Part 31

440 40 0
                                    

Tzuyu habis selesai membersihkan diri untuk pergi tidur, ia mengambil ponselnya dan membuka pesan yang ia terima.

Hendery
Ada yg mau gua omongin.

Tzuyu
Apa tuh

Hendery
Besok  kita ketemuan di caffe biasa

Tzuyu
Okee

Minggu siang...

Tzuyu sudah menunggu Hendery di caffe biasa, ia duduk sambil memainkan ponselnya lalu Hendery datang.

"Ada apa yang?"

"Sebelumnya gua minta maaf.." ucapan Hendery membuat Tzuyu bingung.

"Minta maaf apa, gua bingung lu ngomong apa."

"Kayaknya hubungan kita sampe disini aja." Tzuyu tentu saja kaget kenapa Hendery tiba-tiba minta putus.

"Alasen nya apa? Lu udah bosen? Kenapa tiba-tiba gini sih." tanya Tzuyu sedikit kesal.

"Gua gapernah bosen sama lu yu."

"Trus kenaa?"

"Dulu alm nenek berpesan sama Ayah, kalo nenek mau jodohin cucu nya sama anak temen Ayah. Dulu keluarga temen Ayah berhutang nyawa dan sebagai gantinya perjodohan ini."

"Gua gabisa berbuat apa-apa yu sama masalah ini. Gua harus amanah pesan dari nenek."

Kalo Tzuyu di posisi Hendery mungkin ia melakukan hal yang sama. Tzuyu teringat sama alm neneknya dan ia sangat sayang dan rindu kepada alm neneknya.

"Oke gua ngerti, artinya kita emang ga jodoh."

"Maafin gua, jujur gua masih sayang banget sama lu."

"Udah Hendery, sekarang kita akhirin aja." sebisa mungkin Tzuyu mengeluarkan kata-kata itu.

"Sekali lagi maafin gua." ucap Hendery berdiri dari duduknya dan memeluk Tzuyu untuk terakhir kali. Tzuyu mencoba untuk tidak menangis Hendery memeluknya.

Tzuyu tidak menyangka hubungan percintaannya berakhir seperti ini. Ia mencoba untuk mengikhlaskan semuanya.


----

Yuqi disuruh Kun membeli obat untuk Renjun yang sedang sakit. Beberapa jam sebelumnya Lucas mengajak Yuqi untuk pergi, tapi ia bilang tidak bisa karna Renjun sakit. Yuqi segera pergi, di tengah perjalanan ia bertemu seseorang yang tidak ingin ia temui lagi.

"Halo qi, udah lama ya kita ga ketemu." suara itu adalah milik Yanan. Yuqi bener-bener tidak mau bertemu dengan pria ini.

"Mau kemana?"

"Pergi."

"Ngobrol bentar yu qi."

"Gabisa."

"Bentar doang, ayoo." Yanan memegang tangan Yuqi dan memaksanya.

"Lepasin! Gua gamau." Yuqi memberontak. Yanan membekap Yuqi hingga pingsan.

---

Yuqi tersadar dari pingsannya, ia melihat sekelilingnya. Ia berada di sebuah rumah lalu ia melihat keluar langit masih terang dan melihat jam menunjukkan pukul 5 sore. Ia harus pulang, orang rumah pasti menunggunya.

"Udah sadar?" tanya nya tiba-tiba datang.

"Mau lu apa ha? Kenapa lu sampe berbuat gini sama gua."

"Dari dulu gua nyesel putus sama lu qi, gua pingin kita kayak dulu."

"Itu ga mungkin, karna bagi gua sekarang lu itu orang asing." Yuqi segera pergi tapi ditahan oleh Yanan.

"Lu ga ngerti perasaan gua gimana." Yanan mencium paksa Yuqi, tentu saja Yuqi berusaha memberontaknya.

"Leepppaashhh."
Yuqi mendorong bahu Yanan dan..

Plakkk

Yuqi menampar pipi kanan Yanan.
"Brengsek." ucap Yuqi pergi. Yanan tersenyum melihatnya.

Yuqi benar-benar menangis Yanan memperlakukannya seperti ini. Ia menghubungi Lucas tapi tidak di angkat. Yuqi berjongkok dan menangis.

"Yuqi? Ngapain disini?" Yuqi mendongak melihat siapa suara itu.

"Lu nangis? Gapapa kan qi?" suara itu milik Changbin. Yuqi segera menghapus air matanya.

"Gua gapapa kok, gua pulang duluan ya bin."

"Ayo gua anter."

Yuqi benar-benar tidak tahu harus gimana sekarang. Lucas dihubungi tidak bisa, pasti ia merasa kesal.

Changbin mengantar Yuqi sampe rumah.
"Makasih bin udah anterin gua."

"Sama-sama qi, jangan nangis di pinggir jalan lagi. Gua pulang yaa."

Yuqi masuk dan langsung di sapa oleh Kun.
"Kemana aja neng? Muka kamu kenapa sedih gitu." ia melihat wajah adiknya yang habis menangis.

"Gapapa kok bang. Maaf ya bang aku ga beli obatnya."

"Gapapa neng. Udah kamu istirahat aja."

Yuqi segera berjalan untuk ke kamarnya. Kun adalah tipe orang, kalo adik-adik nya terlihat tidak baik-baik saja ia menyuruhnya untuk beristirahat dahulu lalu setelah itu bertanya apa yang terjadi.

To be Continued

(I) CHOOSE YOU [ Lucas x Yuqi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang