4. blue eyes

9 2 2
                                    

    Langit senja menaungi kerajaan Adelaide, semburat jingga tampak indah terlihat menghiasi angkasa.

Putri Reyna berhenti melangkah saat tiba di tengah hutan, jejak kaki yang ia ikuti tiba tiba hilang tak berbekas.

Putri Reyna menatap sekitar, sunyi sepi tak ada tanda tanda hadirnya seseorang.

Putri Reyna menghela napas panjang. "Aku kehilangan jejaknya," gumam Putri Reyna.

Namun, kemilau cahaya kembali tertangkap netra Putri Reyna, cahaya itu berasal dari balik semak semak di sampingnya.

Putri Reyna perlahan menyibak semak semak dan cahaya itu semakin terlihat berkilau terang.

Tampaklah sebuah permata bulat bercahaya biru terang.

Permata itu tiba tiba bergerak mendekati Putri Reyna.

Putri Reyna membuka telapak tangannya, permata itu mendekat dan jatuh di atas telapak tangannya.

Putri Reyna sedikit terkejut. "kau menyukaiku rupanya," gumamnya.

Putri Reyna mengelus permukaan permata itu lembut. "Kau sungguh indah," ucap Putri Reyna.

Tiba tiba permata itu meredup, lalu bergerak mendekati lengan baju Putri Reyna, bersembunyi di baliknya, dan...

"Putri!!!" Panggil teman teman Putri Reyna.

Mereka terlihat risau.

"Putri kita harus kembali sekarang," ucap Elsa.

"Putri ingat kan sekarang akhir bulan," ucap Amira mengingatkan.

"Pangeran sebentar lagi akan menjemput putri, beliau pasti akan marah melihat kita bermain ke dalam hutan," ucap Misha, mereka bertiga mengangguk menyetujui.

"Baiklah, ayo!" ucap Putri Reyna.

Mereka pun berlari menuju mansion Misha.

Tepat sekali! Saat langkah mereka tiba di belakang mansion Misha, Pangeran Rasya datang.

Amira, Misha dan Elsa menunduk memberikan salam kepada Pangeran mahkota, yang dibalas dengan anggukan oleh Pangeran Rasya.

"Kalian terlihat terengah engah," ucap Pangeran Rasya.

"Ah... Kami sedang bermain kejar kejaran," alibi Putri Reyna.

"Reyna hari ini kau harus menjalankan tugasmu!" titah Pangeran Rasya.

Putri Reyna mengangguk. "Baiklah!" jawab Putri Reyna.

"Sebelum itu ada yang ingin aku katakan, aku menemukan sapu tangan ini di taman belakang istana, ini milik siapa?" Pangeran Rasya menunjukkan sapu tangan berwarna merah yang dihiasi rajutan bentuk daun yang ada di tiap tepinya. Pangeran Rasya sengaja bertanya kepada teman teman Putri Reyna, sebab mereka biasa berkumpul di taman belakang istana.

"Itu milikku kak, pantas saja aku mencarinya ke mana mana tidak ada," ucap Putri Reyna.

Pangeran Rasya mengerutkan keningnya.

"Ada apa?" tanya Putri Reyna, Ia merasakan ada yang aneh dengan respon kakaknya itu.

"Sapu tangan itu buatan siapa?" tanya Pangeran Rasya, raut wajahnya terlihat serius.

"Sapu tangan itu adalah hadiah dari Misha untukku," jawab Putri Reyna sambil tersenyum ke arah Misha.

Misha menundukkan pandangannya. "Benar pangeran, sapu tangan itu buatan saya untuk Putri," jawab Misha apa adanya.

Mendengar jawaban dari Misha, Pangeran Rasya merasakan sesuatu yang berbeda, seperti rasa lega akan sesuatu hal.

"Baiklah, maukah kau ikut ke istana?" tanya Pangeran Rasya, ia tersenyum lembut.

Adelaide's kingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang