Pola sepatu yang kutemui dipelabuhan itu adalah pola sepatu bermerek Converse, jelaslah pelaku ini amatiran dan masih muda. Atau memang benar amatiran tapi bagaimana jika dibelakang mereka terdapat dalang yang mengerikan, kebal hukum, mampu membayar cukong-cukong bea cukai.
Juga sketsa wajah pelaku laki-laki yang kulihat dan kugambar sendiri tetapi yang wanita tak dapat kugambar karena memakai masker, tapi satu hal yang kusadari susah sekali mencari dengan pola sepatu itu karena berjuta orang memakai sepatu Converse, belum juga tiruannya yang lebih banyak lagi. Jadi aku sekuat tenaga mengingat wajah lelaki itu dan melukiskannya, itulah satu-satunya landasan utama mencari pelakunya.
Keterangan terbaru dari kepolisian adalah pelaku penculikan berasal dari daerah setempat, sementara pembunuhan memang ada kaitannya dengan penyelundupan yang berkelompok dengan pihak luar negeri, pembunuhan saksi utama dapat membuat suatu kasus bisa saja tak terungkap, seperti pembunuhan aktivis Munir, Marsinah dan lainnya. Kukira kasus ini bisa jadi besar dan menjadi berita nasional hanya perlu trigger yang lebih besar.
Dua puluh menit kami menggeledah rumah Tiara tidak ada barang bukti atau petunjuk, apakah polisi sudah lebih dahulu mengambilnya atau anggota keluarganya memang sengeja menutupi ini. Hanya saja aku dapat diary ini, segera aku memasukkannya didalam kantong jaketku sebelum Umar dan Fransiska datang. kemudia aku keluar dari kamar Tiara, pergi menuju ruang tamu lalu duduk segera diikuti Umar dan Fransiska yang telah menyerah.
"Kukira kita harus segera keluar, sebelum pemilik rumah ini datang," Kataku
"Iya benar," Kata Fransiska
"Bisakah istirahat sebentar saja gua capek Rik," Kata Umar protes
"Tidak bisa Mar bangun cepat,"
Baru saja kami bangun suara pintu memegang gagang segera membuat kami kaget. Pintu pun terbuka seorang perempuan berumur tiga puluh tahunan kaget ingin berteriak, yang membuat Fransiska menahan mulutnya.
"no, no, nooo kami bukan seorang penjahat," Kata Fransiska yang tiba-tiba terdengar seperti suara seorang bule
Sebenarnya aku bisa melihat daya tarik seorang bule ditubuh Fransiska, warna kulit dan posturnya. Aku bisa saja menghubung-hubungkan pembunuhan itu dengannya tapi tidak dengan penculikan ini, itu tidak ada hubungan dengannya, aku tahu saat pertama menceritakan penculikan Tiara padanya, yang sepertinya memang dia baru pertama mendengarnya.
"Siapa kalian semua, bukankah saya sudah berjanji untuk tidak memberitahu kalian kepada polisi?" Kata perempuan itu
"Kami bukan penjahat bu, sekali lagi kami bukan penjahat, kami hanya temannya Tiara," Kata Umar
Kemudian kami menenangkan perempuan itu dan dia angkat bicara
"Rumah kami telah dikirimi berbagai teror," Katanya
"Siapa yang menerormu, dan kenapa mereka menerormu,"
"Mereka adalah penculik, sebenarnya tidak bisa dikatakan penculik, tapi pelaku perdagangan manusia maaf sekali aku tidak dapat memberitahu kalian tentang ini, lebih baik kalian pulang saja, kau gurunya atau kau, dan anak ini apa kau teman sekelasnya?" Kata perempuan itu
"Iya saya teman sekelasnya," Kata Umar
"Lebih baik kamu pulang, ibumu menunggumu dirumah, lagi pula aku telah menceritakan petunjuk pelaku penculikan itu pada pihak kepolisian," Katanya
"Kau sendiri siapanya Tiara," Kata Umar
"Aku bibinya,"
"Tolong ceritakan pada kami bu siapa penculik itu?" Umar memohon
"Maaf tidak bisa anak kecil,"
![](https://img.wattpad.com/cover/227810893-288-k134707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Setimpal
Mystery / ThrillerApa jadinya jika kamu bertemu seseorang yang tak kamu kenal dan memutuskan untuk saling bercerita tentang rahasia paling besar dalam hidupmu. Apa jadinya orang yang kau cintai adalah seorang yang akan membunuhmu dikemudian hari. Dalam sebuah ketida...