2. Rahasia Pertama

23 3 0
                                    

(Dari Bag.1)

"Apakau disakiti?" kataku

Wanita itu terlihat tidak tenang, apa aku harus bertanya namanya atau tempat tinggalnya atau apa aku harus membantunya lebih jauh masalah dengan suaminya. Kulihat jam ditanganku jarumnya menunjuk kearah enam.

"Omong-omong boleh kutahu namamu?" Kataku

Dia masih tak menjawab.

***

"Sudah kuberitahu bahwa kita tak boleh tahu lebih jauh permasalahan kita masing-masing," Dia menatapku kemudian mengambil minuman yang telah disiapkan sebelumnya.

"Lalu apa yang membuat dia takut, apa yang terjadi pada suamimu,"

"Pembunuh bayaran, teror, padahal ia hanya bekerja sebagai operator alat berat di dermaga, dan setiap pagi atau siang tak ada hal aneh, pagi dia berangkat bekerja seperti biasa kembali pukul empat tetapi ketika malam ia mulai melakukan hal yang tak biasa menutup semua jendela rumah pintu dan semua lampu rumah dimatikan".

"Okelah, sekarang giliranku," aku memulainya dengan meminum sebotol whiskey

"Ya, sekarang giliran kamu"

"Kau tahu aku sering sekali pergi kesini, sampai malam aku biasa mengobrol dengan temanku, dan sampai pada suatu malam temanku telah pulang, aku menyempatkan menyendiri dan berjalan-jalan kearah pelabuhan, aku tidak yakin tetapi aku dengar jelas sekali suara jeritan dari arah kontainer-kontainer itu yang sangat sayang ketika aku cari jalan masuk semuanya terkunci, dan yang menjadi rahasiaku adalah aku melihat penculikan itu"

"Penculikan seperti apa?"

"Seorang anak perempuan, oleh dua orang aku tidak tahu sepertinya lelaki dan wanita, saat itu aku mengintip dari atas pagar besi, kemudian aku terjatuh dari ketinggian dua setengah meter karena salah satu dari mereka melihatku dan mengejarku, kemudian aku lari dan tidak tahu kejadian selanjutnya, sampai sekarang aku menunggu berita penculikan itu tetapi tidak pernah muncul,"

"Apa yang kau maksud pelabuhan disebelah sana, itu tempat suamiku bekerja,"

"Iya, itulah sebabnya ketika kau bercerita aku sangat penasaran bahkan saat kau memegang pisau, apa yang suamimu katakan saat malam tiba,"

"Aku menulisnya dibuku catatan ini, tapi aku tidak akan memberitahu isinya padamu sesuai perjanjian kita," Dia berbicara sambil menunjukan bukunya

"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini,"

"Aku akan membunuh suamiku!"

Pembicaraan kami berlanjut sebentar dan kemudian kami segera berpisah, keesokan harinya sebuah berita pembunuhan seorang operator alat berat tidak jauh dari dermaga dan dalam liputan itu wajah istrinya menangis tersedu padahal kemarin ia ingin membunuhnya, ya kuoikir itu pasti istrinya.

Dan menariknya kejadian itu hanya berjarak beberapa meter dari kontainer tempat penculikan anak perempuan yang kulihat.

Rahasia SetimpalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang