Gilang memperhatikan Genta yang baru saja keluar dari toilet untuk membersihkan wajahnya yang penuh dengan bedak. Gilang menatap sahabatnya dengan gelas yang berisikan es sirup ditangannya.
"Kenapa?" tanya Genta sambil mengusap wajahnya dengan handuk kecil berwarna putih.
Gilang menaruh gelasnya, dan menatap Genta dengan serius. "Sebenernya lu serius nggak sih sama Azka?" tanya Gilang.
Genta menghentikan kegiatannya, "Seriusla!" jawabnya yakin.
"Kalo lu serius kenapa jawaban lu salah semua?! Nggak ada satupun yang bener!" ucap Gilang sambil menggelengkan kepala. Genta hanya diam tak menjawab.
"Pertanyaan kita semua itu gampang Ta! Masa lo kalah sama Bara!" lanjut Gilang masih dengan wajah seriusnya.
"Ya wajar kali, Bara sahabat Azka. Mereka udah te....."
"Karena Bara sahabatnya? Lo itu pacarnya! Harusnya lo lebih jeli tentang cewek lo!"
Genta menatap Gilang dengan senyum smriknya. "Gue cowoknya! Kenapa lo yang khawatir?" tanya Genta masih dengan senyum miringnya.
"Gue nggak mau pada akhirnya lo menyesal! Lo mikir nggak sih? Bagaimana kalo Azka mikir 'Kok Genta nggak bisa jawab pertanyaan temen-temen gue ya? Kok Bara lebih tahu tentang gue dari pada Genta?' Dia sadar! Kalau lo nggak tau apa-apa tentang dia! Dan pada akhirnya, dia lebih milih Bara, dari pada lo!"
Ucapan Gilang yang cukup menusuk itu mampu membuat Genta terdiam seribu bahasa. Bagaimana bisa ia tidak berfikir sampai sejauh itu? Dan ucapan Gilang mampu membuatnya takut kehilangan Azka. Genta takut apa yang diucapkan Gilang menjadi nyata, ia takut bila akhirnya Azka lebih memilih Bara dari pada dirinya.
"Percuma gue kasih hukuman lo buat nembak Azka kalo lo begini!" ujar Gilang.
Bughhh
Gilang mengerjapkan matanya kaget karena Genta tiba-tiba saja dipukul oleh Bara. Genta yang tak siap ambruk kelantai, sudut bibirnya mengeluarkan cairan merah.
"Lo nembak Azka karena lo kalah permainan, HAH?!!!" tanya Bara tajam sambil mengangkat kerah kaos Genta. Cowok itu duduk diatas perut Genta.
"Lu ngomong apasi?" tanya Genta balik.
"Gak usah pura-pura gak tau! Gue denger semua pembicaraan lo!!" ucap Bara tajam tepat didepan wajah Genta.
Genta yang hanya diam membuat kemarahan Bara meningkat. Lagi-lagi ia mendaratkan pukulan diwajah Genta.
"Bar, udah Bar" lerai Gilang sambil menarik Bara menjauh dari Genta.
Bara menatap tajam Gilang, lalu menarik kerah baju Gilang. "Ini semua rencana lo? HAH?!!" tanya Bara kepada Gilang dengan tatapan begitu tajam.
"Bar, lo salah paham" ucap Gilang. Bara mengeluarkan senyum smriknya, lalu memukul wajah Gilang.
"BARA! STOP!" Teriak Azka saat melihat mereka berkelahi, Azka lari menghampiri Bara, lalu menarik Bara menjauh dari Gilang.
"Bara! Lo kenapasi? Abis main kok malah ngamuk" tanya Azka dengan wajah bingung bercampur khawatir.
"Putusin dia!" ucap Bara tajam sambil menunjuk Genta yang tengah memegang rahangnya.
"Bara, maksud lo apasi??" tanya Azka yang semakin tidak mengerti.
"Sibrengsek ini, nembak lo karna kalah hukuman! Dia gak serius sama lo!" ucap Bara dengan penuh amarah. Ucapan Bara mampu membuat hati Azka teriris, gadis itu menatap Genta, namun cowok itu malah mengalihkan pandangannya dari Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Love
Teen Fiction"AZKA GUE SUKA SAMA LO, LO MAU GA JADI PACAR GUE....." ***** Akibat hukuman yang diberi dari sahabatnya, Gilang. Genta harus menembak seseorang yang ia sukai sejak pertama kali ia menduduki bangku SMA. Genta harus menyatakan perasaannya kepada gad...