5 November 2017
Hari ini tepat pukul lima sore, aku memutuskan untuk pergi sendirian menggunakan motor. Aku pergi kesebuah tempat minum yang enak untuk mengobrol berdua tetapi aku sendirian. Tempat itu cukup jauh, dua puluh kilometer dari tempat tinggalku tetapi semua akan terbayarkan dengan pemandangan pesisir pantai yang sejuk dan pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi.
Entah kenapa perjalanan dua puluh kilometer serasa begitu cepat tanpa ada rasa halangan sedikit pun, seperti dunia melancarkan aku untuk pergi kesana. Tiga puluh menit dari perjalanan, aku sudah terduduk dikursi paling pinggir dengan seorang wanita yang tak kukenal. Duduk bersama seorang wanita tidak ada dalam rencanaku.
Akan kugambarkan sedikit penampilan wanita itu, rambut panjang terurai berterbangan, mata yang teduh seperti cuaca hari ini tetapi sedikit memerah, berbadan tegap sedikit bungkuk seperti pohon kelapa, tangan yang kurus dan selalu bergerak tak mau diam. Ada baiknya jika aku yang memulai pembicaraan.
"Permisi boleh saya duduk disini?" Kata wanita itu
Aku tak menyangka jika dia yang akan memulai pembicaraan.
"Iya, silahkan," Kataku dengan suara pelan
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" dia melihatku lebih dekat
Aku sedikit bingung dengan cara dia menatapku saat ini, "Sepertinya belum".
Dia mengeluarkan sebuah buku, buku tulis yang indah walaupun kecil. Aku terkejut ketika dia mengajakku mengobrol lebih lama dan kemudian kami memainkan sebuah permainan. Kami akan bergantian memberi tahu rahasia terbesar hidup kami, tetapi aku penasaran akan isi buku itu.
"Perjanjiannya adalah untuk tidak memberitahu nama atau lokasi dan hal-hal yang tidak diperlukan, hanya berbagi," katanya mengarah padaku
"Oke baiklah. Dan buku itu untuk?" aku menunjuk buku itu
"Catatan-catatan kecil hidup saya" kata dia sambil memegang erat buku itu
Kupikir cukup masuk akal, seorang wanita yang mungkin sedang dalam masalah secara kebetulan bertemu denganku yang mana aku seseorang yang tidak ia kenal dan memutuskan untuk membicarakan rahasianya karena toh kami baru saja bertemu dan tak tahu harus apa sendirian di pinggir pantai ini.
"Aku ingin sekali membunuh suamiku!" sepertinya dia juga yang akan memulai permainan
Aku kaget bukan karena ucapannya karena ia refleks memegang sebuah pisau ditangannya, erat sekali. Tapi sekarang aku menjadi penasaran.
"Coba tenangkan dirimu dahulu agar kita saling nyaman berbicara," kataku mencoba menenangkan keadaan
"Hidupnya sangat menyedihkan membuatku ingin segera membunuhnya" Dia melepaskan pisau dan menoleh kearah pantai
"Apa kau disakiti?" kataku
Wanita itu terlihat tidak tenang, apa aku harus bertanya namanya atau tempat tinggalnya atau apa aku harus membantunya lebih jauh tentang masalah dengan suaminya. Kulihat jam ditanganku, jarumnya menunjuk kearah enam.
"Omong-omong boleh kutahu namamu?" Kataku
Dia masih tak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Setimpal
Mystery / ThrillerApa jadinya jika kamu bertemu seseorang yang tak kamu kenal dan memutuskan untuk saling bercerita tentang rahasia paling besar dalam hidupmu. Apa jadinya orang yang kau cintai adalah seorang yang akan membunuhmu dikemudian hari. Dalam sebuah ketida...