For Part 3🤟

83 67 9
                                    

Enjoy reading teman teman!! :))

®®®

"Lis, mau aku ambilin minum?" ucap Arkan tersenyum ramah pada Alisa.

Alisa pun membalas senyum Arkan dengan senang. "Gue ambil sendiri aja deh, bisa kok!" balasnya sopan.

Arkan pun tersenyum tipis. "Gapapa, biar sekalian, gue malah suka direpotin apalagi sama lo!" godanya pada Alisa sembari terkekeh pelan.

Namun Alisa malah menampakan wajah yang sok tak peduli. "Oh gitu?" ucapnya memalingkan wajahnya.

Arkan pun tersenyum dan mengangguk. "Iyaa, kenalan sama yang lain gih, biar lo banyak temen disini!" ucapnya sembari melirik gadis-gadis yang sedang tertawa tawa dan menikmati pesta hari ini.

Alisa hanya menghela pelan setelah mengikuti arah mata Arkan menatap. "Kan gak kenal, masa gue harus soken!" ucapnya sembari mengerucutkan bibirnya.

"Pestanya juga kenapa kayak gini yaa? Kesannya kok kaya anak nakal gitu ya?" ucapnya sedikit bernada pelan, dan telapak tangannya saling menggesek telapak tangan lainnya. Dingin.

Arkan yang mudah peka dengan hal sepele yang dilakukan Alisa pun segera memastikan gadisnya ini baik baik saja. "Lo gak nyaman?" tanyanya sembari menundukkan kepalanya menatap wajah Alisa yang sedari tadi menunduk dengan tangan yang masih  menggesek kedua telapak tangannya.

"Lo mau pulang?" tanyanya khawatir dan bersiap mengeluarkan kunci motor yang dihiasi gantungan bergambar spiderman.

Alisa pun segera mendongakkan kepalanya. "Ya nggak, cuma aneh aja gitu, ini kan pesta ulang tahun bukan Club," ucapnya sedikit risih.

"Kita ambil minum dulu yuk? Atau lo mau ke basecamp temen gue aja?" tanyanya lembut.

Alisa menggeleng. "Gak deh, gue ikut lo aja," ucapnya, namun matanya tak menatap Arkan.

Melainkan menatap seseorang dibelakang Arkan. Tanpa ragu, Arkan pun membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok lelaki berambut ikal gelombang menatap Alisa dengan mata berbinar.

Tak ingin tubuh Alisa dilihat oleh lelaki asing disekitarnya. Arkan pun segera melepas jaket hitam  ditubuhnya dan menaruh jaketnya dipunggung belakang Alisa agar tubuhnya tertutup sekaligus mengurangi rasa dingin ditubuh mungil Alisa.

Saat Alisa mencoba untuk memundurkan langkahnya. Arkan alah sengaja memajukan tubuhnya dan deg.  Jantung Alisa berdetak kencang, pasalnya sudah tak ada lagi jarak yang memisahkan mereka berdua.

Ditambah Alisa yang malah mendongakkan kepalanya dan tak sengaja kedua matanya menangkap sorotan mata indah dan tajam milik seorang Arkan yang membuat dadanya berdebar. Jangan lupakan parfum beraroma teh yang membuat tubuhnya menghangat lebih dari jaket hang diberikan Arkan.

Alisa pun bisa merasakan jantung Arkan gang juga tak kalah berdegup kencang sepertinya. Arkan  merasakan hal yang sama? Sungguh, Alisa tak munafik. Ia diam saja, dan benar-benar tak menolaknya.

Sumpah, keramaian ini pun tak bisa menghentikan keduanya. Rasa malu pun tak lagi menjadi jaminan mereka akan sadar. Dua insan ini nampak tak rela, jika jarak kedekatan ini hanya akan dilewatkan beberapa detik saja.

Alisa sadar kalau mencintai seseorang itu ternyata tak harus menunggu waktu. Buktinya ia dengan Arkan.

Arkan pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa berdekatan dengan Alisa. Tanpa menunggu, Arkan pun segera merendahkan tubuhnya yang tinggi agar sejajar dengan wajah Alisa. Hal itu pun membuat Alisa terkejut, ia tau apa yang akan terjadi. Lalu Alisa segera menjauhkan tubuhnya dari Arkan. Sebelum nafasnya bertambah lebih sesak. Sialnya, Arkan menarik pinggang Alisa lebih dekat dan dekat.

ALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang