@@@
Pagi ini cahaya matahari bersinar lebih terang dari biasanya. Terik matahari pun terpancar melalui kaca rumah sakit yang sengaja dibuka oleh perawat disana.Perlahan kedua mata Alisa pun terbuka, dan mulai mengumpulkan kesadarannya, beberapa orang yang menunggunya pun menatap Alisa dengan wajah bahagia. Samar-samar terdengar suara sosok lelaki yang gadis itu kenali. Sangat kenali. Itu adalah Arkan. Lebih tampan dari biasanya. Alisa tak bida berbohong, kali ini ia sangat menyukai senyum Indah seorang Arkan. Yang membuatnya senang adalah wajah Arkan lah hang pertama kali ia tatap.
"Enak ya kamu, pagi pagi udh liatin cogan!" sindir mamanya yang tengah membawakan sebuah bubur dan teh manis pada Alisa yang masih terkulai lemas.
Arkan pun sontak menutup wajahnya dengan malu, lalu tersenyum menatap Alisa.
Alisa pun menghela nafasnya pelan, "ya ampun, mama fitnah aku mulu ya," lirih Alisa, lalu melirikkan matanya pada mamanya yang hanya terkekeh pelan.
"Mama keluar dulu yaa! Mas Arkan jagain anak tante yaa, baik-baik ya didalem, anak tante jangan diapa-apain yaa mas!" pesan mamanya, lalu segera menutup mulutnya cepat, dan menunjukkan cengirannya pada Arkan. Arkan pun hanya tertawa pelan, dan mengangguk mengiyakan.
Alisa pun memutar bola matanya malas. "Astagfirullah mama!" balas Alisa geram sembari membulatkan matanya pada mamanya yang telah keluar dari ruangannya sembari membawa tas gendongnya dengan langkah cepat.
"Oh iya, kok semalem Evan kesini ya? Kamu yang kasih tau dia, aku dibawa ke rumah sakit ya?"
"Hm, iya!"
"Kenapa harus ajak dia kesini? Malem-malem lagi!"
"Kamu gasuka ya dia kesini? Yaudah deh, aku ga bakal ajak dia lagi," balasnya cepat, lalu mengelus-elus rambut Alisa pelan.
Alisa menggeleng pelan. "Bukan, aku kasian sama dia. Dia kan masih sakit, belum lagi jam 12 an gitu dia pulangnya. Aku khawatir dia kenapa-napa Kan dijalan!" jelasnya dengan raut wajah khawatir.
Arkan pun menghela kasar, "ohh," ucapnya tak niat. Arkan pikir, Alisa sudah tak menginginkan Evan lagi. Dan prasangka nya salah. Pacarnya ini malahan khawatir dengan saudara tirinya itu.
Gadis itu mencoba mengartikan perubahan wajah dari Arkan. Sepertinya pacarnya ini cemburu padanya. Begitulah yang bisa ia simpulkan. "Oh iya, kamu ngga sekolah?" tanya Alisa dengan wajah bingungnya.
Arkan pun memalingkan pandangannya kearah lain. "Ngga, aku mau nemenin kamu disini," balasnya.
"Kamu cemburu ya aku ngomongin Evan terus?"
"Cemburu lah, aku kan pacar kamu!"
"Maaf..."lirihnya sembari memainkan mengaitkan kedua tangannya pada tangan Arkan dengan sentuhan halus.
Arkan pun tersenyum paksa, "Gapapa kok sayang," tangannya pun bergerak mengacak-acak rambut berantakan Alisa dengan lembut. Hingga membuat Alisa sontak memegang tangan Arkan, lalu menggeleng pelan untuk tak melakukan hak itu lagi.
"Lucu! Kamu lucu banget si!" ucap Arkan dengan mata berbinarnya, dan menatap wajah cantik Alisa tanpa berkedip. Hal itu membuat Alisa salah tingkah, dan menutupi wajah Arkan dengan tangan mungilnya. Dan segera memalingkan wajahnya.
Arkan pun semakin gemas dengan tingkah lucu pacarnya itu. Dengan gerak cepat ia mencubit pipi Alisa dengan kencang, hingga tertarik kuat dan membuat gadisnya meringis kesakitan. Dan Arkan pun segera menjauhkan Alisa sebelum gadisnya itu membalasnya.
"Kan, aku ga betah disini. Aku mau pulang aja, bilangan mama ya!" pesan Alisa beranjak daro tempat tidur, lalu bersiap akan mendaratkan kakinya kelantai. Namun, dengan sigap Arkan menahannya, lalu menggelengkan kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISA
Teen Fiction*** Alisa! Cewek cantik dengan nama panggilan Icha. Mudah terbawa perasaan, cewek yang terlalu care, dan juga bodoh dalam hal mencintai. Mengapa? Karena ia tak pernah sadar untuk siapa hatinya. Siapa pemilik cinta sesungguhnya? Dan suatu hari ia men...