjin. "Dan hai baby." Namjoon menatap bayinya yang tengah tertidur.
"Kau sudah pulang?"
Namjoon mengangguk. Lalu menyodorkan sebuket mawar hijau untuk Seokjin."Bunga?" Seokjin terduduk dengan bibir yang tersenyum. "Tumben sekali." Ia menghirup wangi mawar lalu tersenyum pada Namjoon.
"Yap. Anggap saja hari ulang tahunmu."
"Namjoon?!?"
"Bagiku setiap hari hari kau berulang tahun."
"Kalau begitu aku tua setiap hari?" Namjoon tertawa kecil. Seokjin masih saja menggemaskan.
"Maaf. Aku tak pandai merayu."
"Tapi kau pandai membuatku tersenyum."
Sisi lembut Seokjin adalah hal terfavorit Namjoon. Hidungnya yang mengkerut saat tersenyum adalah hal cantik yang suka ia pandangi.