"Hello"
"Hello"
"Hello"
"HELLAW FROM DE OTER SAID!!!"
"Nyanyi yang bener, beb!" peringat Jonah pada Daniel. Sementara Daniel menjawab, "Biarin aja, yank."
"AIIII LAI HIR EUWEYK!
TINGKING EB-""NYANYI LAGU LOKAL AJA DAH, NIEL!" teriak Jonah balik. Sementara Daniel hanya cengengesan gaje.
"Lagi latihan aku tuh, kan nanti aghu mau nyanyi dihajatan" jelas Daniel sambil memanyunkan bibirnya.
"Hajatan siapa woy? Dijah Yellow?" tanya Corbyn. Daniel tambah memajukan bibirnya membuat Jack gemas.....
Pengen nampol.
"Heh, lo ngape sih manyun-manyun kek pantat ayam gitu? Mau dicium lo?" perkataan Corbyn itu sukses membuat Daniel mengangguk.
"Yaudah sini bang, dedek cium!" seru Zach yang sudah bersiap akan mengecup bibir Daniel. Namun yang ia dapatkan malah tonjokan pelan darinya.
"Jijik, sat!" maki Daniel dan itu membuat ia mendapat jitakan super dari Zach.
"Ih, gue tuh kan mau nyanyi di nikahan gue, ih. Ga peka amat lu pada!!" seru Daniel.
Corbyn tertawa lalu berkata, "Lah? Mau kawin lu? Si Shela aja belom lulus, mo kawin gimana? Yang ada lo malah ditampol sama emaknya Shela!"
"Tau ah, ngeselin lu!"
"WOY! GUA BESOK ULTAH! SIAPIN SURPRES YE!" teriak Jonah. Lalu seluruh teman-temannya menjawab, "OGAH!!"
"IYA SERAH!!" seru Jonah membuat Tatum dan Kay tertawa.
Teneneng teneneng!!
Jonah akhirnya mengangkat teleponnya dengan sedikit menjauh dari sahabat-sahabatnya itu.
"Guys, gue keluar dulu ya, bentaran," seru Tatum. Yang lainnya mengangguk.
Fyi, Tatum dan Jonah menginap di tempat tinggalnya saat dahulu. Jadi, otomatis mereka bersebelas akan banyak memiliki waktu bersama.
Eh, ber-duabelas deh, kan ada lavender, wkwk.
"Lah? Tatum mana?" tanya Jonah saat kembali pada ruangannya tadi.
Shela menjawab, "Tadi sih keluar, kayak mau ketemuan sama siapa gitu, rapih banget lagi dandanannya."
Jonah hanya ber-oh ria, namun ekspresinya berubah tepat setelah Daniel berucap, "Sama cowo kek nya mah."
Jonah segera mengambil dompet dan kunci mobilnya lalu bergegas mencari Tatum.
Pertama, ia mencari disekitar taman, tapi tak ada hal yang ia cari disana. Lalu ia bergegas ke supermarket untuk merampok.
YA GA LAH.
Untuk mencarinya juga, karena Tatum biasanya sering ke supermarket untuk sekedar membeli camilan atau minuman bersoda. Tapi nihil, ia tak ada disana.
Akhirnya Jonah mencari kerumahnya sendiri, lebih tepatnya rumah ia dan Tatum.
"Assalamu'alaikum, Tate!" seru Jonah. Harapannya, Tatum akan membukanya dengan senyuman manis. Namun yang ia temukan malah seorang lelaki berkumis dan potongan rambut khas era 80an.
"Maaf, siapa ya? Ini rumah saya dan istri saya, Tatum.," tanya Jonah tanpa ragu. Lelaki tadi terkekeh, lalu berkata, "Oh gitu, saya pacarnya Tatum."
Jonah membulatkan matanya, namun ia segera menarik kerah baju pria tadi.
"Lo-"
Teneneng teneneng.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY DESTINY | WDW
FanfictionBaca aja lah. Bingung bikin deskripsinya gimana. Hiyahiya:v WARNING : -Bahasanya setengah baku setengah engga. -Ada bahasa kasarnya juga -Typo epriwerr -Ini real pemikiran author ya, bukan real life. Start : 21 Maret 2020