🔱 10

2.5K 217 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen biar cepet up

Lissa sedang berbaring diatas kasurnya. luka dipunggungnya sekarang tengah diobati oleh rose. Rose menangis tak henti hentinya saat melihat tubuh lissa yang mendapatkan banyak luka. Lissa dari tadi hanya termenung karna memikirkan tentang eunha.

'' putri apakah yang ini masih sakit hiks...hiks'' ucap rose sambil memberikan salep diluka lissa. Lissa hanya meringis tanpa menjawab pertanyaan rose. Sudah cukup untuk membuat rose kawatir pikir lissa.

'' saya tau tuan putri tidak bersalah, jadi didoa saya, saya mengharapkan yang mulia raja segera pulang untuk membebaskan tuan putri'' ucap rose sambil sibuk mengoleskan salep dipunggung lissa.

'' mengapa kau mengharapkan jeka datang'' tanya lissa sambil mengernyit tak paham.

'' yang mulia raja begitu mencintai tuan putri jadi beliau tak akan membiarkan tuan putri terluka'' lissa hanya memutar bola mata malas saat mendengarkan ucapan rose ini.

'' memangnya dari mana kau tau jika raja sadis itu mencintaiku'' tanya lissa.

'' yang mulia raja selalu datang kesini setiap malam jadi saya menyimpulkan kalau yang mulia raja begitu mencintai anda'' ucap rose sekarang dia sudah tidak menangis seperti tadi lagi.

Jeka memang setiap malam mendatangi kamar lissa. Jeka mungkin ketagihan memeluk lissa. Tapi yang lissa bingungkan kenapa harus dia tidak istrinya yang lain.

'' rose apakah kau pernah berfikir kalau bukan eunha pelakunya'' ucap lissa mengalihkan pembicaraan.

'' tidak saya tidak pernah berfikir begitu karna selir eunha itu jahat'' ucap rose sambil membenarkan kancing belakang baju lissa.

'' tapi aku merasa ada yang janggal rose'' ucap lissa seraya duduk menghadap rose.

'' tuan putri jangan berfikir yang macam macam yang terpenting sekarang putri sudah dibebaskan dari tuduhan palsu''

'' tapi rose..'' belum sempat lissa melanjutkan perkataannya jeka dan jimin terlebih dahulu masuk kekamar lissa.

'' kau keluarlah'' ucap jeka pada rose yang keluar dengan diikuti jimin yang  dari belakang.

'' apakah kau baik baik saja'' tanya jeka sambil mengusap pipi lissa yang langsung ditepis oleh lissa.

'' bagaimana bisa baik baik saja jika para prajuritmu memukulku dengan keras'' ucap lissa dengan ketus. Jeka mengeraskan rahangnya saat mendengar ucapan lissa ini.

'' aku akan menghukum penggal mereka'' ucap jeka.

'' tidak perlu, kasihan keluarga dan kekasih mereka'' ucap lissa dengan menundukkan kepalanya.

'' ada apa kenapa kau terlihat sedih lagi'' tanya jeka sambil mengusap pipi lissa kali ini tidak ada penolakan dari lissa yang membuat jeka tersenyum kecil.

'' aku tak mau nasib kekasih prajurit itu seperti ku yang harus berpisah dengan orang yang dia cintai'' ucap lissa. Jeka menggeram kesal dengan ucapan lissa karna dia tahu kalau lissa bicara tentang sehun.

'' bolehkah aku melihat luka punggungmu kata tabib luka yang parah ada dipunggungmu'' tanya jeka yang dibalas gelengan oleh lissa.

'' tidak perlu tadi rose sudah mengoleskan salep'' ucap lissa sambil membaringkan tubuhnya mencari posisi ternyaman karna tubuhnya sedang sakit semua kali ini.

'' apa kau tidak lapar'' tanya jeka

'' tidak, tapi ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu'' ucap lissa sambil duduk menghadap heka dengan tatapan yag serius.

The King Emerald Kingdom {LIZKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang