6. Fransiska

13 1 0
                                    

Siaran Pers dibuka oleh kepolisian yang menyatakan bahwa hasil belum dapat dipastikan, sejauh ini hanya ada sedikit petunjuk untuk ditindak lanjuti. Sementara itu kantor berita lokal melakukan invetigasi dan mendapati informasi yang berguna dari seorang narasumber pada hari pembunuhan, narasumber tersebut ialah Fransiska. Tidak tanpa syarat, Fransiska meminta perlindungan atas dirinya dan menjaga informasi tentang dirinya dan segera dipenuhi oleh kantor berita tersebut. Dalam keadaan-keadaan genting seperti ini aku mulai berpikir untuk mencari rumah Fransiska dan membicarakan lebih lanjut pembicaraan kami.

Situasi ini berbenturan juga dengan proses pemilihan kepala daerah, seharusnya sang petahana mulai mendesak kepolisian untuk bergegas mendapatkan pelaku yang diinginkan dan berharap penyelesaian kasus itu dapat mendobrak elektabilitasnya dikota itu. Bukan tanpa main kasus itu sudah dikait-kaitkan dengan praktik korupsi karena seseorang yang terbunuh itu tengah menjalani proses peradilan sebagai saksi atas kasus yang lebih besar yakni penyelundupan.

Sementara informasi yang kudapat dari Umar saat kemarin kubujuk dia untuk terus terang padaku ialah Tiara ingin dijadikan budak dinegeri seberang, tidak tanpa alasan juga didalam rumah indah itu ternyata terdapat sengkarut masalah keluarga yang luput dari tetangga sekitarnya, desas-desus mulai menyebar saat sudah seperti ini, aku tidak akan mengomentari soal betapa pergunjingan keluar dari mulut mereka. Kulihat jam ditangan menunjukan pukul delapan, aku dapat sebuah interview untuk bekerja sebagai accounting diperusahaan pelabuhan tempat pembunuhan itu terjadi, sebelum kasus ini terjadi aku memang sudah mengirimkan surat lamaran pekerjaanku, "inilah saatnya" gumamku dalam hati.

Semalaman aku mempersiapkan semua kemampuanku untuk tidak terlihat meragukan didepan human resource departement perusahaan plat merah itu, portofolio telahku susun serapih mungkin. Setelah makan aku tidak perlu banyak berberes ruanganku, kamar yang sengeja kubiarkan berantakan lalu aku langsung bergegas pergi dengan motorku. Lima menit perjalanan aku sengeja melewati pinggir pantai sekedar mencari udara segar dan pemandangan, jalan itu membentang sepanjang pantai, sesekali terdapat rumah nelayan. Aku akan menuju ke kantor cabang bukan kepelabuhan itu karena aku akan bekerja dikantor bukan dilapangan. Tidak apa-apa, cukup bagiku untuk mengorek lebih dalam kasus ini. Sampailah aku didepan kantor itu, temboknya dicat warna putih dengan jendela-jendela tak berventilasi karena ruangan sudah ber-AC.

Interview berjalan aku segera berkenalan dengan seorang pegawai yang mengujiku, setelah basa-basi diawal, dia memberikan pertanyaan terakhirnya, kasus yang sangat menguji moralitasku, "Saya mengetahui ada sejumlah pos-pos yang seharusnya dilaporkan sebagai beban bagi perusahaan tapi malah dinyatakan sebagai aset perusahaan, Jadi disini ada trik-trik akuntansi. Saya tahu bahwa laporan yang sudah diperiksa akuntan publik, tidak wajar karena sedikit banyak saya mengerti ilmu akuntansi yang semestinya rugi tapi dibuat laba, jika kamu seorang pemimpin perusahaan apa kamu mau menandatangani laporan keuangan tersebut untuk menyelamatkan perusahaan yang kamu pegang?"

Aku jawab "Tidak pak karena itu melanggar etika profesi akuntan," dia langsung menyalamiku karena hanya itu yang ia butuhkan.

"Oke sudah selesai, tunggu pengumumannya beberapa hari lagi ya," kata bapak

"Terima kasih banyak pak Wawan" kataku dengan sedikit lupa saat menyebut nama.

***

Masih pagi seperti ini koran masih banyak ditawarkan dijalan-jalan aku mengambil satu untukku baca dirumah, aku mengambil koran berita lokal, tak sengeja kulihat dihalaman depan sebuah headline dengan judul "Pembunuhan Saksi Penyelundupan dan Berbagai Kejanggalan". Aku tiba-tiba teringat Fransiska, diakah yang memberikan keterangan kejanggalan itu kepada koran itu? Aku terus memikirkannya.



Rahasia SetimpalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang