Maaf

56 41 1
                                    

Ruang BK

tertulis jelas dipapan kayu, tepat diatas pintu. Ruangan paling seram menurut semua siswa/siswi. Mereka sering menyebut ruangan itu dengan 'NERAKA BER-AC'.

Seorang gadis menatap temannya jengah. Azka sedari tadi bolak-balik, membuat Diandra pusing melihatnya.

"Azka! Bisa diem gak" bentak Diandra.

"Ishh, gue gabisa tenang Diandraa" jawab Azka.

"Emang lo pikir gue tenang?!" Kesal Diandra membuat Azka kicep.

"Ahh tuhkan gue kebelet" rengek Azka lalu berlari.

"Ehhh mau kemana?"

"Tandass (toilet)"

Diandra hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Azka. Matanya kini teralih pada pintu yang terbuka. Fajar keluar dari ruang BK, menatap Diandra sekilas, lalu pergi dari sana. Tak lama Putra pun keluar dari ruang BK. Diandra langsung menghampiri Putra dan mengecek kondisinya.

"Lo gapapa?" Tanya Diandra sambil mengecek pipi kanan dan kiri Putra.

"Ck! Gue masuk bk, bukan rumah sakit" jawab Putra.

"Gue khawatiirr" lirih Diandra.

Putra mengehela nafas lalu tersenyum, "Gue gapapa, gue fine-fine aja" jawab Putra sambil mengacak-acak puncuk kepala Diandra.

"Gue anter pulang" ucapan tersebut mengalihkan pandangan Diandra kearah Genta.

"Gue bisa pulang sendiri Ta" tolak Citra sambil menurunkan tangan Genta dari lengannya.

"Keadaan lu lagi kacau gini, gue gabisa ninggalin lo" ucap Genta.

"Gue bisa jaga diri Ta" jawab Citra menolaknya kembali.

"Gak ada penolakan!" Ucap Genta tegas. Citra hanya menghela nafas dan mengangguk pelan.

"Put, Dra, gue duluan" pamit Genta lalu mereka berdua pergi meninggalkan Diandra dan Putra.

"Yauda yuu pulang" ajak Diandra dan diangguki Putra. Baru saja beberapa langkah, suara cempreng itu terpaksa membuat mereka berdua berhenti.

"Apalagi Azkaaaa" gemas Diandra.

"Genta... manaaa....?" Tanya Azka terngah-engah.

"Udah balik" jawab Putra.

"Hah? Pulang? Kapan?"

"Barusan" Setelah mendapat jawaban dari Putra, Azka pun langsung mengambil ranselnya dan berlari, berharap Genta masih berada diparkiran.

"Genta pulang sama Citra" ucapan Diandra membuat raut wajah Azka berubah, langkahnyapun mulai memelan. Dengan nafas yang tak beraturan Azka menghentikan langkahnya, lalu menyeka keringat didahinya. Azka menarik nafas panjang lalu membuangnya, dan berbalik menghadap Diandra dan Putra.

"Diandra! Kenapa gak bilang dari tadi sih? Tau gitukan gue gak usah lari-larian gini, cape tau, engap" setelah mengatakan kalimat itu, wajah Azka berubah menjadi lesu. Diandra tak menjawab, ia hanya terus memperhatikan Azka yang wajahnya semakin lesu.

"Diandra, Putra, Azka duluan. Bye!" Ucap Azka lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya dengan pelan.

Azka menghentikan langkahnya saat ia melihat Genta yang baru saja keluar gerbang bersama Citra.

"Ishh nyebelin, Genta jahat, Genta jahat, Genta hajat!"

🌷🌷🌷🌷🌷

"Ka, bangun, woy, bhogel" ucap Bara berusaha membangunkan Azka yang tertidur dikamarnya.

Be My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang